NovelToon NovelToon
Bukan Pelakor Biasa

Bukan Pelakor Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Romansa / Pihak Ketiga
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nadya Ayu

“Menikahlah denganku, lahirkan keturunanku, dan aku akan membantumu.”

Penawaran dari Sagara dengan imbalan yang cukup fantastis membuat Lisa seakan mendapatkan angin segar di tengah tuntutan hutang yang menggunung. Namun, gadis itu tak memiliki cukup keberanian untuk mengambil tawaran itu karena Lisa tahu bahwa Sagara telah memiliki istri dan Lisa tidak ingin melukai perasaan istri Sagara.

Hingga akhirnya Lisa kembali dihadapkan pada kabar yang mengguncang pertahanannya.

Ia harus memilih antara menjadi istri kedua dan melahirkan keturunan Sagara dengan imbalan yang besar, atau mempertahankan harga diri dan masa depannya, tetapi ia harus kehilangan orang yang ia sayangi.

Lalu, bagaimana dengan keputusan Lisa? Dan apa sebenarnya yang buat Sagara akhirnya berpaling dari istrinya?

Yuk, ikuti terus kisah selengkapnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 3

Tiga puluh menit sebelumnya…

Sagara memutuskan untuk keluar dari restoran, tetapi netranya justru terpaku pada sosok Lisa yang tengah berjongkok di luar restoran sambil menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya. Bahunya terlihat bergetar dengan suara isakan kecil mendampinginya. Ia yang ingin kembali ke kantor pun urung dan memilih menunggu Lisa tenang meski ia tidak menemuinya.

Tak berselang lama kemudian pria itu melihat Lisa yang sudah berdiri dan menatap ponselnya dengan raut kebingungan. Sagara segera mengikuti Lisa dan mencuri dengar apa yang Lisa bicarakan dengan orang di dalam ponselnya itu.

“Ibunya kecelakaan?” bisik Sagara yang berdiri tak jauh dari Lisa.

“Sepertinya begitu, Tuan,” jawab Bara yang mendengar ucapan Sagara.

Satu ide terbesit di kepalanya, pria itu menoleh ke arah sekitar kemudian menoleh ke arah Bara.

“Kamu tadi kesini dengan motorku, ‘kan Bar?”

Sagara teringat tadi sebelum berangkat menemui Lisa, ia meminta Bara—asisten pribadinya—membawakan motornya dari apartemen ke rumah utama.

Bara mengangguk. “benar, Tuan, sekarang ada di parkiran.”

“Bawa kesini, aku akan membantu Lisa untuk cepat ke rumah sakit,”

“bukankah anda baru saja ditolak, Tuan, kenapa anda masih baik dengan wanita itu?”

“Ditolak bukan berarti saya harus membenci dia, bukan?” geram Sagara.

Bara tampak gelagapan. “Ba-baik, saya akan segera mengambilnya, Tuan.”

Sementara Bara pergi ke parkiran, Sagara memutuskan untuk menyeberangi jalan dan menghampiri seorang ojek online yang tengah beristirahat. Dengan imbalan uang lima juta dan menyerahkan kartu namanya, Sagara meminta jaket beserta helmnya untuk disewa.

Meski kecewa dengan penolakan Lisa, tetapi Sagara tetap tidak bisa mengabaikan Lisa yang tengah kesulitan. Ia pernah melihat gadis itu sering membantu orang lain dan kini saatnya Lisa mendapatkan pertolongan.

Sedikit konyol memang, di saat rumah tangganya tidak baik-baik saja, pria itu justru memerhatikan wanita lain alih-alih sang istri. Namun, Sagara tidak peduli, bukan dia yang memulai retaknya hubungan dengan sang istri.

Sagara duduk tenang di atas motornya, memerhatikan Lisa dari kejauhan yang terus berlari sambil menoleh ke kanan kiri hingga kemudian Lisa melihat dirinya dan menghampiri.

***

Lisa bersama kedua adiknya duduk di bangku panjang di luar ruang operasi, matanya terus-menerus memandang ke arah pintu yang tertutup. Ia menunggu ibunya yang sedang menjalani operasi.

“Ibu bakalan baik-baik saja, kan, kak?” tanya Leo, adik bungsu Lisa yang berusia sepuluh tahun.

“Ibu akan baik-baik saja. Kamu jangan putus doa, ya, buat keselamatan dan kesembuhan ibu,” jawab Lisa sembari mengusap kedua tangan adiknya yang digenggam.

Gadis itu menoleh ke arah Liam yang terus menatap ke arah pintu ruang operasi. Hatinya ikut teriris karena membebani kedua adiknya dengan hidup yang kesusahan. Lihatlah, Liam yang tidak pernah menuntut, dan Leo yang patuh harus diuji sedemikian rupa di usianya yang masih belia.

Masa di mana mereka seharusnya menghabiskan waktu dengan bermain, tetapi mereka memilih membantu Lisa mencari uang. Ya, Liam yang masih duduk di bangku SMA itu pun turut bekerja mencari uang tambahan agar hutang-hutang sang ayah bisa segera dilunasi.

Menit demi menit berlalu, gadis itu terus menunggu dengan sabar. Ia mendengar suara-suara dari dalam ruang operasi, namun ia tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi. Lisa harap semua berjalan dengan lancar dan sang ibu bisa segera sembuh.

Tiba-tiba, pintu ruang operasi terbuka, Lisa dan kedua adiknya segera beranjak dari duduknya dan menghampiri dokter Roni yang baru saja keluar dari sana.

“Syukurlah, operasinya berjalan dengan lancar, untuk saat ini pasien masih belum bisa ditemui karena harus segera dibawa ke ruangan pemulihan, setelah nanti kondisinya membaik dan pasien dipindahkan ke ruang rawat, keluarga bisa menemuinya,” jelas dokter Roni.

“Alhamdulillah, terima kasih banyak, Dokter. Kalau bukan karena anda, ibu saya pasti belum bisa dioperasi, sekali lagi terima kasih banyak, Dok.” Lisa berulang kali membungkukkan badannya, ia begitu bersyukur karena masih ada orang baik yang mau membantu dirinya.

Kini saatnya Lisa memikirkan biaya rumah sakit sang ibu. Entah harus dengan apa gadis itu membayarnya, uang yang ia tabung pun tidak ada setengahnya dan itu pun harusnya ia bayarkan ke rentenir besok, memikirkannya saja membuat Lisa kembali linglung. Bebannya begitu berat, tetapi ia harus terus kuat demi ibu dan kedua adiknya.

Apa yang harus hamba lakukan Ya Allah, batin Lisa.

***

Sagara baru saja menyelesaikan rapatnya bersama semua kepala divisi dan sekarang pria itu kembali berkutat dengan laptop untuk mengerjakan pekerjaannya yang tertunda. Hari yang cukup melelahkan bagi Sagara, tetapi itu lebih baik daripada ia harus terus menerus bertemu dengan sang istri, wanita yang dinikahinya tiga tahun yang lalu.

Jari jemari yang tengah menekan tombol pada laptop pun terhenti, ia hempaskan punggungnya pada sandaran kursi dan mengusap wajahnya kasar.

Tok!

Tok!

Ceklek!

“Tuan, apa anda sibuk?”

Sagara melirik malas ke arah Bara yang menyembulkan kepalanya di sela pintu yang sedikit terbuka. Rasanya ia ingin memukul kepala Bara yang bertanya seperti itu. Bukankah pria itu juga tahu, seberapa sibuknya dirinya, tetapi kenapa harus bertanya lagi, seolah tidak ada pertanyaan lain yang bisa diucapkan.

“Menurutmu?”

Bara tersenyum canggung, setelah itu mulai melebarkan pintu dan membawa tubuhnya masuk menemui Sagara.

“Menurut saya, anda sekarang sedang sibuk, Tuan,”

“Kamu sendiri tahu, kenapa harus bertanya lagi. Ada apa sekarang? Bukannya undangan dari Tuan Antonio masih nanti malam, apa ada jadwal yang terlewat?”

Bara selalu menerangkan semua jadwal kesibukan Sagara mulai dari pagi hingga malam, tidak mungkin pria itu ceroboh dan melewatkan agendanya. Pasti ada sesuatu hal yang ingin pria itu sampaikan.

“Tidak ada Tuan, saya kesini ingin melaporkan mengenai nona Lisa,”

Sebelah alis Sagara terangkat. “Ah, masalah ibunya? Bagaimana, apa yang terjadi sebenarnya?”

“Menurut informan, ibu nona Lisa mengalami kecelakaan di dekat pasar, Tuan. Beliau menjadi korban tabrak lari dan saat ini tengah menjalani operasi. Bukan hanya keadaan sang ibu yang memprihatinkan, nona Lisa juga harus segera membayar tagihan rumah sakitnya,”

“Memangnya dia tidak memiliki kartu jaminan kesehatan?”

Bara menggeleng. “Nona Lisa baru tadi pagi mendaftarkan ibunya, Tuan. Mengingat kesibukan Nona Lisa dalam bekerja setiap hari sepertinya dia melupakan hal itu.”

Mendung yang beberapa saat lalu menggelayut di sekitar Sagara mendadak sirna. Kini, yang ada hanyalah senyum tipis dengan tatapan menerawang, membuat Bara keheranan.

“Anda baik-baik saja, Tuan?”

“Ya, tentu saja, semua baik. Kita tunggu sebentar lagi, Lisa akan segera datang menemuiku dan bersedia menjadi istriku.”

Bolehkah Sagara bersorak atas hal itu?

“Anda benar-benar sudah yakin dengan keputusan anda, Tuan? Bagaimana dengan nyonya Dewi, apakah beliau akan setuju dengan keinginan anda menikahi nona Lisa?”

***

Jangan lupa Like, vote, dan komen yang banyak ya temen-temen😘😘

1
Wensy Gusno
Lanjut thor
Hardware Solution
Ayo ...cepet lamarin Thor /Heart/
Supryatin 123
Saya thorr.lnjut Thor 💪💪💪
ardiana dili
aku thor
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Nad-IG : na_nadyaayu: tungguin jam 18.00 wib ya kak/Kiss/
total 1 replies
Lutfi Emaknya Naura
keren
ardiana dili
lanjut
Nad-IG : na_nadyaayu: siap, kak/Kiss/
total 1 replies
Wensy Gusno
Lanjut thor
Nad-IG : na_nadyaayu: kak, tunggu jam 18.00 wib ya☺☺
total 1 replies
Lita
up
Nad-IG : na_nadyaayu: hai kak, bab baru akan Nad up pukul 18.00 wib ya. sampai jumpa lagi/Kiss/
total 1 replies
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪
Nad-IG : na_nadyaayu: siap kak, seperti biasanya ya/Kiss/
total 1 replies
Wensy Gusno
Menarik thor
Nad-IG : na_nadyaayu: terima kasih sudah membaca tulisan Nad, kak/Kiss/
total 1 replies
Jengendah Aja Dech
❤️
Lita
menarik cerita nya... lanjut baca
Nad-IG : na_nadyaayu: lanjut sampai nanti tamat ya kak/Kiss//Kiss/
total 1 replies
ardiana dili
semangat thor
Nad-IG : na_nadyaayu: makasih semangatnya kak, tau aja kalau Nad lagi galau. wkwk/Frown//Facepalm/
total 1 replies
ardiana dili
lanjut
Supryatin 123
team Lisa donkkl.lnjut Thor 💪💪
ardiana dili
lisa thor
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪.makin seru
Nad-IG : na_nadyaayu: siap, kak. selalu dukung Nad ya/Whimper/
total 1 replies
ardiana dili
lanjut
Nad-IG : na_nadyaayu: siap kak/Drool/
total 1 replies
Dhina Dindin
mantab buktinya ..biar mama saga percaya
Nad-IG : na_nadyaayu: harus percaya dong. kalau udh ada bukti fisik masa masih denial, ya nggak?? /Grin/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!