Sejak awal pernikahan,kehadiran Deandra tak pernah di anggap oleh suaminya, bagi athar dia hanyalah istri di atas kertas, terlebih statusnya hanya sebagai "pengganti" kakaknya yang seharusnya menikah dengan athar namun menghilang di hari pernikahan dan Dea lah yang akhirnya menjadi istrinya athar.
Berbagai usaha telah Deandra lakukan untuk meluluhkan hati sang suami, namun tak pernah terlihat sama sekali di mata athar.
Hingga akhirnya kesabaran Deandra mulai terkikis dan dia memilih untuk menyerah lalu mulai merubah sikapnya sama seperti sikap athar padanya, hal itu membuat athar merasa kehilangan, seperti ada sesuatu yang kurang yang selalu mengisi kesehariannya.
Perlahan sikap athar mulai berubah untuk meluluhkan sikap deandra kembali, di tambah persaingan cinta yang tanpa diduga muncul, membuat keduanya mulai menyadari perasaan masing-masing, lalu bagaimana kah akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07
Sebelum athar melihatnya benar-benar menangis dea dengan cepat menghapus air matanya, lalu di pandangnya wajah athar yang kini menunjukkan tatapan sendu padanya.
"Maaf aku harus pergi! " tukas deandra tanpa memberikan ijin untuk athar berbicara lagi, sementara pria itu berdiri membeku dengan segala perasaan yang berkecamuk.
Info dari ibunya, athar baru mengetahui jika Ranty selama 7 bulan ini ternyata tinggal di Singapura, dan akan tiba ke Indonesia lagi besok. Entah setan apa yang tengah merasuki keluarganya hingga mengijinkan wanita itu untuk tinggal bersama nya dan menerimanya kembali padahal jelas- jelas alasan Ranty kabur di hari pernikahan adalah karena seorang pria lain.
Esok paginya Athar berangkat kerja seperti biasa, dan seperti yang sudah- sudah Deandra yang kini sikapnya telah berubah tak pernah lagi menyiapkan segala kebutuhannya.
Hal itu di perhatikan langsung oleh nyonya gina hingga pagi- pagi ini mulutnya sudah nyinyir di depan pintu kamar yang di tempati deandra.
Tanpa putranya ceritakan pun dia sudah tahu jika kini sikap deandra telah berubah dan dia memilih untuk tidur di tempat terpisah.
"Meskipun hanya pengganti minimal tahu diri, selama ini athar menjadikannya istri ya untuk mengurusnya bukan hanya leha-leha dan ongkang kaki di kamar. "
Deandra yang mendengarnya merasa gerah namun ia tetap berusaha untuk tidak tersulut emosi.
"Untungnya Ranty, calon menantu ku yang seharusnya akan kembali jika tidak bagaimana nasib athar di tangan istri yang tak becus dalam mengurusnya itu. "
Brakk!
Deandra membuka pintu dengan keras membuat nyonya gina dan Bella yang sedang menonton TV di ruang tamu terperanjat.
"Apa- apaan kamu deandra, tidak sopan jadi menantu! " cetus nyonya gina kesal.
"Maaf bukannya ibu sendiri tak pernah menganggap aku menantu lalu kenapa harus komplain dengan sikap ku?! " cetus balik deandra jika mereka pikir dia hanya menantu lemah yang selalu ada TV- TV maka mereka salah besar.
Sudah cukup selama ini kesabarannya untuk mereka. Apa menurut mereka dia tidak akan bisa melawan?
"Apa beraninya kamu Dea?! "
"Kenapa? apa ibu tersinggung? ingatlah ini bu sikap putra ibu sendiri yang membuat ku berubah sikap padanya?! "
Ucapan deandra di dengar langsung oleh athar yang kebetulan lewat hendak ke kantor.
Baguslah, pikir Deandra. Biar hari ini dia mengeluarkan uneg- uneg nya pada ibu dan anak ini. Biar mertuanya tahu bagaimana perlakuan putranya itu kepadanya.
"Kenapa? memangnya ada apa dengan sikap Athar selama ini dia baik dan selalu memberikan mu uang bulanan dengan teratur! "
"Bu apa ibu pikir tugas seorang suami hanya itu? tugas suami lebih dari sekedar dari memberikan nafkah untuk istrinya, sedangkan mas athar?" Dea menggeleng.
"Suami macam apa yang selalu mengabaikan istrinya setiap hari? suami macam apa yang selalu tak ada dalam setiap moment- moment penting bersama? selama ini kalau ada apa- apa aku selalu sendiri, apa pernah sekali saja ibu memikirkan perasaan ku itu?! "
Tanpa sadar athar menelan ludah dengan susah payah tenggorokannya terasa tercekat. Terdengar nada yang sangat putus asa saat deandra mengatakan itu, benarkah dia sudah menyakiti istrinya hingga sesakit itu?
"Halah lebay kamu! makanya jadi seorang pengganti itu harus tahu diri, athar masih memberi nafkah sudah termasuk keberuntungan untuk mu. "
"Bu, ibu bicaranya keterlaluan. " suara itu datang dari bella yang entah kenapa tiba-tiba berpihak kepada deandra.
"Diam kamu Bella, anak bau kencur tahu apa?! " sentak ibunya.
Dea menahan sesak yang menghimpit dada. "Baiklah jika ibu berfikir aku bukanlah seorang pengganti yang tahu diri, anggaplah seperti itu. Tapi ingat bu aku juga manusia biasa yang memiliki perasaan."
Gina berdecak acuh tak acuh. Barulah sekarang ia menyadari jika dirinya sedang berbicara
pada seseorang yang tak memiliki empati.
"baiklah aku tak akan berdebat lagu bukankah ibu bilang jika menantu ibu yang sebenarnya akan kembali? maka jangan mengomentari apapun yang ku lakukan saat ini jika saatnya tiba pun aku akan memilih untuk pergi dari sini. "
"Baguslah jika kau sadar diri. " balas nyonya gina dengan bersidekap dada.
Deandra memilih pergi sebelum itu ia menatap tajam ke arah sang suami yang hanya diam, tidak dia sangka jika di hadapkan dengan situasi seperti ini lelaki itu hanya diam saja seperti seorang pengecut.
Sementara setelah kepergian deandra, athar menatap nyalak pada ibunya. "Apa yang ibu katakan itu benar-benar keterlaluan. "
Sontak membuat nyonya gina melongo saat athar melewatinya.
"Kalian berdua kenapa mendadak jadi membela si pengganti itu? "
Dia tak habis fikir dengan kedua anaknya yang tiba-tiba berpihak kepada deandra.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Untuk menenangkan hati dan pikiran deandra memilih untuk pergi bersama Thalia, sahabatnya. Meski di tengah jalan athar mengejar dan tak berhenti memanggilnya dea tak peduli itu. Hatinya perlu ketenangan.
Dea dan thalia kemudian bertemu di cafe.
"Tumben kamu ngajak hangout begini De. "
Dea tersenyum tipis. " butuh healing sebentar. "
Melihat gelagat mencurigakan dan wajah sendu Dea tentulah thalia menyadari jika ada yang tak beres yang sedang terjadi pada sahabat nya..
"Jika kau butuh seorang teman untuk bercerita jangan sungkan untuk bercerita padaku De."
"Terimakasih tapi untuk kali ini aku benar-benar hanya butuh healing Thal, " ucap Dea sambil tersenyum tak ingin memberatkan Thalia dengan ceritanya yang menyedihkan.
"Baiklah ayo kita nikmati hari ini dengan berbelanja dan ke salon! "
Thalia bersorak riang, Dea tersenyum sambil mengangguk antusias.
Seharian mereka habiskan dengan shoping dan perawatan ke salon, persahabatan keduanya sudah sangat erat sejak SMP hingga tak ada kata sungkan lagi di antara mereka.
"Semuanya biar aku yang traktir De. " seru Thalia
"Tidak, aku akan membayar bagian ku. "
"Haish anggap lah ini sebagai traktiran sahabat mu. "
"Baiklah jika kau keras kepala bagaimana kalau kita bayar bagian masing-masing saja. " tukas Dea lalu kemudian mereka tertawa bersama.
Hari sudah gelap, deandra dan Thalia memutuskan untuk pulang, namun di tengah perjalanan tiba-tiba mobil Thalia mogok.
"Bagaimana ini? sepertinya aku harus memanggil sopir ku untuk kesini. "
"Baiklah coba kamu hubungi jangan panik. "
Thalia kemudian menelpon supirnya di rumah. "
"Dia akan tiba kesini satu jam lagi, masih lama apa tidak apa- apa? "
"Tidak apa- apa thal. "
"Bagaimana jika suami mu mencari? "
"Itu... " Dea diam Entah harus menjawab apa. "
"Eeeh lihat itu bukannya Aryaan?! "
Fyuh! untung saja perhatian Thalia teralihkan, Dea mengikuti arah pandang sahabat nya benar saja Aryaan dan mobilnya menuju ke arah mereka.
"Bagaimana jika kita menumpang pulang padanya saja? "
"Lalu mobil mu? "
"Tidak apa- apa biar supir ku yang akan menguruskan nya. "
Lalu disinilah mereka, di dalam mobil Aryaan setelah Thalia berdiskusi dan pria itu setuju untuk mengantarkan mereka pulang.
Sejujurnya Dea merasa tak enak namun Aryaan nampak enjoy- enjoy saja saat memberikan tumpangan.
"Wanita cantik yang mana dulu yang harus ku antar sampai rumahnya ini? " tanya Aryaan matanya menatap Dea yang duduk di kursi belakang lewat spion tengah.
"Dea bagaimana dengan mu? " Thalia bertanya.
"Aku ikut dengan mu saja. " sahut Dea.
"Baiklah karena rumah ku sebelum rumah Dea kau bisa mengantarku lebih dulu. "
Deg! Dea tertegun, itu artinya Aryaan akan mengantarnya sendiri sampai rumah, lalu bagaimana dengan reaksinya athar jika mengetahui ini?
hrse athar bisa buat rumah sendiri kan masak gk punya duit, pa lagi nnti athar sibuk kerja tinggal nunggu hancurnya rumah tangga dea dan athar saja sih ini. kn athar tau ibunya gk ska ma Dhea mlh di ajak serumah, aneh. lbih baik tinggal di rumah sederhana drpd tinggal di rumah megah tp bnyak racun di dalamnya.