Xin Qian berjanji pada kakek nya, bahwa dia hanya akan menjadi tentara selama 5 tahun, sebelum mengambil alih perusahaan seperti yang diinginkan kakeknya.
Hanya kurang dari 5 bulan sebelum dia pensiun, Xin Qian mendapat misi menjaga perbatasan bersama teman teman nya sebagai tugas terakhir. Namun, saat dalam perjalanan menuju perbatasan, Pesawat yang mereka tumpangi mendapat turbolensi.
Untuk menyelamatkan hidupnya, Xin Qian hanya bisa melompat dari pesawat, namun saat dia sadar dia sudah berada di tempat yang berbeda, sebuah hutan kuno?
Agar bisa bertahan hidup, Xin Qian hanya bisa memetik buah-buahan liar, dan hidup didalam gua. sampai suatu hari, dia menyadari bahwa gua ini memiliki jalur lain.
Xin Qian tidak akan pernah menyangka bahwa, jalur inilah yang akhirnya merubah hidupnya, menjadi putri seorang Jenderal, bahkan Putra Mahkota selalu mengincarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26 : Percobaan Pembunuhan
Setelah memberi rumbai pada Wang Xuemin dan Ji Rong, Xinxin mengatakan dia akan kembali ke tenda Yan Yihua.
Wang Xuemin mengatakan bahwa dia masih ingin berbicara dengan Ji Rong, jadi dia akan kembali nanti.
Xinxin menyusuri jalan menuju tenda ibunya, tapi matanya tiba-tiba melihat sesuatu di semak-semak.
Xinxin tidak mungkin lupa pola ini, ini pola yang sama yang dikenakan prajurit waktu itu.
Kenapa dia tidak lupa, itu karena saat dia baru melangkah keluar dari gua, sebuah anak panah dengan cepat melesat terbang kearahnya.
Dan orang yang menembakkan panah kearah nya, memakai pola ini dipakaianya.
Feeling Xinxin tidak bagus. Dia lalu mengikuti orang yang mencurigakan itu, tapi orang itu tiba-tiba saja menghilang.
Karena pepohonan disini cukup tinggi, akan kesulitan jika ingin memastikan posisi orang itu. Jadi, dia mengangkat roknya, dan mengeluarkan Kunai dari lengan bajunya.
"Aku sudah memperkirakan ini, jadi ini sangat bagus." Xinxin melemparkan Kunai keatas pohon, Kunai yang tajam segera tertancap di dahan,
Xinxin menarik tali yang tergantung, setelah memastikan ini cukup kuat, Xinxin menarik tali dan mencoba memanjat pohon.
Dengan sedikit usaha, dia berhasil menaiki satu dahan. Dari atas sini, dia melihat lokasi sekitarnya. Dia menyipitkan matanya, mencari kemana orang mencurigakan itu pergi.
Sudah cukup lama dia mencari, sebelum akhirnya dia melihat Fu Sichen dari kejauhan.
"Jangan katakan bahwa target orang itu adalah putra mahkota." Xinxin memiliki tebakan dalam kepalanya.
Dia dengan cepat melompat turun dari pohon, dan berlari ke arah dia melihat Fu Sichen.
Situasi Fu Sichen saat ini sedang tidak baik, kondisinya hanya terlihat sangat prima diluar. Sebenarnya, lukanya saat terakhir kali masih belum sembuh.
Dia hanya harus berpura-pura sehat, agar bisa menipu musuh-musuh nya. Karena jika dia sampai terlihat sekarat, seseorang mungkin akan membunuh nya, terutama dalam tidurnya.
Xinxin dengan cepat berlari menyusuri hutan, saat dia sedang bergegas, dia mendengar suara pedang bertabrakan. Dia menghentikan langkah kakinya, dia ingin segera pergi ke tempat Fu Sichen, tapi tidak mungkin meninggalkan seseorang yang juga dalam bahaya.
Setelah beberapa pertimbangan, Xinxin berlari ke arah timur. Dia tidak langsung muncul seperti pahlawan, dia hanya mengamati lebih awal, bagaimana pun, dia tidak ingin terlalu mencolok disini.
Ditengah pepohonan dua orang sedang beradu pedang, satu mengenakan pakaian sutra biru muda, dan satu lagi memakai jubah hitam.
"Ini pria yang dikenalnya." ucap Xinxin.
Sebenarnya itu Fu Zihan, dia masih belum tau nama Fu Zihan, jadi dia hanya memanggil nya "pria itu."
Karena orang yang sedang bertarung adalah Fu Zihan, Xinxin memustuskan untuk membantunya. Dia dengan cepat melempar kan kunai ke arah pohon, lalu dia memanjat sampai ke atas dahan tebal.
Karena dia masih tidak ingin menonjolkan diri, dia memilih membantu dalam kegelapan. Dia mengeluarkan ketapel kecil dari saku kanan nya. Ketapel ini mirip dengan yang terakhir kali, tapi ini dibuat khusus untuk jarum kecil.
Xinxin lalu mengeluarkan jarum kecil seukuran setengah ibu jari, dia juga mengeluarkan botol kecil dari saku kirinya, warna cairan dalam botol itu sangat hitam, terlihat beracun.
Jarum kecil itu ditusukan ke dalam botol oleh Xinxin, setelah beberapa detik, dia menariknya dari dalam botol. Xinxin mulai membidik kearah pria berbaju hitam itu, dia menyipitkan matanya, dan wush.... Jarum kecil itu terbang tepat menusuk di belakang leher pria itu.
"Satu.. dua.. tiga.." Xinxin menghitung sampai sepuluh, dan.. brak.... Pria itu jatuh tersungkur ke tanah.
"Jadi memang benar, dokter Qian lebih cocok membuat racun dari pada obat." botol yang dibawa Xinxin adalah apa yang terakhir kali dia minta pada dokter Qian.
Fu Zihan yang sedang berjuang melawan pria berbaju hitam itu tersentak kaget, bukannya baru saja mereka sedang bertarung dengan sengit. Bagaimana bisa tiba-tiba pria itu jatuh tersungkur di tanah.
Fu Zihan membalik pria itu, dan melihat bibirnya yang menghitam. Ada lengkungan hitam dibawah matanya, Fu Zihan mengulurkan jari telunjuk nya ke hidung pria itu, dan menemukan bahwa.. pira itu tidak bernafas.
Setelah memastikan Fu Zihan selamat, Xinxin bergegas menuju tempat Fu Sichen. Jika dia memikirkannya dengan benar, pria misterius itu harus dikirim untuk membunuh Fu Sichen.
Mungkin sebagai balas dendam atas kematian Jenderal saat itu. Xinxin merasa bersalah, itu adalah dia yang menembak mati sang Jenderal. Jadi, dia harus melindungi Fu Sichen mulai sekarang.
Benar saja, apa yang dibayangkan Xinxin terjadi. Saat sampai, dia melihat Fu Sichen yang sedang di sergap beberapa pria berjubah hitam.
Fu Sichen terlihat pucat, dan ada cairan berwarna merah di punggungnya, "dia pasti terluka." Pikir Xinxin.
Seperti sebelumnya, Xinxin tidak begitu bodoh untuk langsung muncul. Kau tahu, orang-orang yang bertindak sok menjadi pahlawan, lebih sering berakhir menjadi beban.
Xinxin mengikuti pedoman, kenali musuh mu, maka kau akan punya cara untuk melawannya. Jadi dia memperhatikan mereka lebih dulu.
"Fu Sichen, ku kira kau adalah dewa perang yang legendaris. Tidak menyangka bahwa kau hanya ayam lemah." ucap salah satu pria itu.
"Apakah kerajaan Su yang mengirim kalian kesini. Jadi, karena kemarin Su Yihan yang tidak mampu, Su tua itu ingin membalas dendam dengan cara kotor." ejek Fu Sichen.
"Kau masih saja omong besar. Fu Sichen, bahkan jika Fu Fengxian ada disini, dia tidak akan bisa menyelamatkan mu." ucap pria itu.
Fu Sichen menyeringai, tidak perlu orang lain yang mengatakannya, dia juga yakin bahwa Fu Fengxian tidak akan menyelamatkan nya.
Mungkin dia malah akan merasa senang, karena seseorang mengambil alih tanggung jawab untuk membunuhnya.
"Cepat dan selesaikan ini. Kita harus segera kembali." ucap pria lainnya.
Mereka dengan cepat menyerbu Fu Sichen, Fu Sichen masih memegang pedang di tangannya, tapi tanganya sedikit gemetar.
Melihat mereka akan menyerang Fu Sichen secara bersamaan, Xinxin dengan cepat berlari ke arah barat, dia mengeluarkan beberapa Kunai berbentuk bintang, ujung Kunai sudah diolesi racun olehnya.
Dia mengayunkan tangannya, dan beberapa Kunai terbang menusuk tepat di tubuh empat pria berjubah hitam.
Untuk menghindari serangan, Xinxin dengan cepat berlari ke arah timur, kemudian dia mengeluarkan beberapa Kunai beracun, dan melemparkannya kepada pria didepannya.
Pria yang menerima lemparan Kunai beracun Xinxin langsung mati ditempat. Tersisa lima dari mereka, Xinxin mungkin tidak bisa langsung menghadapi semuanya, jadi dia melemparkan Kunai ke arah pohon terdekat, dia sudah cukup terampil sekarang, jadi dia dengan cepat memanjat, dan berdiri diatas dahan pohon.
Para pria dibawah itu berlarian mencarinya, dia sementara akan bersembunyi disini. Fu Sichen melihat orang-orang yang mati didepannya, sudah bisa menebak siapa yang melakukannya.
Hatinya menghangat, akhirnya ada seseorang yang berdiri disisinya. Karena dia tahu ada seseorang disisinya, tangannya berhenti gemetar, luka ditubuhnya tidak akan berarti apa-apa.
Dia dengan cepat mengayunkan pedangnya ke arah musuh, pria itu melihat Fu Sichen mulai menyerang, menangkis serangannya dengan terampil.
Pria lainnya menyerang Fu Sichen dari belakang, Fu Sichen menunduk, menghindari pedang dari belakang kepalanya, lalu dia melebarkan kakinya dan menendang kaki pria dibelakangnya.
Pria itu terjatuh, lalu Fu Sichen menusuknya dengan pedang tepat di dadanya. Satu mati, lalu tersisa empat lagi. Fu Sichen tersenyum, "ini tidak seburuk itu."
Xinxin masih mengamati mereka dari atas pohon, tidak sampai dia merasa seseorang membidik nya. "Eh, begitu cepat ditemukan." pikir Xinxin.
Sepertinya kemampuan bersembunyi nya mulai tumpul. Karena seseorang sudah tahu keberadaan nya, Xinxin tidak akan bersembunyi lagi. Dia melompat dari atas pohon dengan terampil.
Para pria itu melihat nya dengan gila, "Jadi, kami dipermainkan oleh seorang wanita." saat ini, mereka hanya ingin membunuh Xinxin.
Fu Sichen melihat Xinxin muncul dan dia segera berlari ke arah Xinxin. Dia berdiri didepan Xinxin, melindunginya.
Melihat Fu Sichen berdiri didepannya, Xinxin berpikir "Jadi, Fu Sichen akan melindungi ku. Aku kesini karena ingin melindunginya, jadi siapa melindungi siapa disini."
"Jangan menyentuh orang lain. Urusanmu adalah denganku." ucap Fu Sichen.
"Hah, Fu Sichen. Gadis ini telah membunuh delapan dari kami." ucap salah satu pria dengan kebencian.
Saat ini, seorang pria sudah bergegas menuju Xinxin, Fu Sichen merasa sangat ketakutan, Xinxin tidak memiliki pedang sekarang, namun sebelum pedang pria itu menuju lehernya, Xinxin sudah menahan serangan nya.
Dia memang tidak membawa pedang, tapi dia selalu membawa belatinya. Agar tidak ketahuan oleh ibunya, dia menyembunyikan belati itu di kakinya.
Fu Sichen sangat lega melihat ini, karena Xinxin bisa melindungi dirinya sendiri, dia bisa fokus pada musuhnya.
Fu Sichen menggunakan pedang melawan dua orang pria, sedangkan Xinxin dengan belati di tangan kanannya, dan Kunai berbentuk ujung tombak di tangan kirinya, dia juga melawan dua pria secara bersamaan.