Ujian Kekuatan Cinta AlShaf

Malam hari.

Alpha dan Shafa tidur di ranjang yang sama berdua di kamar Alpha. Mulai hari ini Shafa resmi tinggal di kamar Alpha karena sudah sah menjadi istri dari bosnya itu.

"Hay, Cil." Panggil Alpha menatap Shafa yang masih berhijab saat tidur.

"Ya Kak? Kenapa?? " Tanya Shafa heran.

"Kamu tidur kaya gitu??" Tanya Alpha menatap jilbab Shafa.

"Iya kak memang gimana?? Salto? berdiri??"

"Tidur ya begini lah, berbaring."

Shafa justru bingung dengan tatapan Alpha ke dirinya, seolah posisi tidurnya ada yang salah, padahal sudah benar dia dalam bersiap tidur.

"Kamu memang gitu pakai jilbab kalau tidur??" Tanya Alpha pada akhirnya karena Shafa tak paham maksud dari pertanyaan dirinya tadi.

"Owh, kagak sih biasanya lepas. Tapi... jujur Shafa belum siap jadi ejekan kak Alpha." Ungkap Shafa jujur membuat kening Alpha berkerut heran.

"Kok gitu kenapa emangnya? kamu kurap?" Tanya Alpha asal.

"Ishhh bukan gitu Kak, habisnya Kak Alpha manggil aku cal cil, padahal belum lihat wujud asli aku, nanti kalau lihat Kak Alpha makin asal manggil akunya." Kata Shafa cemberut.

Alpha sedikit heran memang salahnya apa dengan panggilan itu, memang perempuan tak bisa ya di panggil cil!? seperti itu aja bisa buat makin tidak merasa percaya diri, padahal panggilan itu spesial karena Shafa kecil tubuhnya selalu imut di matanya.

"Tapi kamu imut kok, ya udah buka deh, biar gak gerah nanti aku panggil yang lain. Gak bakal cil lagi." Kata Alpha sambil menatap Shafa.

Shafa pun dengan ragu membuka jilbabnya dan memperlihatkan rambut hitam berkilau yang panjang itu kontras dengan warna kulit bersih dan mulusnya, saat jilbab itu di buka nampak tonjolan di dada Shafa yang ternyata cukup membuat jakun Alpha menelan ludahnya.

"Dah tidur, mulai hari ini kamar ini hijab buat dirimu juga, kamu bebas gak harus pakai jilbab." Ucap Alpha lalu memejamkan matanya.

Cup

Alpha terkejut dengan kecupan di pipinya, Shafa tersenyum manis dan merona lalu berkata, "Selamat tidur suamiku." Ucapnya bersemu merah lalu menyembunyikan wajahnya di selimut.

Alpha tersenyum tipis, bocah kecil itu selalu bisa mengejutkannya, hanya kecupan singkat di pipi namun membuat hangat dan bergetar hatinya.

Alpha tau jika apa yang Shafa lakukan adalah usahanya untuk membuat dirinya melupakan Zea, Alpha bersyukur sekarang dirinya tak sendirian, Alpha akan berusaha melihat kearah gadis kecil itu mulai sekarang.

"Selamat tidur." Ucap Alpha lalu memejamkan matanya pula.

"Mimpi indah gadis kecil pengobat hati ini." Batin Alpha dan benar-benar mulai terlelap, tak ada hasrat yang Alpha pendam, tak ingin terburu-buru karena kondisinya juga tak memungkinkan dan dia ingin perlahan-lahan mengenal lebih dalam istri kecilnya, Alpha juga tak ingin membuat gadis kecil itu hamil di usia muda.

... __***__...

Subuh.

Kumandang azan membangun Alpha yang tak nyaman karena benda berat di tangan kirinya, rupanya dua balon segar dan kepala si pemiliknya yang tengah memeluk lengannya yang tidak sakit.

Wajah batal istri kecilnya itu tampak cantik natural meski tidak memakai apapun di wajahnya, sepertinya tips perawatan kulit dari Zea dia terapkan betul-betul, sehingga Alpha kini cukup terpesona pada wanita yang terlelap itu.

Tangan Alpha pelan ingin dia singkirkan, namun mau tak mau mengenai balon lembut yang masih terbungkus itu dan rupanya si empunya hanya memakai bra yang tipis hingga terasa lembut di tangan Alpha.

Tubuh Alpha meremang mendadak sesuatu yang tak mau Alpha bangkitkan bangkit dengan Ketidaksengajaan dirinya.

"Aishhh bagaimana bisa tubuh kecil begini punya aset begitu besar." Batin Alpha mengusap kepala yang sedikit mesum.

"Cil!!, Ah maaf Ehm... Say..." Kata Alpha mendadak lucu sendiri dengan panggilan baru untuk Shafa.

Shafa menggeliat lalu mengusap hidungnya yang gatal, perlahan membuka mata dan tersenyum saat menatap wajah Alpha yang terpejam, Shafa pikir Alpha masih tidur padahal saat Shafa mulai membuka mata tadi Alpha langsung menutup matanya.

"Ya ampun jadi semalaman yang aku peluk Kak Alpha?" Gumam Shafa lalu memundurkan tubuhnya kemudian bangkit dan duduk.

"Ganteng banget sih, kalau di lihat dari dekat gini." Gumam Shafa menatap suaminya yang masih tetap ganteng meski tidur begitu.

Alpha menahan degup jantungnya saat tangan Shafa menyentuh pipinya lembut, lalu membelai bibirnya dan turun ke jakunnya.

"Astgaaa, ni bocah gak sadar apa udah buat diriku nano nano rasanya." Batin Alpha.

Cup

"I love you Kak." Ucap Shafa tersipu setelah mengecup dua baris merah muda Alpha lalu bangkit dan menuju kamar mandi.

"Astaghfirullah, aku pasti udah gila, bagaimana kalau kak Alpha sadar."

"Berani-beraninya memberikan ciuman pertamaku padanya, mencuri-curi lagi. "

Shafa bergumam sambil memegang pipinya yang memerah, gara-gara sikap isengnya pagi ini rasanya hawa tubuh pada dirinya menjadi panas.

Alpha duduk setelah Shafa masuk kamar mandi, sedari tadi menahan senyum sekaligus rasa yang berbeda dari ulah istri kecilnya.

"Beraninya mencium ku dan kabur setelah membangkitkan dengan sempurna sesuatu yang tertidur." Umpat Alpha sambil membuka selimut dan menatap benda keramatnya yang tak bisa di sembunyikan lagi.

"Kalau dia bersikap begitu tadi, aku tak yakin bisa bersikap perlahan-lahan dan tak segan memakannya seperti wanita sungguhan." Lanjut Alpha sambil mengacak rambutnya dengan kasar.

Alpha pikir dengan memiliki istri kecil seperti Shafa akan mudah baginya menahan hasrat, namun ternyata hal sesederhana tadi saja sudah mampu membangkitkan dirinya.

Tak lama kemudian Shafa keluar dari kamar mandi dan kali ini jauh dari bayangan Alpha sama sekali, Shafa keluar hanya memakai baju dalam dan celana tidurnya karena tanpa sengaja baju tidurnya basah akibat tersiram air saat gosok gigi.

Shafa tak sadar jika Alpha sedari tadi sudah bangun Shafa melenggang masuk ke ruang ganti tanpa menoleh ke ranjang tempat dirinya duduk.

"Bocah itu." Umpat Alpha tak menyangka jika memiliki istri yang cukup rapi dalam menyimpan body tubuh yang cukup seksi di pandangan pria.

"Jadi baju kedodoran itu hanya untuk menutup tubuh indah mu." Batin Alpha lagi lalu bangkit ke kamar mandi untuk gosok gigi dan berwudhu, hal seperti ini dia bisa lakukan sendiri meski butuh waktu lama karena menggunakan tangan satu saja.

Alpha keluar tepat saat Shafa memakai mukenanya, masih nampak cantik meski hanya memakai mukena sederhana.

Alpha berpikir apa iya jika sudah menikah hal sederhana begini saja, bisa membuat apa yang di lakukan istrinya selalu tampak mempesona, padahal di luar sana dulu saat ada gadis menggoda dengan tubuh dan tampilan lebih menggoda pun Alpha sama sekali tak tertarik.

"Masya Allah, shalat subuh berjamaah perdana bersama suami, jadi semakin lope lope." Ucap Shafa membuat Alpha jadi sedikit besar kepala.

...__***__...

Up lagi ya, please dong yang masih suka kelanjutan kisah ini like, komen dan vote jika ada🙏🙏🙏😍