kelanjutan dari World Without End.
Keyz melanjutkan petualangan nya di dunia tanpa akhir. Amarah dan dendam, masih menguasai dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
New Era
Petualang Suki Lucxy dan Gabby
Mode Gelud
"Ok.. selanjutnya, lakukan gerakan ini... Lalu ini..." Suki mengajari Lucxy ilmu pedang samurai. "Bukan begitu!!" Suki memukul kepala Lucxy dengan pedang kayu yang dia pegang. "Jangan terlalu memperlihatkan gerakan kakimu!!! Lakukan dengan benar!"
"Aduh.. kan sudah benar dari tadi." Protes Lucxy. Tapi dia tetap saja melakukan apa yang di katakan oleh Suki.
"Konsentrasi!!! Pusatkan seluruh kekuatanmu di kaki kananmu. Benar begitu. Lalu, dengan sekuat tenaga, ayuhkan pedang mu dengan kedua tanganmu."
Lucxy mempraktekkan apa yang Suki ajarakan. Dan, ketika dia mengayunkan pedangnya dengan sekuat tenaga, pedang Lucxy mengeluarkan api seiring tebasan nya.
"Bagus.. sekarang, dengan momentum itu. Tebaskan pedang nya ke atas, dan jangan mengurangi sedikitpun kekuatannya!!"
Lucxy menuruti permintaan Suki. Dan api pun kembali berkobar di tebasan kedua.
"Bagus!!! Sabetkan lagi pedangnya dengan memutar tubuhmu!!"
Kali ini, api yang di ciptakan oleh Lucxy semakin besar. Dan semakin besar di setiap ayunan pedangnya. "Inferno!!" Teriak Lucxy. Dan di akhir putaran tubuhnya, dia menciptakan badai api yang cukup besar.
Suki tertegun sejenak melihat jurus suaminya di turu oleh Lucxy dengan sempurna. "Padahal, aku mengajarimu jurus yang aku kuasai. Tapi, kamu malah menguasai jurus papamu."
"E... Eh? Serius ma?" Lucxy menatap ke arah Mamanya dengan tatapan tidak percaya. "Tadi, entah kenapa tiba tiba aku meneriakkan apa yang iblis itu ucapkan."
'Plak!!' pukulan keras mendarat di kepala Lucxy ketika dia mengatakan 'iblis.'
"Dia papamu. Kalau kamu memanggil dia iblis, dia pasti langsung kalap." Kata Suki.
"Tapi, aku sudah lihat sendiri bagaimana dia, ma. Dia sangat dingin dan terlihat sangat berbahaya."
"Dia sedang di rasuki oleh iblis yang bersemayam di dalam tubuhnya, karena itu, mama ingin sekali menolong dia supaya dia kembali menjadi papa kalian yang mama kenal."
Nex
"Gabby? Sedang apa kamu?" Tanya Suki ketika dia melihat putrinya itu sedang melamun di pinggir sungai.
Menyadari dirinya di perhatikan, Gabby langsung salah tingkah. "Aah, tidak.... Tidak ngapa ngapain kok." Jawabnya sambil menyembunyikan core Phoenix yang di berikan oleh Keyz. "Cuma... Cuma teringat seseorang saja."
"Ohh... Putri mama sedang memikirkan seseorang, siapa dia, sayang? Laki laki mana? Seingat mama, kita hanya sedikit sekali bertemu dengan orang yang selamat."
"Emm... Bukan siapa siapa kok. Ahahaha." Gabby menghampiri Suki dan memeluknya sejenak, lalu dia pamit ke tenda untuk beristirahat. Sebelum dia masuk ke dalam tenda, Gabby berpaling lagi ke Suki dan berkata. "Ma. Mama tau benda ini apa?" Dia menunjuk core pemberian Keyz.
"Core? Hei... Itu item langka! Tidak banyak orang yang bisa mendapatkan benda itu. Kamu dapat dari mana, sayang?"
"Aku di beri oleh orang yang mama katakan sebagai papanya Gabby."
"Keyz? Kenapa dia memberikan core itu kepada mu?"
"Entahlah. Keyz, em.. papa. Setelah dia mengalahkan Phoenix kemarin lusa, dia memberiku benda ini sebelum akhirnya dia pergi."
"Astaga.. mana, mama mau lihat." Suki melihat Cristal bulat itu dengan seksama. "Ini, core milik Phoenix. Aku merasakan ada aliran sihir yang sangat kuat dari core ini."
"Apa itu core, ma?"
"Inti dari monster. Kalau benda ini hancur, monster itu tidak akan bisa terlahir lagi. Dan, kalau benda ini di pasang di senjata, senjata itu akan menjadi senjata sihir dan pemiliknya akan mendapatkan kekuatan yang dahsyat."
"Hahaha... Mama lagi tidak bercanda kan?"
"Tidak sayang. Di dalam diri papa kalian, ada dua Core yang sangat langka yang memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Jauh lebih dahsyat dari core ini. Dan core milik papa kalian memiliki dua kekuatan yang saling bertentangan. Cahaya dan kegelapan. Core milik malaikat dan iblis."
"Malaikat dan iblis?" Mendengar itu, Gabby seolah terhenyak. Seolah ada serangan tak kasat mata yang menyerang dirinya. "Malaikat dan iblis?" Ulang Gabby.
"Benar. Nama kamu dan kakak kamu, aku ambil dari nama malaikat dan iblis yang ada di dalam tubuh papa kalian."
"Lucifer dan Gabrielle?" Lucxy ternyata mendengar obrolan mereka berdua. "Aku ingat... Aku ingat... Aku..."
"Lucxy, aku sama sekali tidak menyadari kalau kamu ada di sini, sayang." Kata Suki. "Apa maksudmu dengan ingat?"
Lucxy tidak menjawab pertanyaan mamanya. Dia menatap ke arah Gabby. Lalu dia pergi meninggalkan mereka berdua.
"Dasar, anak sableng. Benar benar mirip papanya." Kata Suki sambil tersenyum sedikit. "Jadi, Gabby, apa yang akan kamu lakukan dengan core itu?"
"Entahlah, aku juga tidak tahu. Lagi pula, aku juga tidak punya senjata yang bisa di pasangi oleh core ini. Kamu saja yang bawa, ma." Kata Gabby sambil menuju ke dalam tenda. "Selamat malam ma. Selamat beristirahat. Aku sayang sama mama."
"Aku juga menyayangi kalian." Jawab Suki. "Selamat malam dan beristirahat, Gabby kecilku."
"Ahaha.. aku bukan anak kecil lagi ma. Lihat, kita sekarang terlihat seumuran."
Setelah tertawa bersama sebentar, Suki meninggalkan Gabby dan menuju ke sungai. Dan, malam itu pun berakhir dengan tenang.
Cerita Lucxy
Mode Diary
"Sial!!! Malaikat!!! Iblis!!! Sial!!! Aku ingat, aku ingat siapa diriku di masa lalu!!! Aku Lucifer!!!." Aku berteriak sambil berjalan meninggalkan Gabby dan Suki, Suki, manusia yang berperan sebagai ibuku. "Tapi, kenapa kekuatanku sama sekali tidak kembali kepadaku? Sial!!!"
Aku berjalan menuju hulu sungai, dimana aku bisa menenangkan pikiranku. Baru saja, saat Suki mengatakan kata kata iblis dan malaikat. Ingatan masa lalu, dari mulai aku di ciptakan hingga akhirnya aku bertarung melawan Gabrielle. Aku ingat semuanya!!
Aku ingat, dimana aku merasuki tubuh Keyz!!! Dimana aku memakai tubuhnya untuk menyerang surga. Dimana akhirnya aku dikalahkan oleh sang maut!!
Aku membenci Keyz, karena tubuhnya abadi. Aku menginginkan kekuatan nya, tubuhnya, dan semua apa yang dia miliki!!! Tapi, sekarang aku malah terlahir lagi menjadi anaknya!!! Yang benar saja!!
Aku harus menjadi iblis lagi. Aku menginginkan kekuatan. Aku..
Ah, benar juga. Suki juga abadi, apakah aku merebut tubuhnya saja? Tapi, dia wanita!!! Kalau aku merasuki tubuhnya, aku jadi tidak bisa bersenang senang dengan wanita!!! Yang ada malah dengan laki laki. Sial!!! Bikin mual!!!
Tapi, kalau dengan tubuh manusia bisa seperti ini. Mana mungkin aku bisa memiliki kekuatan yang dahsyat lagi. Apa yang harus aku lakukan?
Keyz!!! Keyz!!! Keyz, papaku... Hahaha jangan bercanda!!! Manusia yang paling aku benci, dia malah menjadi ayahku, papaku!!! Jangan bercanda!!!
Saat aku sibuk dengan pikiranku yang kacau balau. Aku mendengar suara dari sungai bawah. Suara yang menenangkan aku ketika aku masih kecil, masih kecil? Maksudku, ketika aku masih kecil dengan tubuh ini.
Suara yang menenangkan aku ketika aku ketakutan akan gelapnya malam. Menenangkan aku ketika aku kelaparan. Ketika aku merasa kesepian. Itu suara Suki. Mamaku. Dia berkata.
"Dewa matahari. Aku tahu ini bukan waktu yang tepat untuk berdoa kepadamu. Tapi, aku tetap ingin berdoa kepadamu.
Dewa. Dengarkan seruanku, Dewa matahari. Lindungilah kedua anakku. Kedua buah hatiku. Kedua malaikat kecilku disaat aku tidak berada di dekat mereka.
Sebentar lagi, mereka dewasa, sebentar lagi mereka akan memilih jalan hidup mereka masing masing. Apapun yang akan mereka lakukan, tolong, lindungilah mereka. Aku menyayangi mereka lebih dari apapun. Aku rela mati demi mereka, walaupun aku tidak bisa mati.
Oh, Dewa matahari ku yang agung. Ketika mereka jauh, ketika mereka sudah melupakan semua kenangan tentang diriku. Aku mohon, jangan kamu hapuskan semua ingatanku kepada mereka berdua, seperti yang telah engkau hapuskan semua ingatanku tentang keluarga ku yang sebelumnya.
Walaupun kamu hapuskan semua ingatanku itu. Tapi, luka, dan rasa sedihnya tidak dapat kamu hilangkan dari dalam tubuhku. Aku, tidak mau menderita lagi.
Oh Dewa matahari ku. Ketika mereka sudah melupakan semua tentang diriku. Aku mohon, jangan jauhkan aku dengan mereka. Aku sama sekali tidak bisa jauh jauh dari mereka. Aku menyayangi mereka. Selamanya."
Sialan. Apa yang dia doakan!! Hatiku sakit!! Sial!!! Perasaan manusia!!! Aku sama sekali tidak menginginkan ini. Aku ingin menjadi diriku yang dulu. Diamana aku tidak punya perasaan sedih. Dimana aku tegar, dan tanpa penyesalan. Sial!! Sialan!!!
Saat itu, aku mendengar suara aneh di dekatku. Aku menoleh ke arah sumber suara itu. Gua?
Aku sama sekali tidak tahu ada gua di dekatku sebelumnya. Suara itu berasal dari dalam sana.
Suara Desian?
Hewan?
Monster?
Entah apa yang sedang merasuki diriku. Aku berjalan menuju ke arah gua itu. Dan tanpa ragu aku memasukkannya. Lalu, ketika aku berada di dalam gua itu. Tanpa aku sadari, ada sosok yang menyerangku!
"Shhhaaaahhh!!! Sosok itu berkepala manusia, tapi tubuhnya ular. "Makanan!!! Aku menemukan makanan!!! Shhhaaaahhh.!" Dia mendesis ketika melihatku yang berdiri kaku tak bergerak di depannya. "Masih muda. Dan.... Ahhh... Pasti dagingnya masih segar... Oaahhh, selamat makan."
Manusia ular itu membuka mulutnya lebar lebar. Hahaha... Ga masuk akal... Mulutnya sekarang sangat lebar, dan aku yakin, aku bisa dia telan hanya dengan satu santapan saja.
Bodoh!!! Aku Lucifer!!! Aku raja iblis!!! Raja dari segala raja?!! Kenapa aku ketakutan setengah mati seperti ini!!! Oi, tubuhku!!! Bergeraklah!!!. Ketika aku berusaha bergerak. Tanpa aku sadari, aku berteriak sangat kencang.
Seolah mendengar teriakku. Suki. Mamaku, dia tiba tiba saja sudah berdiri di depanku dengan pedangnya yang terhunus.
Dan... Kepala manusia ular itu sudah menggelinding di tanah.
Suki. Mamaku, menoleh ke arahku. Matanya nanar, mulutnya terkatup rapat. Lalu, dia memelukku dengan erat. "Tidak apa apa, sayang. Dia sudah mama bunuh. Maaf, mama lengah untuk melindungi kamu." Aku merasakan tubuh Suki bergetar hebat. Dia, menangis sesenggukan sambil memelukku.
Tanpa aku sadari. Aku menyambut pelukannya yang hangat. "Ma... Aku... Kenapa aku penakut seperti ini?"
"Tidak apa apa kok sayang. Kamu, belum lama keluar dari pulau itu. Kamu baru beberapa hari menghadap dunia nyata. Kamu, masih belum siap... Maaf, ini gara gara mama."
"Kenapa kamu bilang begitu, ma?'
"Karena mama menjauhkan kalian dari kehidupan nyata. Dan mengurung kalian di tempat yang nyaman, sehingga kalian tidak bisa menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. Maafkan aku, sayang. Mama takut kehilanganmu juga adikmu. Mama sudah tidak mau sendirian lagi."
"Aku... Aku ingin menjadi kuat ma. Supaya tidak merepotkan mama. Dan juga supaya aku bisa melindungi mama dan Gabby."
"Mama akan mengajarkan semua apa yang mama kuasai. Mama janji, akan membuatmu menjadi laki laki pemberani. Kuat, dan sangat bisa dian
dalkan seperti papa kalian."
"Iya, ma... Terima kasih."