NovelToon NovelToon
Mundur Atau Terus Mengejarnya?

Mundur Atau Terus Mengejarnya?

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ladies_kocak

Malam itu, Gwen seorang gadis remaja tidak sengaja memergoki cowok yang dia kejar selama ini sedang melakukan pembunuhan.

Rasa takut tiba-tiba merayap dalam tubuhnya, sekaligus bimbang antara terus mengejarnya atau memilih menyerah, Karena jujur Gwen sangat takut mengetahui sosok yang dia puja selama ini ternyata seorang pria yang sangat berbahaya, yaitu Arsenio.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ladies_kocak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Gwen, dengan langkah tergesa-gesa, melaju keluar kelas menuju gedung kampus, diikuti Selly yang tampak jelas kebingungan.

"Lo mau kemana sih, Gwen?" tanya Selly dengan nada kesal, mencoba mengejar langkah Gwen yang cepat.

"Mau kasih pelajaran ke Kak El," jawab Gwen tanpa mengurangi kecepatan langkahnya, matanya fokus ke depan, mencari sosok yang dimaksud.

"Jangan bikin rusuh deh, lo. Malu sama kakak-kakak kampus bodoh," keluh Selly, mencoba meredam niat Gwen yang tampaknya sudah bulat.

Namun, kata-kata Selly seakan tidak terdengar olehnya. Dia terus bergerak cepat, menerobos kerumunan mahasiswa yang juga sedang menikmati waktu istirahat mereka.

Ketika sampai di parkiran, mata Gwen malah menangkap sosok Maudy yang baru saja tiba di kampus, di antar oleh mobil kakeknya. Gwen dapat melihat tatapan tajam David mengarahkan kepadanya seolah tidak menyukai kehadirannya.

"Dasar monster tua! "Gumam Gwen yang masih di dengar oleh Selly.

" Kualat lo sama kakek lo sendiri,"kata Selly.

"Kakek ga punya hati cocoknya," Kesal Gwen bertambah-tambah lipat, apalagi Maudy berjalan menghampirinya setelah mobil kakeknya keluar dari area kampus.

"Hey, Gwen!" sapa Maudy dengan ramah, lebih tepatnya sok ramah.

Gwen mendengus kesal, langkahnya semakin cepat. "Ngapain lo sapa gua," katanya dengan nada ketus sambil menatap tajam ke arah Maudy.

Maudy tersenyum sinis ke arah Gwen, matanya berkilau kepuasan namun seketika berubah menjadi polos saat Danny, serta Rafa muncul di depan mereka.

 "Ih, akting lu bener-bener top sih!" cibir Gwen dalam hati, tatapannya sinis. Dia melirik tajam ke Maudy yang kini menyambut mereka.

"Hy kak Dan, abang," ucap Maudy dengan suara lembut yang kontras dengan sikap sebelumnya.

Danny hanya tersenyum tipis, sedangkan Rafa hanya menatapnya datar, dia masih teringat kejadian semalam.

"Kalian lagi ngapain di sini?" tanya Danny, alisnya sedikit terangkat kepada dua gadis di belakang Maudy.

"Tau nih, Bang" keluh Selly, nada suaranya menyiratkan rasa kesal. "Kayak cacing kepanasan tadi di kelas, pengen cepet-cepet kemari."

"Si El belum datang," ucap Rafa terkekeh ringan, seolah tahu siapa yang di cari Gwen.

"lo pindah haluan bocah?biasanya cari si Nio, sekarang tahu-tahu demen sama si jamet gue," sahut Danny.

Gwen mendengus, "kak Dan diem deh,"

Pupil mata Gwen membesar kala melihat Eliano memasuki gerbang kampus dengan motornya yang gagah, serta di ikuti motor Arsenio di belakangnya.

Gwen berjalan cepat mendekatinya, berusaha menggapai perhatian Eliano yang baru saja melepaskan helmnya.

"Kak El!" teriaknya cukup keras sehingga menarik perhatian para mahasiswa sekitar.

Gwen berdiri tegak di depan Eliano, tatapannya tajam membakar. "Ngapain manggil gue bocah, tuh pangeran lo di sana, jangan salah alamat" jawab Eliano santai.

Dengan satu gerakan cepat, dia melancarkan pukulan yang mengenai pipi Eliano, membuat kepala cowok itu bergeser ke samping.

"Itu akibatnya buat kak Tata mabuk semalam," ucap Gwen dengan suara yang meninggi penuh kemarahan.

Eliano memegang bibirnya yang mulai berdarah dengan gigi terkatup. "Bocah tengik berani mukul gue,"

Arsenio bukannya membantu, malah terkekeh ringan. "Lo lagi" sentak Eliano kesakitan.

"Gwen, kamu tidak sopan sama kakak senior," tegur Maudy.

"Gwin, kimi tidik sipin simi kikik siniir! bacot! " Nyenyir Gwen.

Dengan wajah yang merah padam dan mata yang berbinar-binar karena emosi, menatap Maudy tajam. "lo diem deh, lo ga di ajak ya," balasnya dengan nada kesal dan tangan terkepal di samping tubuhnya.

"Eh bocah, Atha mau sendiri, ga ada yang maksa," balas Eliano.

"Tetap aja kak El ga gentlemen, masa biarin ceweknya minum sih? dasar laki-laki ga peka," Gwen terus mengoceh membuat Arsenio tak kuasa untuk tak tersenyum.

Eliano melotot menatap Arsenio terus tertawa mengejek. "kok lo ikut-ikutan ketawa, bukannya belain gue," kesalnya.

"Dasar ga gentlemen," bisik Arsenio penuh ejekan.

Eliano menghembuskan nafas panjang menatap lelah Gwen. "Gini ya, Gwen, calon adek ipar... " ucapannya terputus kala Gwen kembali angkat bicara.

"Aku belum restuin Kak El ya, enak aja sembarangan manggil adik ipar," serah Gwen.

"Iya iya ga manggil lagi. Gini ya cantiknya Nio, nanti bakal minta maaf ke Atha karena udah jadi cowok ga peka,"

Seketika wajah Gwen bersemu kala Eliano memanggilnya dengan 'cantiknya Nio'. Diam-diam dia melirik Arsenio yang tersenyum hangat kepadanya. "parah, manis banget senyum kak Nio"

"Giliran di panggil cantiknya Nio, diem lo, wajah kayak udang rebus," ejek Eliano.

Gwen memegang kedua pipinya yang terasa panas, lalu detik selanjutnya dia menormalkan detak jantungnya berkacak pinggang dan mata melotot, menyergah dengan nada kesal, "Pokoknya Kak El harus minta maaf sekarang. Gara-gara kak El,kak Tata semalam demam tinggi"

Seketika, mata Eliano melebar mendengar kekasihnya demam semalam karenanya.

Gwen terengah-engah, "Baru marah sebentar, muka udah kayak udang rebus," gumamnya sambil mengipas-ngipas wajahnya. Bibirnya masih mencucu kesal.

"Bocah, bukan merah karena marah, tapi karena emang salting kan?" goda Eliano sambil mengusap rambut Gwen.

"Jangan sentuh aku!" kesal Gwen memilih berbalik sambil menarik tangan Selly kembali ke kelas.

"Lucunya si cantik Nio" goda Eliano melirik Arsenio yang tak henti tersenyum.

"Ayo ngantin!" Gwen berkata sambil mencoba meraih tangan Selly.

"Mana ada kantin buka, Gwen" Desah Selly mengikuti langkah sahabatnya.

Belum sempat melangkah jauh, tiba-tiba sebuah ember berisi air kotor tumpah dan membasahi seragam sekolah Gwen.

"Anj*ng!" teriak Gwen kaget, matanya membulat melihat seragamnya yang kini kotor berwarna coklat.

1
Gebi Tompul
lanjut
Myra Myra
kasihan Gwen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!