Alin tidak menyangka bahwa hari dimana ia menjadi tamu saat pernikahan anak majikannya justru hari itu pula menjadi hari pernikahannya. Alin harus menggantikan mempelai wanita lantaran sang mempelai wanita kabur entah kemana, untuk menjaga nama baik keluarganya majikannya, mereka menikahkan Alin dengan pria yang sama sekali tidak Alin kenal sebelumnya.
Bagaimana kisah Alin? Apakah Alin akan bahagia?
Atau justru Alin akan menderita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tante Lagi
Terimakasih atas dukungannya semuanya😍
Jangan lupa dukung author dengan like, komentar, mau kasih hadiah juga gapapa, vote juga gapapa kok🤭 sama juga jangan lupa buat kasih author ⭐ di kolom komentar ya biar author tambah semangat nulisnya🍒
.
Sesampainya di rumah, Axel langsung menuju kamar dan melihat Alin yang tengah membaca buku yang beberapa waktu lalu Axel pesankan untuk sang istri, Axel segera menghampiri Alin dan memeluknya.
"Loh Mas Axel kok udah pulang? Bukannya Mas Axel ada rapat," ucap Alin.
"Saya lelah, biarkan seperti ini dulu," ucap Axel.
Alin yang hendak mendorong Axel pun menghentikan tangannya, cukup lama Axel memeluk Alin dan membuat Alin bertanya-tanya hal apa yang membuat Axel sampai lelah dan memeluknya.
'Pasti ada masalah di kantor, kasihan Mas Axel. Harusnya aku bisa bantuin Mas Axel, tapi nyatanya aku gak bisa ngelakuin apa-apa buat ngerinanin masalahnya Mas Axel,' ucap Alin dalam hati.
Entah dorongan apa yang membuat Alin menepuk-nepuk punggung Axel, Axel yang merasakan tepukan pelan tersebut pun langsung menjauh dari Alin.
"Ada apa Mas?" tanya Alin saat melihat Axel yang menatap dirinya.
"Apa yang sebenarnya kamu lakukan?" tanya Axel lalu mengecup bibir Alin.
"Maksud Mas Axel?" tanya Alin.
"Lupakan," ucap Axel.
"Oh iya, tadi saya telepon kamu, kenapa kamu gak angkat telepon saya?" tanya Axel.
Alin pun tidak bisa berkata-kata, karena ia pikir Axel tidak akan menanyakan hal ini, "Kenapa Mas Axel nelpon Alin?" tanya Axel.
"Ya, kan kamu istri saya. Wajar dong kalau saya nelpon kamu," ucap Axel dan diangguki Alin.
'Aku harus jawab apa ini? Masa aku bilang sejujurnya kalau hp ku ilang,' ucap Alin dalam hati.
"Kenapa?" tanya Axel.
"Gapapa kok Mas," ucap Alin.
"Mana coba lihat hp kamu," ucap Axel.
"I-itu Mas, hp Alin hilang," ucap Alin.
Axel pun mengerutkan keningnya, "Sejak kapan hilangnya? kenapa saya gak tau? Dan kamu juga gak pernah bilang ke saya kalau hp kamu hilang," tanya Axel.
"Udah cukup lama sih hilangnya," ucap Alin.
"Kenapa kamu gak bilang ke saya kalau hp kamu hilang, saya jadinya gak bisa hubungi kamu," ucap Axel.
"Iya, maaf Mas," ucap Alin.
"Setelah ini kita ke mall buat beliin kamu hp," ucap Axel.
"Gak usah Mas, Alin gak gapapa kok gak punya hp. Lagian kalau ada hp Alin juga jarang gunain," ucap Alin.
"Kalau saya mau hubungi kamu gimana kalau kamu gak ada hp?" tanya Axel dan mampu membuat Alin terdiam.
"Ayo," ajak Axel.
"Iya Mas," jawab Alin.
Namun, baru saja Alin berdiri tiba-tiba Axel berhenti sehingga membuat Alin hampiri jatuh karena menabrak punggung tegap Axel dan untung saja Axel segera menhan tubuh Alin sehingga Alin tidak mampu jatuh.
"Maaf, saya tidak sengaja. Lagian kamu ini hobi banget mau jatuh," ucap Axel dan Alin hanya diam mendengarnya.
"Oh iya, kalau gak buat saya ke mall sendiri buat beliin kamu hp. Kamu kan lagi hamil takutnya Kamu mual atau gimana gitu selama perjalanan," ucap Axel.
"Gak usah Mas, Alin ikut aja. Alin juga kadang bosan kalau di rumah terus," ucap Alin.
"Yaudah ayo," ucap Axel.
Beberapa saat kemudian, mereka pun sampai di pusat perbelanjaan yang cukup terkenal di kota A. Axel tentunya langsung membelikan ponsel untuk Alin dan setelah itu mereka langsung menuju restoran yang biasa keluarga Abraham kunjungi.
"Banyak banget Mas Axel pesannya," ucap Alin saat makanan yang sudah di pesan Axel datang.
"Kamu harus makan yang banyak, ingat kata Dokter kan kalau kamu harus makan banyak biar kamu dan bayinya juga sehat, semua makanan ini aku pilih yang bagus buat Ibu hamil jadi kamu gak perlu khawatir," ucap Axel dan diangguki Alin.
Setelah itu, mereka pun makan makanan yang ada di hadapan mereka, "Udah?" tanya Axel.
"Iya, Mas. Udah kenyang," ucap Alin.
"Yaudah, ayo," ajak Axel.
Mereka berdua pun keluar dari restoran, namun baru saja mereka keluar dari restoran tiba-tiba seorang wanita datang dan menghadang jalan keduanya.
"Oh jadi ini istri kamu Axel, gak ada yang spesial ya. Lebih cantikan Nadia bahkan lebih sexy Nadia, kamu gak malu ya jalan bareng sama istri pembantu kamu ini," ucap Ibu Nadia.
"Tante lagi, saya bosan harus ngurusin Tante yang gak tau apa motivasi Tante buat ganggu hidup saat. Saya sudah bukan lagi calon menantu Tante, saya tidak ada hubungan apapun dengan anak Tante karena saya udah menikah dan bahagia dengan keluarga baru saya, saya harap Tante tidak lagi ganggu hidup saya. Saya mau hidup damai tanpa adanya masa lalu buruk yang pernah saya alami karena ulah anak Tante, ayo kita pulang," ucap Axel dan menggandeng tangan Alin lalu mereka berdua pun meninggalkan Ibu Nadia.
Karena tidak terima, Ibu Nadia pun mengejar Axel dan Alin kalua menarik rambut Alin hingga Alin tertarik ke belakang.
"Awsh!" teriak Alin lantaran merasakan sakit pada kepalanya.
"Shit!" teriak Axel lalu mendorong Ibu Nadia.
Setelah itu, Axel pun membawa Alin ke pelukannya tak lupa Axel juga mengusap kepala Alin.
"Saya sudah peringatkan pada anda untuk tidak mengganggu saya ataupun keluarga saya bukan, tapi anda melanggarnya. Jadi, jangan salahkan saya jika ada masalah pada usaha anda, saya berkata seperti ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi saya memang akan melakukannya karena anda yang menguji kesabaran saya," teriak Axel.
Semua utang yang ada disana pun menatap ketiganya dengan tatapan penuh tanya serta tatapan mengejek Ibu Nadia yang sudah menyakiti Alin.
Axel pun membawa Alin pergi, "Sial," aku harus gimana lagi ini? Masa anaknya Nadia gak punya Ayah sih," gumam Ibu Nadia dan pergi.
Disisi lain, Axel dan Alin pun sampai di rumah dan Axel langsung mendudukkan akin di ranjang. "Mana yang sakit?" tanya Axel.
"Gak ada yang sakit kok Mas, ya tadi sih sakitnya, tapi sekarang udah mendingan," ucap Alin.
"Maaf karena masalah yang dibuat Ibu Nadia, saya gak tau kalau dia akan senekat itu," ucap Axel.
"Iya, Mas. Alin ngerti kok, lagipula Ibu Nina Nadia juga pasti ada alasan kenapa dia ngelakuin itu bukan," ucap Alin dan diangguki Axel.
"Berhenti panggil Nadia Nona, karena dia bukan Nona kamu. Status kamu sekarang setara sama saya, jadi kamu tidak boleh memanggil siapapun Nian atau Tuan paham," ucap Axel.
"Iya Mas," ucap Alin.
"Bagus," ucap Axel lalu mengecup bibir Alin.
”Kamu mau honeymoon gak?" tanya Axel yang mampu membuat Alin terkejut.
"Honeymoon? Buat apa Mas?" tanya Alin.
"Anggap aja sebagai hadiah dari saya, setelah saya menikah kita tidak pernah pergi honeymoon bukan dan saya lebih sering kerja," ucap Axel.
"Bagaimana?" tanya Axel.
.
.
.
Tbc.
