Duar duar duar
Huhhhhhhhhh
suara party Popper dan teriakan para teman-teman sang pemilik pesta memeriahkan malam ulang tahun itu.
malam di mana Seorang wanita cantik mengetahui fakta menyakitkan di dalam hidupnya.
"Aku bersumpah akan merebutnya darimu, cepat atau lambat!" begitulah isi pesan yang di kirim selingkuhan suaminya malam itu
"Lakukan apa maumu! tapi jangan harap bisa mengalahkan ku." Jawab Arneta tak terpengaruh sedikit pun
jika biasanya istri sah akan meraung bahkan tak segan melabrak selingkuhan dari suaminya, Delisa sangat berbeda. ia brani melawan hingga membuat rivalnya berniat untuk mencelakainya.
akankah Arneta dapat mempertahankan pernikahannya? ataukah, Arneta justru kehilangan nyawanya?
simak kisahnya hanya di Novel "Takdir Ke dua"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Viral
...BΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tak mau membuang waktu, Vincent meminta Tommy mengantarkan nya ke rumah sang ibu mertua. meskipun ia tahu kecil kemungkinan jika Arneta pulang ke sana, mengingat hubungan antara ibu dan anak itu sempat memanas sebelum mereka memutuskan menikah.
Namun yang memungkinkan untuk Arneta pulang adalah ke rumah ibunya, sebab setahunya istrinya itu tidak memiliki keluarga lain selain ibunya di kota ini.
"Anda yakin akan turun?" Tanya Tommy dengan ekspresi wajah ragu
Vincent menarik nafasnya dalam-dalam sebelum memutuskan turun, lalu membuka pintu sembari memerintahkan Tommy untuk mengikutinya turun.
Setelah sampai di ambang pintu, Niat awalnya ingin mengetuk. namun, pintu itu lebih dulu terbuka secara tiba-tiba.
Deg
Vincent tertegun ketika tatapannya bertemu dengan sang ibu mertua yang kini tengah berdiri di balik pintu.
"KAU.... "
"IBU..... "
Ucap keduanya secara bersamaan dengan wajah terkejut.
"Sedang apa kau di sini?" Tegurnya sembari membuang muka ke arah lain.
Wanita paruh baya bernama Tanti itu seolah tak sudi menatap pria yang berstatus sebagai menantunya itu, karena sudah membuat sang putri berani menentangnya hingga menikah tanpa restu.
Bagaimana Tanti bisa mengetahui kabar pernikahan itu karena meskipun ia sudah mengusir Arneta. sebagai seorang ibu, Tanti tak bisa benar-benar melepaskan putrinya begitu saja di tangan pria seperti Vincent.
Entah kenapa ia merasa jika menantunya itu tak sebaik yang nampak di depan publik, sama halnya seperti mantan suaminya dulu.
Belum juga menjawab, Vincent justru meraih tangan Tanti. "Bu, mana Arneta? dia pasti ada di sini kan? tolonglah, pertemukan aku dengannya!" Ucap Vincent dengan memohon
Sayang niat baik Vincent untuk datang justru membuat Tanti menjadi murka padanya. Wanita paruh baya itu menghempas kan tangan Vincent, yang dengan lancang menyentuhnya.
"Lepaskan aku. lancang sekali kau menyentuhku." Geramnya dengan mata melotot tajam
Namun penolakan itu tak membuat Vincent jerah hingga dengan tak sabarnya, ia justru menerobos masuk ke dalam rumah tanpa seizin Tanti yang kini nampak terkejut.
Sesampainya di dalam, Vincent terus mencari ke setiap sudut rumah sembari berteriak memanggil nama sang istri. namun tetap saja, Arneta tak menampakkan batang hidungnya sebab wanita itu memang tak berada di sana.
Melihat itu, Tanti semakin murka hingga berteriak memaki Vincent agar keluar dari rumahnya.
"Hei keluar dari rumahku!"
Namun tetap saja ucapannya tak di dengar oleh Vincent yang terus berupaya menggeledah rumah itu.
"Netta, sayang. ayo keluarlah, mari bicara!" Ucap Vincent di sela-sela kegiatannya mencari sang istri
Tak berhasil mencegah Vincent, Tanti menatap Tommy yang juga ada di sana namun hanya diam.
"Hei, bawa temanmu itu keluar dari rumahku jika tidak ingin aku melaporkan perbuatan kalian pada Polisi." Ancam Tanti pada Tommy
Di ancam seperti itu, Tommy akhirnya bergerak untuk menenangkan Vincent agar berhenti mengobrak abrik rumah sang mertua. apalagi melihat tak ada tanda-tanda keberadaan Arneta di sana.
"Tuan, Sepertinya Nyonya tidak berada di tempat ini."
"Diam! Tau apa kau tentang istriku?" Bentak Vincent pada Tommy agar berhenti mengganggu nya
"sudah cukup. Jangan membuat keributan di rumahku! lagi pula, kenapa kau mencari istrimu di sini? bukankah, kalian sudah menikah? lalu, kemana dia pergi?"
Deg
Kini Tanti berbalik menyerang Vincent hingga membuat suami putrinya itu terdiam.
Ya, suami putrinya karena Tanti tak pernah menganggap Vincent sebagai menantunya. jika Vincent tak muncul di kehidupan putrinya, maka sudah dapat di pastikan jika Arneta akan menikahi pria yang sudah ia jodohkan dengan putrinya itu.
Pria yang berprofesi sebagai pengacara dan merupakan putra dari sahabatnya.
Akibat perjodohan yang gagal itupun, sampai sekarang sahabatnya itu marah padanya hingga detik ini. dan semua itu akibat Arneta lebih memilih Vincent di Bandung Reyhan tunangannya.
"Kenapa kau diam?".... Tanti menjeda ucapannya, lalu memutari Vincent, "kau terus diam, itu menunjukkan jika kau tidak benar-benar mencintainya. jikalau pun aku tau dia di mana, aku bersumpah akan menjauhkannya darimu!."
Deg
Jika mengingat itu, Amarah di hati Tanti kembali membara.
Tanpa banyak bicara, Tanti mengambil sapu yang berada di dapur. lalu kembali dan memukuli Vincent dan Tommy secara bergantian agar keluar dari rumahnya.
Dua pria itu jelas terkejut hingga dengan sendirinya berlari keluar rumah itu untuk menghindari pukulannya.
Setelah kepergian Vincent, Tanti langsung menutup pintu rumahnya dengan sangat kasar.
Nafasnya memburu, Pikirannya seketika kacau memikirkan keadaan putrinya. apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah selama ini, kehidupan putrinya baik-baik saja? setidaknya itulah yang di perlihatkan oleh Vincent dan Arneta di depan publik.
lalu, kenapa tiba-tiba Vincent datang untuk mencari kebenaran Arneta kerumahnya? sebenernya apa yang terjadi?
Begitu banyak pertanyaan yang menyelimuti hati Tanti hingga membuat nya semakin tidak tenang.
Sebagai seorang ibu, Tanti berharap putrinya baik-baik saja di manapun keberadaan nya saat ini.
*****
Di rumah sakit, Susan tengah duduk di samping ranjang sang Putri yang tengah terbaring lemah dengan selang infus yang menancap di tangannya.
Hari itu, Bulan harus menerima pil pahit karena ia kehilangan salah satu janin kembarnya. di tambah, entah dari mana salah satu media infotainment justru kedapatan memberitakan soal putrinya pagi itu.
Narasi dalam berita pun mempertanyakan tentang kondisi Bulan yang kedapatan di larikan ke rumah sakit, lengkap dengan foto-fotonya juga.
Entah siapa yang sengaja melakukannya, karena berita itu sungguh sangat menganggu. hingga dapat berdampak buruk bagi karier Bulan untuk kedepannya.
Tangan Susan terkepal kuat, wajahnya memerah menahan amarah. belum juga menikmati hasil kerja keras sang Putri, ia harus mengetahui bahwa putrinya tengah hamil di luar nikah.
"Bodoh kau Bulan, kenapa malah mengulur-ulur waktu untuk menjerat pria itu? kau hamil, tapi kenapa tidak menuntut pria itu untuk menikahi mu dengan segera! kalau sudah begini, tamat sudah riwayat kita jika sampai publik tau, kau hamil di luar nikah."
Oceh Susan, meskipun Bulan tak dapat mendengar makiannya karena belum sadarkan diri.
Sejak tadi, ponsel keduanya berbunyi silih berganti. Susan benar-benar geram karena berkat berita yang beredar, seluruh teman dan kolega bisnisnya kini bergantian menanyakan apakah kabar yang beredar itu benar? jika iya, apa yang sebenarnya terjadi? dan banyak lagi yang lainnya.
Karena tekanan demi tekanan yang dirinya dan Sang Putri hadapi, Lalu tercetuslah dalam pikiran Susan untuk memanfaatkan momentum ini sebagai jalan Putrinya menuntut pertanggungjawaban dari Vincent.
Dengan sedikit drama yang akan dia mainkan, dirinya yakin publik akan mendukung Bulan dan calon cucunya untuk mendapatkan haknya. Dan Vincent mau tidak mau pasti menikahi putrinya karena tuntutan publik pasti akan begitu besar.
"Sempurna." Gumam Susan sembari tersenyum licik
Dengan cepat, Susan menghubungi beberapa wartawan untuk meminta mereka datang ke rumah sakit. ia beralih ingin melakukan konversi pers atas berita yang tengah Viral saat ini.