Marda menikahi Pendi setelah satu tahun pacaran, namun satu tahun menikah dia mendapatkan teror yang sangat mengerikan sekali. setiap malam di dalam mimpi nya selalu di temui seorang wanita bergaun pengantin penuh darah sembari membawa gergaji mesin, seolah pengantin itu ingin membunuh Marda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Giliran Raisa
Sudah satu minggu Marda di rawat di rumah sakit dan hari ini ia meminta pulang saja dari pada lama lama di rumah sakit dan tentu nya biaya tidak sedikit, sedikit pun Marda tidak mau mengambil uang nya Pendi untuk berobat diri nya kali ini, memang murni uang tabungan nya selama tinggal di vila.
Uang yang ia dapat dari menjual tanaman yang ia tanam di sebelah dan juga samping rumah, malahan Bu Ita yang ikut membantu biaya anak nya. bahkan orang tua ini tidak banyak tanya saat Marda bilang mau bayar sendiri, tidak julid pada Pendi atau sepatah kata pertanyaan saja.
Seolah Bu Ita memang sudah tau kenapa Marda bersikap begini, sebagai orang tua tentu nya ia paham bagai mana sikap anak nya bila sedang tidak baik baik saja. jadi untuk membuat suasana tenang, maka Bu Ita tidak banyak tanya dan langsung saja memberikan uang yang sudah ia bawa dari rumah.
"Tidak ada apa apa kok tadi malam, Ibu tidak di ganggu." Bu Ita berucap pelan agar tidak terdengar Pendi.
Marda juga masih merenung karena dia merasa aneh, tadi malam dia pun sudah tidur di vila ini. tapi sama sekali tidak ada ganguan sedikit pun dari pengantin iblis yang datang kemarin. dari awal sudah ragu apa itu memang nyata, malah sekarang bertambah pula setan nya tidak datang lagi.
Tambah ragu lah hati wanita ini, apa memang ada setan nya atau cuma halusinasi dia saja. sebab tadi malam sama sekali tidak ada gangguan yang datang, bahkan Bu Ita sampai tidur di ruang tamu yang ada sofa nya karena memang menunggu apa benar memang ada. tapi tidak ada penampakan, pagi ini Bu Ita membahas dengan anak nya bahwa dia tidak melihat apa apa.
"Masa iya aku cuma terbawa omongan orang ya, Bu?" tanya Marda pelan.
"Tadi malam memang tidak ada, tapi coba lah nanti malam lagi. apa bila memang ada maka akan Ibu carikan ustad!" ujar Bu Ita.
"Marda itu cuma termakan omongan orang saja, Bu! tidak perlu lah mau cari ustad segala." cegah Pendi.
"Ustad kan tidak masalah, bahkan bila perlu adakan pengajian di sini. kamu tidak usah khawatir masalah biaya, Ibu yang akan memberi uang untuk Marda!" tegas Bu Ita.
Pendi terdiam karena langsung di serang masalah biaya oleh mertua nya, tentu saja dia merasa karena ia tidak keluar uang sama sekali. malah mertua nya yang janda haru mengeluarkan uang, Marda yang menolak keras uang dari suami nya karena malas di ungkit oleh Bu Tina.
"Kamu harus nya sadar diri lah sebagai suami, istri di tinggal sendirian di sini tanpa teman! malah sekarang merasa terganggu, ya usaha lah cari sesuatu yang bisa membersihkan." ucap Bu Ita.
"Aku juga tidak keberatan, Bu." ujar Pendi akhir nya.
"Bagus kalau kamu tidak keberatan, ini kalau cari ustad saja kamu larang maka jadi kesan nya aneh." celetuk Bu Ita.
"Aneh kenapa, Bu?" Marda yang bertanya dengan wajah bingung.
"Tentu saja aneh, kan seperti Pendi sedang menyembunyikan rahasia tentang vila ini!" jawab Bu Ita tajam.
"Astagfirullah, rahasia apa? aku tidak ada macam macam, Bu!" Pendi kaget juga mendengar nya.
Bu Ita tidak lagi memjawab ucapan menantu nya karena bila di terus kan maka akan jadi masalah besar, jadi lebih baik diam saja dan mencari urusan lain. sebagai orang tua yang sudah banyak makan asam garam kehidupan, Bu Ita memang merasa vila ini agak suram serta dingin sekali hawa nya.
"Kata orang orang vila ini dulu nya punya Anita, apa itu Anita yang sama dengan mantan mu?" Marda bertanya setelah Bu Ita keluar.
"Ngomong apa sih kamu, Sayang?" Pendi terlihat malas mau debat.
"Aku cuma tanya! vila ini dulu punya Anita, apa Anita itu mantan pacar mu?" Marda sudah sengit bicara nya.
"Beda orang." jawab Pendi singkat saja tanpa basa basi.
"Anita yang punya vila ini kata nya keluar negeri, atau mungkin Anita itu yang jadi hantu di vila ini." sindir Marda.
"Bicara apa kamu ini? ah sudah lah, malas aku ngomong tidak jelas begini." Pendi berkelebat pergi karena kesal.
Meninggal kan Marda yang masih terdiam sendirian karena dia sekarang hanya bisa terbaring di atas tempat tidur, tulang nya belum baik baik saja sehingga tidak bisa mau di pakai jalan atau turun dari ranjang. tunggu sampai nanti membaik, baru lah bisa di pakai untuk jalan jalan keluar.
...****************...
Raisa terdiam sendirian di kamar nya karena sangat setres mengetahui fakta menyakitkan dari sang suami, walau pun Jovan tidak mau mengakui nya secara langsung soal pembunuhan itu. namun Raisa sudah yakin bahwa yang di bunuh pasti lah wanita, sangat tidak di sangka bahwa suami yang kalem itu bisa menjadi tidak punya hati.
"Aahhhkk, sakit sekali." Raisa meringis kesakitan memegangi perut nya.
Seperti yang sudah sudah bahwa penyakit nya bisa kambuh kapan saja, dan penyakit ini tidak bisa mau di pastikan dengan jelas apa nama nya. sebab sakit Raisa selalu bermacam macam, kadang kala di perut dan kadang juga di kepala.
"Eegkkkk!" Raisa membungkuk karena perut nya luar biasa sakit.
"Ibu!" Sari yang mau mengantar buah jadi kaget.
"Carikan obat ku, perut ku sakit sekali." rintih Raisa.
"Duduk dulu, biar saya carikan obat nya!" Sari panik melihat Raisa.
"Aaaahkkkk, Aaahkkk!" Raisa sudah tidak karuan bentuk nya karena menahan sakit.
"YA ALLAH!" Sari terpekik karena Raisa membuka perut nya dan muncul cakaran yang besar besar.
"Hentikaaaaan! dia mencakar ku, Sariiiii." Raisa berteriak keras karena melihat wanita yang amat menakutkan.
"Ayo kita keluar dari kamar." Sari memapah Raisa yang sudah berlumuran darah.
BRAAAAK.
Pintu kamar terbanting keras dan tidak bisa mau di buka lagi, bukan main takut nya Sari karena ia pernah mengalami hal yang sangat menakutkan seperti ini dalam hidup nya. malah sekarang bertambah pula dengan masalah Raisa, namun tak lama kemudian Raisa bisa menarik nafas lega.
"Dia menghilang, huhuhu aku takut sekali." Raisa menangis takut dan juga sakit.
"Tunggu sebentar ya, Bu! aku akan berusaha membuka pintu nya." Sari berusaha keras.
Braaaak.
Jovan yang mendengar teriakan dari laur langsung masuk kedalam dan melihat istri nya berlumuran darah dan duduk di lantai, tentu nya dia kaget dan panik melihat Raisa begitu. Sari juga masih pucat karena ketakutan, untung nya pintu terbuka dan sesuatu yang mengganggu Raisa cepat pergi.
jadi merinding kan... makin nggak bisa tidur... ya Alloh Gusti... kalo jadi Marda ya wajar kalau langsung syok... jadi patung... pasrah deh mau dimakan atau mau digergaji....
lah.... jadi kena beneran yang bvnvh diri... nyesel lo Ardi... gara-gara kenikmatan sementara, lo kehilangan anak... bentar lagi juga kehilangan bini Lo.... mungkin juga nyawa Lo...
korban nya cukup suami mereka saja Thor,,dn para istri tahu cerita tentang bejat nya para suami mereka.
tetep semangat 💪 Thor..