Setelah ibunya meninggal sejak usianya tujuh tahun, kini Naira terpaksa tinggal dengan ibu serta kakak tirinya, pilihan ayahnya kali ini cukup membuat kehidupan Naira serasa di neraka.
Penyiksaan yang selalu Naira dapatkan selama ini, pada akhirnya telah membuat nya mulai berani melakukan perlawanan, dirinya sudah sangat lelah karena selalu mengalah dan terus-terusan ditindas oleh ibu serta kakak tirinya.
Suatu ketika, telah terjadi peristiwa memalukan dalam hidupnya, hingga membuat dirinya terpaksa di nikahkan dengan seorang pria misterius oleh warga satu kampung,nah loh! Kira-kira apa yang membuat mereka sampai di paksa harus menikah? Serta telah membuat warga satu kampung menjadi murka ? Mengapa pria misterius tersebut bisa datang secara tiba-tiba dalam kehidupan Naira dan malah menjadi suami dadakannya.
Lantas siapakah pria misterius tersebut?
Jangan lupa ikuti kisahnya hanya di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan untuk Marcel
Kini para karyawan terutama bagian LC, sudah berkumpul di ruang meeting dimana tempat tersebut sudah terlihat rapih dan bersih, rupanya Naira yang si bimbing oleh Poppy, cukup cekatan juga mengerjakan pekerjaannya.
Kemudian Naira dan Poppy beristirahat di pantry, bergabung dengan karyawan lainnya yakni bagian OB(office boy) yang berjumlah dua orang.
Naira masih terlihat kaku untuk ikut berbaur dengan karyawan lainnya, padahal mereka bersikap ramah terhadap Naira, apalagi saat tahu jika Naira adalah keponakan nya, otomatis tidak akan ada yang berani mengusiknya, itu semua karena Luna di Paradise Club cukup memiliki pengaruh besar, apalagi Big Bos Marcel sangat mengandalkan Luna. Bisa di bilang Luna adalah karyawan kesayangan nya.
Rapat pun di mulai, perdebatan antara Luna dan Bos Marcel cukup membuat karyawan lainya menggeleng, Luna begitu beraninya menentang peraturan Bosnya yang menurutnya tidak adil dan merugikannya.
"Baiklah Luna, kali ini aku mengalah! Aku akan mencoba memberi pengertian terhadap tamu kita, meskipun kau tahu kan jika Pak Sony itu adalah seorang bos besar, perusahan pertambangan nya ada dimana-mana!" tegas Marcel
"Aku tidak peduli Bos, pria itu telah bersikap kasar padaku, itulah sebabnya aku menolak di booking olehnya untuk kedua kalinya, aku tahu untuk melakukan visum atas sikap kasarnya pun percuma saja, aku pasti bakalan kalah, karena uang bisa merubah segalanya, uang bisa membeli keadilan. Dan keputusanku untuk menghindar darinya adalah jalan terbaik." tegas Luna yang teguh dengan pendiriannya.
Marcel pun merangkul pundak Luna, lalu membisikan sesuatu di telinganya.
"aku tidak akan membahas masalah ini lagi, dan urusan mengenai Tuan Sony, biar nanti aku yang handel, hanya saja semua itu tidak ada yang gratis Lun!" desis Marcel sambil tersenyum licik.
Kali ini Luna malah mengerutkan dahinya."Maksud Bos bagaimana?"
Kemudian Marcel meminta karyawan yang lainnya untuk keluar dati ruang meeting. Setelah ruangan tersebut sepi dan hanya terdapat Marcel dan Luna saja, barulah Marcel mengatakan sesuatu yang membuat Luna tercengang.
"Apa? Tuan tidak salah ingin tidur denganku?" tanya Luna masih tidak percaya.
Lalu Marcel dengan beraninya memeluk Luna dari arah belakang.
"Aku sudah lama mengincar mu, semakin kesini kau semakin mempesona Lun, apalagi tubuhmu selalu menggodaku!" kini Marcel dengan beraninya mengecup tulang selangka Luna, tiba-tiba darahnya berdesir. Hingga akhirnya Luna membalikan tubuhnya.
Di lingkaran kedua tangannya di sekitar leher Marcel.
"Lantas, apakah ada bayarannya Tuan?" tanya Luna tanpa basa-basi lagi.
Marcel malang tersenyum lebar
"off course Lun, asalkan kau hanya melayaniku saja, dan aku tidak mengizinkan kamu tidur dengan laki-laki lain, aku akan memberikan berapapun nominalnya asalkan kau bisa memuaskan ku!"
Luna pun mengangguk, dan pada akhirnya di ruang meeting tersebut mereka melakukan nya karena Marcel yang sudah tidak tahan akan kemolekan tubuh Luna. Dan teman Luna yang lain nya tidak ada yang berani mengusik aktivitas yang sedang di lakukan Bos besarnya bersama dengan Luna.
Sekitar jam dua pagi, Paradise Club sudah terlihat sepi, dan Luna memutuskan untuk segera pulang bersama dengan Naira yang terlihat sudah mengantuk, ia pun terus saja menguap.
Marcel yang pada saat itu berada di lokasi parkiran segera mengirim pesan singkat dan meminta Luna untuk datang, Luna pun bergegas pergi menuju parkiran bersama dengan Naira.
Setibanya di parkiran, Marcel cukup terkejut saat melihat Luna dengan seorang wanita berhijab.
"Maaf Tuan, bolehkah sepupu saya ikut bersamaku? Soalnya ia Di Jakarta masih baru dan belum kenal dengan siap-siap!" pinta Luna Memohon.
Marcelino pun mengangguk, setelah keduanya masuk ke dalam mobil. Marcel bergegas pergi untuk mengantarkan Luna dan juga keponakannya ke rumah nya, selama dalam perjalanan Marcel terus melirik ke arah Naira yang sedang duduk di kursi jok belakang. Karena saat ini posisi Luna berada di jok depan atas perintah dari Bos Marcel.
'Kenapa aku serasa tidak asing dengan wanita itu? Aku serasa pernah melihatnya di salah satu perkampungan dimana Nathan terjebak di sana, ya dan akulah yang memerintahkan Dimas Untuk segera menghabisi Nathan, tapi sepertinya Nathan memiliki seribu nyawa, iya sangat susah untuk aku singkirkan, Damn!' umpat Marcelino dalam hati.
Setibanya di gang sempit tepatnya gang menuju rumahnya Luna, tiba-tiba Marcel mencegah Luna untuk membuka pintu mobil.
"Jangan pergi dulu, malam ini aku masih menginginkanmu, biarkan sepupumu saja yang pulang lebih dahulu!" perintah Marcelino yang di angguki oleh Luna, kali ini Luna menuruti semua perintah Bos nya, itu semua iya lakukan demi uang yang akan iya dapat, apalagi nominalnya sesuai dengan keinginan nya, tentulah Luna sangat tergiur akan hal itu, di tambah Bos Marcel merupakan sosok pria yang sudah lama iya kagumi.
"Kak Luna mau pergi kemana lagi, ini kan sudah tengah malam?" tanya Naira sembari menyipitkan kedua matanya, karena iya mulai menaruh curiga.
"Sudahlah Naira kau tidak perlu tahu aku pergi kemana, lebih baik kau segera pulang ke rumah, jangan lupa kunci pintu dengan rapat, kau tidak usah menunggu kepulanganku ya!" pinta Luna dengan suara nya yang lembut.
Akhirnya Naira pun mengikuti apa yang Luna perintahkan, ia bergegas keluar dari dalam mobil, lalu mobil tersebut langsung tancap gas dan pergi begitu saja.
'Yaa Rabb, tolong selalu lindungi Kak Luna dimanapun ia berada!' batin Naira penuh harap.
......................
Mansion Rahadian
Merasa kondisi tubuhnya sudah sangat membaik, Nathan memutuskan untuk segera kembali bekerja di perusahaan, iya sudah sangat merindukan akan pekerjaannya, pastinya sudah sangat menumpuk karena kepergiannya yang cukup lama, padahal selama dirinya pergi menghilang, Marcel lah yang menggantikan posisinya, atas desakannya pada Papahnya. Nathan sendiri sengaja tidak memberitahu semua ini terhadap Marcel yang sampai saat ini belum menunjukan batang hidungnya, dan Nathan pun semakin yakin jika Kakak tirinya adalah dalang dari semua kejadian yang telah menimpanya.
Setibanya di kantor, Nathan di sambut hangat oleh para karyawan lainya, mereka sangat terkejut akan kemunculan Bos besar mereka setelah lebih dari satu bulan lebih tidak menunjukan dirinya.
Marcel yang sedang berkutat di depan layar laptop, Ia sangat terkejut saat Nathan yang secara tiba-tiba saja menerobos masuk ke dalam ruangan yang telah menjadi miliknya. Wajah Marcel terlihat cukup pucat ketika iya menoleh ke arah Nathan, namun iya tetap berusaha untuk tenang.
"Akhirnya adikku kembali juga!" seketika Marcel beranjak dari tempat duduknya, lalu ia mencoba mendekat ke arah nya, di peluknya tubuh Nathan sambil menepuk-nepuk pundaknya.
"apakah kak Marcel sangat merindukan aku?" tanya Nathan dengan sengaja.
"oh tentu saja adikku, kau telah membuat semua orang khawatir !" tegas Marcel berpura-pura peduli padahal dari lubuk hatinya yang paling dalam, iya sangat muak akan kehadiran adiknya tersebut.
"Aku pikir kak Marcel bahagia atas hilangnya diriku selama ini!" sindir Nathan dengan sengaja.
tiba-tiba Marcel malah tertawa terbahak-bahak.
"Hey, kenapa kau berfikiran jelek tentangku, adikku! tidak mungkinlah." kilah Marcel mencoba berkelit
Nathan malah menatap sinis ke arah kakaknya.
"Sudahlah kau tidak usah berfikiran yang tidak-tidak lagi, sebagai ungkapan rasa bahagia, atas kembalinya dirimu! nanti malam aku ingin merayakan kehadiranmu kembali di Paradise Club, bagaimana Nathan, apakah kau mau?" Marcel menunggu jawaban dari adiknya tersebut.
'Sebaiknya aku bersikap sedikit melunak terhadap kak Marcel sambil aku mencari barang bukti untuk menjeratnya.' batinnya sudah sangat murka atas kelakuan kakak tirinya.
"Baiklah kak, nanti malam aku akan kesana, kau harus mentraktir ku ya, apapun yang aku inginkan kau harus penuhi!" jawab Nathan dengan penuh keyakinan.
"Tentu saja adikku, apapun yang kau minta di Club punyaku, akan segera aku kabulkan untukmu, kau kan tahu di sana banyak sekali wanita cantik yang sangat menggoda, kau bisa memilihnya sesuai yang kau suka!" kata Marcelino seolah merayu Nathan.
'Cih, sebenarnya aku sudah sangat muak sedari dulu berpura-pura baik padamu, seharusnya kau sudah mati di tanganku!' umpat Marcel di dalam hati.
Bersambung....
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
gk tega aku thor, klo Naira diduakan😭