Luna gadis cantik dan manis, anak dari seorang pria penjaga hewan kesayangannya namun mampu membuat pria yang usianya hampir kepala 4 jatuh cinta terhadap aluna atmaja gadis 22tahun, bagaimanakah perjalanan cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Olla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mabuk 2
Hujan salju diluar semakin intens, membuat hawa dingin menusuk menembus pori-pori kulit, dan jika cuaca sudah seperti ini minuman keras yang bisa membuat hangat lah yang dicari agar tubuh senantiasa tetap hangat.
Alex terus berjalan keluar dari lift ketika sudah sampai dilantai ke empat dimana tempat pribadinya yang hanya boleh dimasuki oleh orang-orang tertentu, namun sepertinya alex lupa satu hal bahwa dirinya saat ini tidak sendirian melainkan membawa seseorang yang sedang meracau tak jelas padahal tadi sudah terlelap sebelum dibawa naik olehnya.
Klik.
Pintu hitam yang menjulang tinggi perlahan terbuka, alex segera masuk kedalam dan secara otomatis pintu tertutup dengan sendirinya.
Dipandanginya sebentar wajah luna kemudian diletakkannya dengan pelan diatas ranjang besar miliknya.
Grep.
"Jangan pergi." gumamnya lirih sambil memegang tangan alex membuat sang empu perlahan mendudukkan tubuh besarnya dipinggir tempat tidur.
Alex memperhatikan luna yang masih setia memejamkan mata namun mulai bergerak seolah dirinya tak nyaman, pandangan alex seketika terpaku seolah susah untuk menelan air liurnya sebab saat ini badrobe yang dikenakan oleh luna tersingkap membuat belahan dada luna terlihat.
Glek.
Alex segera memalingkan wajahnya dengan kedua tangan mengepal bahkan kini wajah yang dipenuhi bulu itu memerah bukan karena sedang marah namun tubuhnya seketika bereaksi, alex bukanlah pria yang belum pernah merasakan nikmatnya surga dunia, namun dirinya juga bukanlah seorang pria penjajah wanita terhitung selama dirinya mengenal dunia dewasa alex baru 2 kali melakukannya itupun billy harus mencari seorang wanita yang memang dibayar untuk memuaskan para pria namun alex tetap memakai pengaman ketika berhubungan.
Tangan luna masih memegang lengan alex perlahan matanya terbuka sedikit dan mencoba bangun.
"Emm kenapa tuan bos ada dikamar ku? Tahu kah kamu jika wajah ini sangat mengerikan." gumamnya sambil menelusuri wajah alex dengan menggunakan telunjuknya, alex memperhatikan wajah luna dari jarak yang dekat.
"Banyak-banyak tersenyum tuan bos, agar aku tidak takut lagi." lirihnya sambil membelai bibir tebal alex.
Luna tersenyum saat tangannya berhasil membentuk senyum dibibir alex, pandangannya sayu namun saat ini dia seperti tidak berhadapan dengan alex pria yang membuatnya ketakutan hanya melihatnya saja, entah bagaimana jadinya jika nanti luna tersadar dan mengingat tingkah lakunya masih kah dirinya akan bersikap kurang ajar oleh orang yang menyeramkan menurutnya.
Alex masih terdiam sambil memperhatikan tingkah luna yang menurutnya kurang ajar namun dia membiarkannya dan terus memperhatikan wajah luna yang memerah karena alkohol itu.
"Bibir ini kenapa selalu berbicara dingin?" luna masih membelai bibir tebal alex.
Perlahan luna mempersempit jarak antara mereka hingga hidung mungil luna dan hidung mancung alex bersentuhan.
1
2
3
Huek.
Alex menggeram marah dengan mata terpejam tak lupa kedua tangannya mengepal sempurna.
Bruk.
"Sial." umpatnya dengan mata yang sudah kembali terbuka dan melihat luna sudah merebahkan diri di tempat tidurnya membuat alex semakin meradang apalagi aroma khas muntahan tercium dihidung mancungnya hingga dirinya segera beranjak dan langsung menuju kamar mandi tentu saja untuk membersihkan diri lagi sebab muntahan luna mengenai janggut dan tubuhnya itu.
Brak.
Alex menutup pintu kamar mandi dengan kasar, dirinya segera membuka baju miliknya dengan tergesa dan langsung membuangnya ditempat sampah.
Cessss...
Alex mengadahkan wajahnya dibawah shower hingga air hangat mengenai wajah serta tubuhnya.
Hampir 30 menit alex berada dikamar mandi, dirinya mandi hingga berkali-kali pakai sabun agar aroma muntahan tidak lagi tercium.
"Dasar gadis sia lan, tunggu besok pembalasanku." geramnya sambil memejamkan matanya dengan nafas memburu, pasalnya tidak pernah ada yang berani melakukan hal itu terhadap nya dan sepertinya ada gadis kecil yang sedang main-main dengan itu.
Sedangkan luna tampak terlelap sambil memeluk guling empuk, dirinya merasa sangat nyaman tidur di tempat yang amat empuk baginya itu tanpa tahu bahwa dirinya sudah membuat ulah dan tidak akan tahu apa yang akan terjadi besok.
Alex keluar dari kamar mandi mengenakan handuk yang melingkar dipinggangnya menutupi aset berharga miliknya, kedua tangannya berkacak pinggang melihat pola tidur luna yang sungguh membuat matanya sakit.
"Astaga." alex menepuk keningnya lalu dirinya berjalan menuju walk in closed untuk segera memakai baju.
Alex merasa pening kepalanya sebab belum lama ditinggal kini kamarnya sangat berantakan, guling yang tadinya berada ditengah-tengah tempat tidur ada 2 dan tersusun rapi namun satu yang dipeluk luna sedangkan satunya sudah teronggok dilantai, serta selimut hangat yang sudah terjatuh membuat paha luna terekspose, bantal yang tidak berdosa sudah berhamburan, bagaimana alex tidak merasa pusing apalagi dirinya type pria yamg mencintai kebersihan namun kini dikamarnya terdapat makhluk hang bertentangan dengan itu.
Alex keluar dari ruang ganti dengan memakai piyama panjang berwarna hitam dirinya mengambil selimut dan kembali menyelimuti tubuh luna dan itu hanya bertahan sebentar saja sebab kini selimut itu sudah ditendangnya lagi.
"Anna, kakak gerah jangan diselimuti." gumamnya dengan mata yang masih terpejam.
Alex menghembuskan nafas kasar lalu mengambil kembali selimut beserta bantal dan dibawanya kearah sofa panjang tak jauh dari tempat tidurnya.
Kamar alex memang memiliki pendingin namun jika cuaca seperti ini penghangat ruangan lah yang digunakan.
"Yang punya kamar siapa yang tidur di sofa siapa." gerutunya sambil membaringkan tubuh lelahnya disofa panjang itu namun ternyata untuk tidur sangat tidak nyaman sebab kaki alex harus terlipat.
"Haiisss si al." umpatnya namun karena tubuhnya sudah sangat lelah ditambah luna yang membuat ulah mau tak mau alex segera memejamkan mata dan tak butuh waktu lama dengkuran halus mulai terdengar.
Kamar yang tadinya nampak sepi dan hanya dihuni oleh alex namun malam ini kamar itu dihuni oleh dua anak manusia yang memiliki latar belakang yang berbeda jauh.
Kedua insan nampak tertidur dengan damai membuat suasana kamar semakin hangat hingga mereka nampak tidur dengan pulas walau tidak satu ranjang.
happy reading guys dan selamat beraktifitas☺