Apa itu kekuatan ? Apa itu bakat ? Dan apa itu keistimewaan ? Jika kamu memiliki kekuatan besar atau bakat dalam dirimu, apa yang akan kamu lakukan ? Menggunakannya untuk kebaikan, atau sebaliknya ?
"Memiliki kekuatan besar maka datanglah tanggung jawab yang besar." kurang lebih seperti itu kata-kata dari Ben Parker, meskipun hanya karakter fiksi, tapi kata-katanya sangat tidak biasa. Dan sekarang, cerita ini akan menceritakan kisah orang-orang yang luar biasa.
Note : update 2 hari sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn_Frankenstein, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 : Strongestman, Chapter 10.
.
Setelah mendengar semua cerita yang dijelaskan oleh sosok yang mengakui dirinya the black master, Brian pun bersuara. "Jadi, setelah semua kekacauan yang sudah terjadi di masa lalu, itu karena ulahmu ?" tanyanya sambil menundukkan kepalanya.
Black master pun menjawab. "Sebenarnya itu perbuatan manusia yang menggunakan kekuatanku, dan aku sendiri juga terkejut bisa-bisanya dia begitu menikmati atas perbuatannya. Tapi itu tak masalah, selagi rencanaku untuk bebas tetap berjalan." jelasnya.
Bugh...!!
Sebuah pukulan keras berhasil mengenai perut black master dan membuatnya terdorong beberapa meter. Brian takkan berhenti begitu saja, dia terus maju dalam mode birunya dan akan memberikan pukulan keras lagi.
Tap...!!
Sayangnya pukulannya berhasil di tangkap. Bugh...!! Sebuah pukulan keras mengenai wajah Brian dan membuatnya terdorong 10 meter ke belakang.
"Kau lumayan juga, tapi rasanya masih jauh dari sang pahlawan." ucap black master dengan melakukan gerakan regangkan tubuhnya.
Brian pun berdiri, dia lalu kembali masuk dalam mode biru lagi. Dia tak mengucapkan kata-kata, dan sekarang isi pikirannya adalah membunuh sosok misterius ini. Baginya, kematian kedua orang tua adalah ulahnya, lalu dia maju lagi dengan gerakan yang cepat.
Setelah dekat, satu gerakan pukulan tangan kanannya ia kerahkan, dan sayangnya meleset, lalu ia mengerahkan tangan kirinya, dan kali masih saja meleset karena black master terlihat bisa membaca gerakan dilancarkan pemuda itu kepadanya.
Rasa amarahnya semakin menjadi karena tak ada serangan yang mengenai lawannya, dengan membabi buta Brian melesatkan semua gerakan dari kedua tangan serta kedua kakinya. Bugh...!! Dan kali ini sebuah pukulan berhasil mengenai Brian, dan membuat pemuda itu terdorong lagi.
"Gerakanmu sangat mudah dibaca, dan terlihat jelas bahwa semua gerakanmu masih amatir." ucap black master.
Brian tak menjawab, dia terus bangkit dan berlari maju ke arah lawannya. Tak peduli ia masih amatir, dan itu memang benar karena dirinya tak pernah melatih gerakan teknik bela diri. Meksipun begitu, ia akan tepat maju dan takkan berhenti sampai tujuannya tercapai. Duagh...!! Lagi-lagi pemuda itu kena tendangan dari black master.
"Percayalah, jika kau bersedia menjadi bawahanku, hidupmu akan berjaya." ucap black master sembari menghindar dan menangkis semua serangan dari Brian.
Brian pun melompat mundur 4 kali, lalu ia berlari maju dengan menyiapkan pukulan di tangan kanannya yang sudah menyala biru dengan sangat terang. Tinggal beberapa langkah lagi mendekati black master, pemuda itu pun melompat, dengan memperlihatkan ekspresi marahnya, bertanda dia tidak ragu-ragu dengan kekuatan yang ia kerahkan, selagi itu untuk mengalahkan lawannya ini.
Boom....!!
Tanpa diduga, black master juga memberikan serangan yang sama hanya saja yang membedakan warna miliknya ungu. Kedua pukulan klimaks yang saling bertabrakan benar-benar menciptakan sebuah ledakan yang cukup membuat hembusan angin yang besar. Meski begitu, Brian dibuat terpental sedangkan black master hanya mundur beberapa langkah.
Dan sekarang pemuda itu hanya duduk berlutut sambil mengatur nafasnya sembari melihat black master yang diam berdiri menatapnya.
"Apa hanya segini saja kemampuanmu sebagai pewaris kekuatan pahlawan ?" tanya black master dengan ekspresi mengejek.
"Sangat disayangkan, jadi sang pahlawan benar-benar telah melakukan kesalahan karena telah mewariskan kekuatannya kepada orang yang salah." ucapnya lagi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Dengan perlahan, Brian pun bangkit sambil menutup kedua matanya. Dia bermaksud untuk menenangkan dirinya karena amarahnya sudah membuatnya kehilangan kendali atas dirinya. Setelah beberapa saat, ia pun mulai tenang, lalu membuka kedua matanya dan memandangi langit gelap yang akan menjelang fajar.
"Apa kau sudah tenang ? Jika sudah apa kita bila lanjut lagi ?" kata black master itu sambil mengeluarkan bola api berwarna ungu.
Tanpa menunggu jawaban, dia langsung melepaskan bola api ungunya ke arah pemuda itu. Boom...!! Duar...!! Tindakannya barusan benar-benar membuat ledakan yang bukan main-main. Sudah jelas sekali, ledakan atas serangannya berhasil membangunkan penghuni desa yang terdekat di tempat ini.
"Rupanya kau bisa menghindarinya." ucap black master sambil menatap Brian yang kini menatapnya dengan tatapan dingin.
Dengan tenang Brian menghela nafasnya dan menatap lawannya yang masih berdiri santai 20 meter dari jaraknya. Cahaya biru miliknya kembali menyelimuti tubuh pemuda itu, lalu ia mengambil posisi kuda-kuda petarung meski dirinya bukan petarung yang belum ahli.
Wuss...!!
Tiba-tiba Brian sudah bergerak cepat. Duar...!! Begitu sampai dekat lawannya, pemuda itu langsung memberikan pukulannya meski pada akhirnya ditahan dan menimbulkan suara ledakan serta hembusan angin yang cukup besar.
"Ini akan menyenangkan..!!" ucap black master dengan berteriak.
.....
Hari telah pagi, semua orang yang tinggal di salah satu desa, mereka memilih untuk segera mengungsi, karena mereka merasakan tanahnya bergetar, bahkan terus bermunculan hembusan angin meskipun tidak besar tapi lama-kelamaan akan membuat atap rumah mereka terangkat. Tentu saja, mereka lebih memilih pergi sementara untuk keselamatan meski ada beberapa orang yang tinggal.
Dan saat ini, hampir sebagian orang-orang aliansi kembali pulang, sedangkan sisanya masih di tempat untuk melihat serta menunggu siapa yang akan menang atas pertarungan Brian dengan black master. Benar, langit memang sudah cerah dan hari telah pagi, pertarungan Brian dengan black master masih belum selesai. Sungguh pertarungan yang tak mudah untuk menentukan siapa pemenangnya.
Terlihat dua cahaya biru dan ungu tengah beradu, itulah jika dilihat dari jauh. Tapi sebenarnya jika dilihat dari jarak yang dekat, yang terlihat dua orang bercahaya tengah beradu atau bertarung. Brian terus bangkit meski dirinya tau kalau peluang untuknya sangatlah kecil. Dari penampilannya saja juga terlihat jelas, tak hanya pakaiannya kotor dan robek, wajahnya penuh luka serta darah dari luka lebamnya.
"Kau sangat gigih sekali." ucap black master dengan santai. Benar sekali, dirinya masih terlihat baik-baik saja.
"Sepertinya cukup sampai disini saja, ini suda tak menyenangkan." tambahnya dan membalikkan tubuhnya.
Sedangkan Brian, dia setengah berlutut sambil mengontrol nafasnya, meski penampilannya berantakan, dia tetap konsisten dalam mode birunya, seakan-akan ia tak peduli dengan keadaannya sendiri. Lalu ia memalingkan pandangannya ke sekitarnya, banyak sekali pohon-pohon rubuh, bahkan bisa dikatakan tempat yang tadinya hutan kini seperti tempat yang terbuka.
Tiba-tiba matanya merasakan silau, lalu ia membenarkan penglihatannya, rupanya sebuah bola kristal di dekatnya telah memantulkan cahaya matahari ke arah matanya. Brian pun mulai merasakan ada yang aneh, karena bola kristal itu seharusnya hitam, kini kenapa jadi bening bersih. Dan anehnya bola kristal ini masih utuh atau tidak pecah akibat pertarungannya, lalu ia mengambilnya.
Pandangan Brian pun beralih melihat black master yang berjalan menjauhinya, lalu kembali menatap bola kristal yang kini berada di genggamannya. Tanpa membuat rencana, ia langsung menyalurkan semua sisa-sisa kekuatannya ke bola kristal ini, lalu ia pun bangkit dan berlari sekuat tenaga. Begitu black master akan berbalik, bersamaan Brian melempar bola kristalnya.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.....