NovelToon NovelToon
NERD Bertahan Hidup Di Dunia Yang Hancur Dengan Sistem Player Store

NERD Bertahan Hidup Di Dunia Yang Hancur Dengan Sistem Player Store

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sistem / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Hari Kiamat / Evolusi dan Mutasi
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: orpmy

Gadis kutu buku tiba-tiba mendapatkan sistem play store yang menyatakan jika update bumi akan segera terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon orpmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembulian 2

Sekar mengambil kacamatanya di lantai, membersihkan lensanya saat ia melangkah keluar dari toilet. Sebelum pintu tertutup, terlihat tiga gadis tergeletak dengan kondisi mengenaskan di dalam toilet.

Sekar memperbaiki posisi kacamata di wajahnya, menatap ponsel milik salah satu gadis yang membulinya. Matanya melebar saat melihat waktu yang menunjukkan tanggal 5 Januari 21xx.

"Lima belas tahun, aku kembali ke tujuh hari terakhir sebelum kiamat terjadi." gumamnya penuh tanda tanya.

Setelah itu, dia membuang ponsel tersebut ke sembarang tempat.

Toilet tempat dirinya disiksa terletak di area sekolah yang terbengkalai, sehingga tidak ada yang akan terganggu oleh teriakan seseorang yang disiksa di dalamnya.

Sekar sama sekali tidak merasa bersalah atas apa yang baru saja dilakukannya terhadap tiga gadis di toilet itu. Dalam ingatannya, ia hampir tewas karena ditenggelamkan di kloset.

Tubuhnya ditemukan oleh seorang petugas kebersihan yang membawanya ke rumah sakit. Kejadian itu membuatnya harus menghabiskan waktu di rumah sakit, yang merupakan tempat paling berbahaya saat kiamat terjadi.

Dengan jejak darah di sepatu kirinya, Sekar melangkah masuk ke ruang kelas yang tengah dalam proses belajar. Semua orang terdiam saat melihat kehadiran Sekar. Mereka seolah melihat sesosok hantu ketika menyadari wajah dan seragamnya dipenuhi bercak darah.

Beberapa siswa mulai bertanya-tanya, kenapa Sekar yang datang lebih dahulu, bukan Natasya dan kedua temannya seperti biasanya.

"Oy, apa kau salah masuk kelas?" ucap guru yang sedang mengajar dengan nada sinis. Namun, Sekar tidak peduli. Setelah mengunci pintu kelas, dia berjalan ke bangkunya.

Bisik-bisik terdengar di sekelilingnya. Beberapa siswa menertawakannya, menyangka ia baru saja dirundung oleh Natasya dan kedua temannya.

Salah satu pemuda menjulurkan kakinya, berharap Sekar tersandung. Namun, gadis itu justru menendang kakinya dengan sangat keras hingga terdengar suara tulang patah.

*Crack!* Pemuda itu menjerit keras dan mulai menangis, merasakan sakit yang luar biasa. Suasana kelas, yang awalnya penuh dengan tawa dan ejekan, seketika berubah menjadi keheningan yang penuh keterkejutan.

"Dasar bocah gila! Berani kau melukai murid sekolah ini! Beasiswamu akan dicabut, kau dengar itu? Kau sudah tamat!" teriak guru itu dengan marah. Namun, Sekar tetap tidak peduli dan terus berjalan ke mejanya.

Seorang pemuda bertubuh besar, Bryan, bangkit dari tempat duduknya dan menghalangi langkah Sekar. Bryan adalah anak bermasalah yang sering mengganggu Sekar, sama seperti Natasya.

"Bryan, habisi sampah itu! Patahkan seluruh tulangnya!" teriak pemuda yang kakinya dipatahkan tadi.

Semua anak di kelas ikut bersorak, meminta Bryan untuk menyiksa Sekar dengan cara yang paling menyakitkan.

Bryan tersenyum lebar, menatap Sekar seperti boneka yang siap ia hancurkan. "Karena kau akan segera keluar dari sekolah ini, bagaimana kalau aku memberikan kenang-kenangan tak terlupakan untuk semua teman sekelasmu?" ucapnya sambil mendekati Sekar dengan tatapan penuh nafsu.

Tangan Bryan hendak meraih seragam Sekar, membayangkan merobeknya dan mempermalukan gadis itu di depan seluruh kelas. Namun, sebelum tangannya menyentuh Sekar, gadis itu meraih kepalan Bryan lebih dahulu.

Dengan gerakan cepat, Sekar memelintir tangan Bryan dengan tenaga yang luar biasa hingga terdengar suara tulang remuk.

Crack! Jeritan Bryan menggema di tengah ruang kelas.

Semua tawa siswa seketika lenyap. Mereka terpaku saat Sekar meraih kepala Bryan dan membantingnya ke meja di samping mereka. Darah mengalir dari kepala Bryan, namun Sekar tidak berhenti. Ia terus membanting kepala Bryan dengan keras, berkali-kali, hingga jeritan pria besar itu berangsur-angsur lenyap.

"Berhenti!" teriak guru itu panik, tapi hanya menonton. Sekar pun tidak memedulikannya.

"Dasar gadis gila! Hentikan sekarang juga!" Guru itu berteriak lebih keras, tetapi Sekar semakin keras membanting wajah Bryan yang sudah sekarat. Darah Bryan menyembur ke segala arah.

Akhirnya, guru itu menyuruh murid-murid lain menghentikan Sekar. Tiga pemuda maju serentak untuk menyerang, tetapi Sekar dengan mudah membantai mereka.

Raungan kesakitan semakin keras ketika satu per satu siswa dihajar secara brutal. Tangan dan kaki mereka patah, dan darah mengalir dari kepala yang bocor.

Ketakutan mulai menyebar. Siswa-siswa lain berusaha melarikan diri, tetapi pintu telah dikunci oleh Sekar.

"Pak Guru! Kumohon, hentikan gadis gila itu!" seorang siswa memohon dengan wajah pucat ketakutan.

Namun, guru yang juga ketakutan justru memaksa siswa-siswa yang tersisa untuk menyerang Sekar bersama-sama.

Jeritan dan tangisan terus bergema di dalam kelas yang kedap suara itu. Tidak ada seorang pun di luar yang dapat mendengar apa yang sedang terjadi di dalam. Dan di sana, Sekar melampiaskan amarahnya tanpa ampun.

***

Di ruang kelas yang dipenuhi rintihan kesakitan dan isak tangis, Sekar berdiri di tengah tubuh para siswa yang tergeletak tak berdaya.

Dia memperbaiki posisi kacamatanya yang agak turun. di tangan kanannya, ia memegang dua batang pensil, sementara sepatu yang lepas tergenggam di tangan kirinya.

Tatapan dingin tanpa emosi terpaku pada sosok sang guru yang berlutut di kakinya. Pria itu menangis tersedu-sedu, memohon ampun demi keselamatan dirinya.

Namun, tanpa sedikit pun rasa belas kasihan, Sekar melayangkan tendangan keras ke wajahnya, membuat gigi pria itu rontok dan darah mengucur deras dari hidungnya.

Tanpa banyak bicara, Sekar menarik tangan guru itu, lalu menusukkan pena ke lengannya. Dengan gerakan brutal, dia memalu pena itu menggunakan sepatu, membuat jeritan kesakitan guru tersebut menggema di seluruh ruangan.

Sekar menghela napas panjang, seperti merasa baru saja menyelesaikan pekerjaan yang melelahkan. Ia memberi tendangan terakhir, membungkam jeritan mengganggu dari pria itu.

Setelah mengambil tasnya, Sekar keluar dari kelas tanpa menoleh ke belakang.

Sepanjang lorong, tangannya yang berlumuran darah menyapu dinding, meninggalkan jejak garis merah seperti sebuah lukisan suram.

"Sisa satu orang lagi," gumamnya pelan, matanya dingin dan tajam. "Aku akan pastikan masa depannya hancur seperti yang dia lakukan padaku."

Dengan langkah tenang, ia menuju ruang kepala sekolah. Di sepanjang perjalanan, siswa dan guru yang berpapasan dengannya menunjukkan reaksi beragam.

Sebagian menyingkir dengan ketakutan, menghindar sejauh mungkin. Namun, ada pula yang menertawakan penampilannya yang kacau penuh bercak darah.

Yang menghindar diabaikannya, tapi yang tertawa segera mendapatkan karma instan. Sekar memberikan hukuman singkat, menambah noda darah pada seragamnya yang semakin memerah.

Setibanya Sekar di depan pintu ruang kepala sekolah. Tanpa ragu, ia mendobrak pintu tersebut dengan sebuah tendangan.

Pemandangan di dalamnya membuat mata Sekar menyipit tajam. Seorang pria gemuk, sang kepala sekolah, terlihat sedang asyik bercinta dengan seorang wanita. Keduanya bergerak liar, seperti anjing yang sedang kawin.

***

Kepala sekolah yang gemuk menatap tajam ke arah Sekar yang masih berdiri di ambang pintu dengan wajah dingin tanpa ekspresi.

“Kau! Apa yang kau lakukan di sini, gadis brengsek?! Cepat tutup pintu sebelum seseorang melihat!” Pria itu meludah, suaranya penuh penghinaan, sementara tangannya tetap erat menggenggam pinggang wanita yang sedang meringkuk membelakanginya.

Sekar mengabaikan perintahnya. Langkahnya tenang saat memasuki ruangan. Tatapannya tertuju pada sebuah piala besar di rak kaca. Dia mengangkat bingkai kacamata, melihat namanya terukir pada piala yang dulu diraihnya dengan susah payah, hanya untuk dijadikan simbol palsu yang dipajang oleh pria busuk itu.

Pria itu menyeringai licik, rambut wanita di tangannya ditarik kasar, membuat wanita itu mengeluh kesakitan. “Kau datang untuk apa, hah? Mau menggantikan pel*cur ini? Bagus! Kemarilah, aku akan memberimu nilai bagus di ujian jika mampu memuaskan aku.” ucapnya sambil terkekeh.

Sekar tidak menjawab sepatah kata pun. Dengan gerakan cepat, dia meraih piala tersebut dan melemparkannya langsung ke wajah pria itu.

Brak!

Piala itu menghantam kepala pria gemuk itu dengan keras, menyebabkan tubuhnya terpental ke belakang dan terjatuh dengan suara berdebam di lantai. Pria itu memegangi wajahnya yang kini penuh darah, menjerit seperti babi yang disembelih.

Wanita yang sebelumnya menunduk terkejut dan bangkit berdiri. “Sekar! Apa kau sudah gila?! Apa yang kau lakukan?!” teriaknya dengan panik.

Sekar tidak menanggapi. Sebagai gantinya, dia memberikan tamparan keras ke wajah wanita itu hingga pipinya memerah. Wanita itu melotot marah, berniat membalas, tetapi Sekar tidak memberinya kesempatan. Dengan kekuatan penuh, dia menarik tubuh wanita itu dan melemparkannya ke lemari penuh barang-barang mewah.

“Tidak! Perabot mahalku!” kepala sekolah berteriak dengan putus asa, lebih peduli pada furniturnya daripada keselamatan wanita itu.

“Dasar gadis gila! Kau benar-benar sudah tamat hari ini! Beraninya kau menyerang dan menghancurkan koleksi keramik mahalku!” Pria itu meraung dengan amarah. Dia mencoba bangkit, tetapi tubuhnya yang gemuk membuatnya kesulitan.

Sekar mendekatinya dengan langkah tenang. Dia menatap pria itu dari atas. “Biar aku bantu,” katanya datar sebelum mengayunkan kakinya ke lutut pria itu.

Krek!

Jeritan melengking terdengar saat kedua kaki pria itu patah akibat tendangan brutal Sekar. Kini pria itu tergeletak tak berdaya di lantai, tubuhnya bergetar kesakitan.

Sekar kemudian duduk di atas tubuhnya dan mulai menghajarnya tanpa ampun. Pukulan demi pukulan mendarat di wajah pria itu, membuatnya berteriak dan menangis. “Berhenti! A-Aku sakit, kumohon, hentikan!”

Tetapi Sekar tidak berhenti. Dia bangkit hanya untuk menghujani tubuh pria itu dengan tendangan bertubi-tubi. Setiap tendangan menghasilkan suara tulang yang retak, membuat pria itu semakin terkapar tak berdaya.

“Apa kau ingin tahu apa salahmu?” Sekar bertanya dengan suara penuh kemarahan. “Kau selalu mengancam mencabut beasiswaku. Kau memaksaku menyerahkan diriku demi nafsu kotormu. Kau pikir aku akan melupakan semua itu?”

Pria itu mencoba membalas. “K-Kau sampah! Kau tidak pantas di sekolah ini! Aku hanya memberi kesempatan padamu yang tidak berguna itu! Harusnya kau bersyukur aku tertarik pada tubuhmu!”

Amarah Sekar memuncak. Dia menendang perut pria itu dengan keras, menyebabkan tubuhnya terlempar ke dinding. Muntahan bercampur darah mengalir dari mulut pria itu.

“Kau pikir aku tidak tahu? Setelah lomba itu, Pemerintah memberiku beasiswa 500 juta untuk masa sekolahku, tetapi kau mencurinya semua! Kau bajingan rakus!” Sekar berteriak dengan penuh kemarahan.

Pria itu terdiam, tubuhnya semakin lemah. Tapi Sekar belum selesai. Dia mengambil serpihan cermin yang pecah di lantai, memandangnya dengan tatapan dingin.

“Agar tidak ada gadis yang bernasib sama sepertiku di masa depan, aku akan mengkebiri burung itu.” ucapnya seraya kembali menaikkan kacamatanya.

Pria itu menyadari niat Sekar. Dia menangis, memohon, berusaha menawarkan apapun untuk menyelamatkan dirinya. Tapi tidak ada ampun di mata Sekar. Dengan pecahan kaca yang tidak lebih tumpul dari pisau berkarat, Sekar memotong kebanggaan kepala sekolah.

Jeritan kesakitan yang mengerikan menggema di seluruh sekolah. Belasan petugas keamanan berdatangan saat melaporkan penyerangan terhadap kepala sekolah. Namun saat mereka sampai, hanya ada wanita pingsan dan kepala sekolah yang terus memegangi area vitalnya dengan bercak darah dimana-mana.

Sementara itu sebuah jendela terbuka lebar, menjadi jalan keluar untuk Sekar.

1
Sean71
lanjut thor 😁😁😁
Excellent_098™
tumben up 3 ch sehari, semangat thor
Sean71
lanjut thor🙏🏻💪🏻💪🏻
Sean71
thanks thor dah double up hehe😅😅
Dadang Eliz
luka parah kok hanya.. nunggu modhar dl kali ya
Sean71
dah ganti cover nih,,,,, semoga bisa lebih semangat lagi up nya thor🙏🏻🙏🏻
Sean71
thor tumben up 1 bab nih
Dadang Eliz
wiiiiiih... kena kau... wkwkwkw
Sean71
tumben nih blum up, knapa ya thor🤔🤔
Sean71
thor lanjut, kepo ni mo tau bagian pas bencananya gimana tuh🤔🤔
Sean71
ceritanya bagus, pen tau nanti pas lawan zombie asli Sekar dapet kekuatan elemen kaga ya atau cuma sistem play store doang
Sean71
thor lanjut hehe
Excellent_098™
saran aja thor, lanjut aja cerita dmyth, udah banyak ch nya juga
Orpmy: nggak sabar nunggu Wira tebar benih lagi kah 🤭
total 1 replies
Excellent_098™
baru awal udah ngeri gini
Thaib X IPS 2
tolong ya jang berhenti di tengah jalan ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!