NovelToon NovelToon
MY NAME IS QUIN

MY NAME IS QUIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Pansy Miracle

Quinevere King Neutron, putri Nathan Ace Neutron bersama dengan Clementine Elouise King, kini sudah tumbuh menjadi seorang gadis dengan kepribadian yang kuat. Tak hanya menjadi putri seorang mantan mafia, tapi ia juga menjadi cucu angkat dari mafia bernama Bone. Hidup yang lebih dari cukup, tak membuatnya sombong, justru ia hidup mandiri dengan menyembunyikan asal usulnya. Quin tak pernah takut apapun karena ia sudah banyak belajar dari pengalaman kedua orang tuanya. Ia tak ingin menjadi pribadi yang lemah, apalagi lemah hanya karena cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TUDUHAN PEMBUNUHAN

Setelah keluar dari ruangan di mana Rea dirawat, Quin melangkahkan kakinya menuju ke arah luar rumah sakit. Ia harus mencari sesuatu yang bisa dimakan, karena ia belum makan malam. Ingin pergi ke kantin rumah sakit, tapi pasti sudah tutup, jadi pilihannya hanya cafe ataupun minimarket yang ada tak jauh dari rumah sakit.

Saat melihat sebuah mesin kopi, Quin pun melangkah mendekat. Ia baru sadar jika di sana selain kopi, juga menyediakan roti. Pada akhirnya ia memilih untuk makan roti dan minum segelas kopi saja, jadi ia tak perlu keluar dan bisa segera kembali menemani Rea.

Quin duduk di salah satu kursi dan mulai menghabiskan roti tersebut, sembari sesekali meneguk hangatnya kopi dalam sebuah gelas kecil. Ia menatap ke sekeliling, memperhatikan para staf rumah sakit ataupun keluarga pasien yang masih berlalu-lalang di malam hari.

Ia teringat kembali saat harus menemani adik bungsunya yang masuk rumah sakit dan dirawat beberapa waktu lamanya, akibat penculikan yang dilakukan oleh salah satu rekan bisnis Dad Nathan yang ingin mengambil alih dan menguasai proyek besar yang sedang mereka kerjakan.

Hingga roti tersebut habis, begitu pula dengan tegukan kopi terakhir. Quin sempat memainkan plastik pembungkus roti tersebut sebelum akhirnya membuangnya ke tempat sampah.

“Sebaiknya aku kembali ke ruang rawat, aku tak mau Rea terlalu lama sendirian,” gumam Quin, kemudian melangkahkan kakinya pergi. Meskipun Rea tengah terlelap, tapi Quin merasa ia tak boleh pergi terlalu lama.

Saat melangkahkan kakinya, mata Quin menangkap sosok seseorang yang ia cari selama ini. Sosok seseorang yang telah membantunya, tapi di saat bersamaan juga mengalami hal buruk. Dan tentu saja, Quin harus meyakinkan diri sebelum menyapa. Ia tak mau sampai salah orang, bisa malu besar nanti. Setelah memperhatikan dan yakin akan sosok yang ia lihat, Quin segera melangkah cepat untuk menghampiri.

“Fox!”

Fox yang mendengar namanya dipanggil pun menoleh. Ia yang tengah waspada, kini membulatkan matanya karena tak menyangka akan bertemu dengan Quin di taman rumah sakit. Ia yang awalnya ingin berjalan-jalan sambil menghirup udara segar, kini dihadapkan pada situasi yang tak bisa ia kendalikan.

Tak boleh! Mereka tak boleh melihatku dekat dengan Quin. - batin Fox.

Fox sangat tahu apa yang akan terjadi pada Quin jika orang yang tengah mengawasinya, melihat dirinya bersama atau bahkan dekat dengan Quin. Sudah dipastikan mereka akan menggunakan Quin untuk mengancam dirinya dan Fox tak ingin hal itu terjadi.

“Pergilah! Menjauh dariku,” kata Fox dengan tatapan tajam.

“Fox!” Quin merasa Fox yang kini berada di hadapannya, tak sama dengan Fox yang dulu. Pria itu kini terlihat asing, seakan tak ingin dekat dengannya. Bahkan, tatapannya begitu tajam dan menyakitkan.

Apa ia sangat membenciku? - batin Quin.

“Kamu membenciku, Fox?” tanya Quin.

Kamu harus bisa Fox, kamu harus bisa. - batin Fox. Meskipun tak sesuai dengan hatinya, ia tetap harus mengatakannya. Keselamatan Quin saat ini lebih penting dari apapun.

“Ya, aku membencimu. Aku sangat membencimu.”

Deghhh

Meskipun Quin merasa jika Fox pasti membencinya, tapi mendengar kalimat itu keluar dari bibir Fox, hatinya terasa begitu sakit, sakit sekali, hingga tanpa sadar air mata pun luruh di pipinya.

“Fox …”

“Pergilah!” sahut Fox sekali lagi.

Quin menatap Fox sekali lagi, meyakinkan diri bahwa dirinya kini benar-benar dibenci. Fox sendiri memalingkan wajahnya, ia tak sanggup melihat air mata di wajah Quin. Ia mengepalkan tangannya, menahan diri agar tidak berlari ke arah Quin untuk memeluknya.

Tak ingin berlama-lama di sana, Quin mulai memundurkan langkahnya. Namun sesaat sebelum ia pergi, ia kembali menoleh ke arah Fox berdiri. Tak ia sangka bahwa kini Fox tengah menatapnya, hingga mata mereka bersirobok, seakan banyak hal yang ingin disampaikan.

“Baiklah, aku akan pergi. Tapi sebelumnya, aku minta maaf jika aku membuatmu dikeluarkan dari universitas. Aku berjanji tak akan mengganggumu lagi. Jika suatu saat kamu membutuhkan bantuanku, hubungi aku. Aku berhutang banyak padamu,” ujar Quin sesaat sebelum ia berbalik dan akhirnya pergi dari sana.

Fox menghela nafasnya pelan sebelum akhirnya berdiri dengan tegap. Ia sudah berhasil mengusir Quin pergi dari sana, kini ia hanya perlu mengamankan Grandma Stella. Sebenarnya ia ingin sekali berteriak saat itu juga, agar orang-orang yang tengah mengawasinya keluar dan berhadapan langsung dengannya.

Namun, ia tak mungkin membuat keributan di rumah sakit, apalagi kondisi Grandma Stella belum sepenuhnya membaik. Fox pun bergegas pergi dari sana, untuk kembali ke ruang perawatan Grandma Stella.

Dalam perjalanan menuju ke ruang Grandma Stella, Fox mengambil ponselnya, “Steve, kita harus pergi pagi-pagi sekali.”

***

“Bisakah kamu diam!!” teriak George sambil menggebrak meja di hadapannya.

Saat ini George tengah sakit kepala karena perusahaannya yang sepertinya akan sulit untuk diselamatkan. Keadaan keuangan yang kacau, serta besannya yang kini memutus hubungan bisnis mereka, ditambah lagi dengan sebuah surat perceraian yang telah ditanda tangani oleh Gisella, menambah daftar masalah yang membuatnya lelah.

Istrinya, Anya, sedari tadi memintanya pulang, dan saat ia pulang, hanya gerutuan serta omelan yang keluar dari bibirnya.

“Bagaimana aku bisa diam, apa kamu tidak melihat keadaan putra kita?” tanya Mom Anya.

George mengepalkan tangannya kesal, “Kamu tahu tidak apa yang sedang kita alami?!”

“Aku tahu, tapi kamu harus membantuku. Elon benar-bebar dalam masalah,” ujar Anya.

“Apa lagi yang ia perbuat? Apa tidak cukup kalian berdua membuatku harus menghadapi masalah ini sendirian?! Apa kamu tidak tahu bahwa kita akan segera bangkrut?”

“Bang-bangkrut? Tidak! Itu tidak mungkin!” sahut Mom Anya yang tak terima.

Brakkk

“Lihat, Andrew sudah memutus hubungan kerja, bahkan ia telah mengirimkan surat perceraian.”

“Perceraian? Elon dan Gisella?” tanya Mom Anya, tapi seketika matanya berbinar, “Kalau begitu Elon akan mendapatkan sebagian harta Keluarga Austen kan?”

Tanpa aba-aba, George melangkah cepat kemudian meraih leher Anya, “Kamu masih tak mengerti yang kukatakan? Apa di kepalamu ini hanya ada uang, uang, dan uang?”

Brughhh

“Ahhh, sakit,” Mom Anya merasakan sakit di tangan dan kaki kirinya saat George menghempaskannya ke lantai, “Apa yang kamu lakukan? Ini sakit!”

“Aku hanya ingin kamu membantu Elon agar bisa bebas dari tuduhan pembunuhan,” lanjut Anya sambil memegang sikut tangannya.

“Pem-pembunuhan?” kata George dengan mata membulat ke arah Anya.

🌹🌹🌹

1
Inez Putri
jgn mudah di bodohi quin. buat wanita dlm crita ini kuat pintar, licik. dr awal bc wanita yg kuat sya snang. smga gak mengecewakan.
cowettttttt
Quin kaya orang sawan lama2 punya power tp g d pake...fox keliatan sangat ga punya power masih kecolongan dan belum berhasil sudah bertahun2 upaya bls dendam
cowettttttt
Quin ini lemah atau bagaiman masa cuma sekali mukul si Elon trs malah diam aja sisa nya...trs g jujur jg bahwa ibu ny meminta hbgn mereka bubar biar klrga Meraka rusuh..malah diam saja
Arbaati
ditunggu next nya Thor
Arbaati
wah cari mati si Elon
Rini
fox
Arbaati
grubyaaak...nggeblak gak bangun" Mak anyet wkwkwk....
millie ❣
gak masuk UGD loe mak lampir liat siapa queen wkwkwkwk
Rini
nah lo kejang nga tu
millie ❣
lama g up yg semangat thor
Rini
👍👍
Arbaati
lanjut Thor udah tak kasih vote
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc

Izin ya
Pansy: Thank you so much Kak 🙏🏻❤️
total 2 replies
Inez Putri
kurasa fox bukan org sembarang. ada rahsia di diri fox? pensran q
Rini
sombong mu Bu , ati2 Lo jantungan 😂
Arbaati
next tour
millie ❣
Gw yakin itu fox deh rajin up y thor 😊
Rini
fox kah
Rini
fox misterius juga
Rini
fox dimana
millie ❣
Ayo queen tunjukan powermu donk ama org yg uda ngebela loe 😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!