NovelToon NovelToon
BASIS 69

BASIS 69

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Persahabatan / Bad Boy / Preman
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: penulis amatir

Genre: Drama, komedi, persahabatan, action brutal, romance.


Sekumpulan pemuda STM yang sedang dalam tahap pencarian jati diri.

Basis 69, basis yang melegenda di ibu kota tapi sedang tertidur lelap karena kejayaannya perlahan-lahan mulai pupus.

Abimana Pramono pemuda dengan segudang rahasia.

Pemuda berdarah panas dan berhati dingin.

pemuda dengan nyali besar dan tak kenal takut.

Pemuda yang tersenyum saat melihat darah.

Abimana Pramono anggota baru basis 69 yang akan membuat sejarah baru.

Pemuda yang akan membangunkan basis 69 dari tidur lelapnya.

Parang..!

pedang..!

celurit..!

sudah di acungkan ke udara.

tidak ada kata untuk mundur sebelum kejayaan tercipta.

-Original story by Penulis amatir-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penulis amatir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ROJALI

Gerbang Pramono mansion.

"Mami tunggu Bimo disini tadi apa mau mengantar Bimo?". Bimo menebak dan karena tidak biasanya Susan berada jauh dari mansion.

"Iya tuan muda, saya juga sudah siapkan bekal kesukaan tuan muda". Susan mengeluarkan kotak makan siang kecil.

"Tuan muda dari kecil sangat suka sosis goreng brokoli kan? Ini saya siapkan spesial untuk tuan muda di hari pertama bersekolah, semoga menambah semangat tuan muda untuk belajar". Lanjut Susan yang langsung memberikan kotak bekal ke Bimo.

"Terima kasih mami". Ucap Bimo senang dan langsung memasukkan kotak bekal ke dalam tas berdampingan dengan Romeo dan Juliet.

Melihat tuan muda berjalan ke arah mereka para penjaga dengan sigap langsung membuka gerbang dengan cepat dan tidak lupa mereka memberi Bimo salam.

Bimo hanya mengangguk kecil dan terus berjalan meninggalkan pos jaga terakhir, pos empat yang berada di depan gerbang.

Sebelum bisa memasuki wilayah Pramono mansion para pengunjung harus melewati 4 pos jaga dan pos pemeriksaan di sepanjang jalan 400 meter, sebelum tiba di pos terakhir.

Bimo berdiri di pinggir jalan dan melihat Jam tangannya yang sudah menunjukan pukul enam pagi lebih 45 menit.

"Ini si buluk kesasar apa gimana sih? Belum kelihatan juga batang hidungnya". Bimo bergumam sendiri sambil mengambil hp dari saku celana dengan niat untuk menghubungi Agus buluk sang senior yang janji mau jemput.

Saat Bimo mengotak-atik hp mencari kontak si buluk, samar dia mendengar suara cempreng kenalpot motor dan Bimo segera mencari di mana arah suara itu berasal.

Bimo tersenyum kecil saat melihat ke ujung jalan, suara knalpot cempreng itu ternyata adalah suara motor orang yang dia tunggu-tunggu.

Buluk segera menambah kecepatan saat melihat Bimo dari kejauhan dan tidak lama dia menginjak rem dengan niat berhenti tepat di depan Bimo untuk memamerkan skill berkendara nya tapi yang namanya motor tua, respon rem nya sangat lambat.

Sampai melewati Bimo motor CDI 75 itu belum berhenti juga dan Bimo hanya bisa melihat dengan bengong.

"Buluk lu mau kemana? Gua disini!". Bimo berteriak memanggil.

Rem yang di injak buluk baru merespon sekitar 15 meter setelah melewati Bimo.

"Hehe sorry Bim, kelewatan". Buluk nyengir menampakkan gigi putihnya berbanding terbalik dengan kulit wajahnya yang sawo matang.

Segera buluk memutar motornya untuk menghampiri Bimo dan dia langsung turun, berjalan dan memeluk sang adik kelas.

"Gimana kamar loe Bim? Apakah loe udah siap untuk berpetualang dengan gua lagi?". ucap buluk tersenyum memeluk Bimo.

"Kagak usah lebay lu!". Bimo mendorong buluk ke belakang. "Baru juga kemarin lusa kita bertemu buat apa tanya kabar, yang pasti kabar gua lebih baik dari kabar lu". Balas Bimo.

"Hahaha, masih tidak berubah loe bemo.. masih pedes aja itu mulut seperti cabe kering". Celetuk buluk dengan senyum lebar melihat sang adik kelas yang tidak berubah sama sekali.

"Sialan! Bau keringat lu nempel di gua semua, lu baru lari maraton? Kenapa itu baju basah semua?". Bimo mengamati buluk yang tampak seperti abis di kejar macan.

"Ceritanya panjang Bim, nanti saja gua ceritakan di perjalanan sekarang ayo kita berangkat dulu". Buluk segera naik ke motor nya.

"Malah bengong loe jadi bocah, ayo naik tunggu apa lagi?". Buluk memandang Bimo yang masih berdiri diam di tempat seperti sedang mengikuti upacara bendera.

"Luk gua kagak masalah dengan loe yang jemput gua dengan motor perang loe ini, gua juga kagak masalah boncengan sama rakyat jelata..

"Bentar Bemo bentar, bentar dulu..!".

"Loe mau protes apa mau ngehina gua?". Buluk langsung tampak tidak terima.

"Dua-duanya kenapa memang? Ada masalah!?". Jawab Bimo nge gas.

"Itung-itungan banget loe jadi orang, tenang saja Rojali ini jinak kok". Ucap Buluk bangga sambil elus kepala motornya.

"Rojali? siapa Rojali? bukannya nama motor perang lu ini dulu adalah Raisya ya?". Bimo bingung.

"Jangan sebut nama jalang itu lagi, patah hati gua sejak dia nikah sama Hamid daud". Buluk tampak sedih campur kesel.

"Lha elu tikus sawah sok-sokan naksir burung merak, artis pula.. dari mana datangnya nyali besar tidak tau malu lu itu?". Bimo mencibir.

"Bener-benar ya loe bemo! suka kagak pakai saringan kalau bicara, gua ini kakak kelas dan senior loe jika gua tikus sawah lu berarti tikus sawah junior". Balas buluk tidak terima.

"Oh udah pintar loe ya sekarang balas omongan gua, udah sering makan roti pasti lu? Jadi agak pintar gini".

"Emang junior keparat lu Bim, baru ini ada senior yang di caci maki sama junior". Buluk mendesah tak berdaya.

"Udah kagak usah lebay lagi lu, terus rojali ini artis dari negara mana? sampai bisa menggantikan nama Raisa?".

"Bukan artis, Rojali adalah nama engkong gua.. berhubung dia udah di tanam jadi sebagai cucu yang baik, sengaja pakai namanya untuk mengenang engkong gua". Jawab Buluk kemudian.

"Di tanam?". Bimo tampak tidak mengerti

"Iya di tanam di dalam tanah". Jawab buluk cepat tanpa ekspresi apapun.

"Gila lu, Dasar cucu laknat!". Bimo langsung mengumpat di depan muka Buluk.

"Hehehe, keren kan Bim kata-kata gua?". Buluk malah tampak nyengir.

"Serah lu dah, mana helmnya?". pinta Bimo.

"Helm apaan?". Buluk balik nanya dengan ekspresi bego.

"Ya helm untuk pelindung pala lah buluk! masak naik motor kagak pakai helm". Bimo tidak habis fikir dengan jalan fikiran sang kakak kelas.

"kek cabe-cabean aja lu bemo minta helm.. pala kita berdua kan keras buat apa pakai helm?". Jawab buluk santai banget.

"Emang bener-bener ya lu jadi orang kagak ada berubah-berubah nya.. Suka menantang maut, lain kali jangan ajak gua.. kalau mau mampus sendiri saja".

"Yang harusnya bilang seperti itu gua bemo! Lupa lu dengan bekas luka di kepala belakang gua ini? kan gara-gara lu".

"Kenapa gara-gara gua? Lu sendiri dulu yang sok, kagak kenal dan sok jagoan lu palak gua.. merasa hebat lu sebagai senior? Lu jual ya gua beli". Jawab bimo mengingat saat dia di SMP kelas satu dan Buluk kelas dua.

Saat itu buluk sebagai penguasa sekolahan mengelilingi setiap kelas untuk minta uang jatah keamanan tapi sial hari itu dia bertemu Bimo.

Baku hantam terjadi antara keduanya yang menyebabkan buluk harus dilarikan ke puskesmas terdekat karena kepalanya bocor dihantam batu oleh Bimo.

"Tapi gua kagak menyesal sama sekali Bim saat itu walau gua hampir mampus, tapi malah bersyukur sampai sekarang karena bisa kenal sama elu dan sekarang kita bersama lagi, apa loe udah siap?".

"Siap apaan?".

"Siap duet sama gua lagi di Medan tempur dan mengembalikan kejayaan basis 69". Buluk tampak serius.

"Bentar-bentar Luk, gua kan belum setuju untuk masuk ke basis lu.. Dari namanya aja udah enggak menyakinkan gitu 69, pasti yang buat nama otaknya mesum itu". Bimo menebak.

"Nama itu udah ada sejak pertama kali basis didirikan Bemo, mungkin loe belum lahir saat itu dan juga bukannya loe udah setuju ya kemarin?".

"Gua cuma setuju untuk sekolah di STM elo dan belum setuju untuk masuk basis".

"Katanya kita sahabat Bim, loe mau liat gua berjuang sendirian?". Buluk melas.

"Mau". Jawab Bimo cepat.

"Loe mau lihat seniormu ini babak belur di keroyok massa?". Buluk tampak melas.

"Mau". Jawab Bimo tanpa ragu.

Hening untuk sesaat.

Buluk auto engkol motornya dan masukkan gigi satu langsung tancap gas.

"Bangsat! Buluk kampret..! Tunggu gua anjing, gua belum naik..!". teriak Bimo dari belakang.

1
Ling Ye
di tunggu bimo mengejar cinta 😂
Ahmad Sholikin: Yoi mamen
Ahmad Sholikin: Yoi bro
total 2 replies
Ling Ye
wkwkwk buluk"
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Garel
lanjut bang /Coffee/ mluncur
Dzkii Flame
semangat thorrrr
Braga Stone
keren
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝓖𝓮𝓻𝓪𝓵𝓭𝓮𝓷𝓪
thanks bang up nya secangkir/Coffee/ mluncur
Rocky
wkwkwkwk🤣🤣
Permintaan pertama yang mencengangkan bagi orang yang sudah tegang duluan..
Ahmad Sholikin
yg lain komen biar crazy up
Ahmad Sholikin
siap lanjutkan ketua
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝓖𝓮𝓻𝓪𝓵𝓭𝓮𝓷𝓪: next thor sambil sruput dlu /Coffee/ biar makin semangat up chap nya /Chuckle/
total 1 replies
Xenly
nitip😁
Jhon Zeko
jiwa muda brgejolak..
ha...ha...
Ling Ye
kurang
Ling Ye
bimo bukn kaleng"
Xenly
sedikit kopi buat thor
Indra Reza Zulkifli
lanjut Thor...masih kurang greget..mang dasar si Bimo koplak..
Ling Ye
apa kah Selamat si sandi
Ling Ye
jirr brutal kali tpi ngakak 😅
Dodi Putra
penasaran aku bang sama kelanjutannya
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝓖𝓮𝓻𝓪𝓵𝓭𝓮𝓷𝓪
makasih bang chap tambahan nya 😁
Ling Ye
kentang
Ling Ye: ok siap, ditunggu aj😂
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Garel: 3kopi mluncur
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!