Boy Alexander, pria berusia 28 tahun itu adalah seorang asisten yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada keluarga Keano. Selain itu, dia juga adalah pemimpin tim keamanan dari semua pengawal di keluarga Keano.
Sebelum diadopsi, dia tinggal di panti asuhan, sehingga dia tidak tahu siapa orang tuanya dan dia tidak tahu tentang jati diri dia yang sebenarnya.
Sebuah kesalahpahaman membuat dia harus menikah dengan sang nona muda, membuat Boy dipandang rendah oleh mertuanya, mengingat status Boy hanyalah seorang asisten.
Siapa sangka ternyata Boy adalah seorang pewaris yang berasal dari keluarga terpandang. Ketika Boy baru saja dilahirkan, ayahnya sudah tiada. Boy telah dibuang oleh kakeknya ke panti asuhan karena tidak ingin memiliki cucu yang berasal dari darah orang miskin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Hari demi hari berlalu, tepatnya kini telah menginjak tahun 2025. Boy telah tumbuh dewasa menjadi seorang pria yang sangat tampan dan kuat. Dia adalah seorang asisten dan pemimpin tim keamanan di keluarga Keano.
Pria yang kini telah berusia 28 tahun itu telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada keluarga Keano. Dia menghabiskan hari-harinya hanya untuk bekerja, bekerja, dan bekerja.
Dulu ketika Boy masih kecil, dia menghabiskan waktunya untuk belajar, latihan beladiri, dan juga menjaga Maxime dan Alexa. Padahal Alexa tidak tinggal di mansion Keano, tapi gadis kecil itu sering bolak balik menginap di mansion Nenek Margaretha.
Beep...
Beep...
Beep...
Boy yang sedang menyetir mobil, dia mendengar tiba-tiba ponselnya berdering. Rupanya dia mendapatkan pesan dari Maxime.
[Boy, tolong kamu mata-matai Patrick. Saya curiga kalau dia adalah orang yang sudah membuat masalah di perusahaan.]
Sebagai seorang asisten, Boy harus seperti robot yang serba bisa dan tahan banting. Tidak ada kata menolak. Harus selalu patuh kepada tuannya.
Bahkan ketika Maxime menyuruh Boy untuk membelikan makanan untuk istrinya yang lagi ngidam, walaupun waktu telah menunjukkan jam 12 malam, Boy akan selalu siap melaksanakan perintah dari sang tuan muda. Sekalipun Boy disuruh harus memanjat ke atas pohon untuk membawa buah mangga milik tetangga. Tentu saja tak lupa Boy meminta izin terlebih dahulu dan membayarnya.
Maxime Keano, pria berusia 25 tahun itu memang sudah menikah dengan seorang gadis cantik bernama Rachel. Selama ini Maxime sangat memperlakukan Boy dengan baik. Maxime adalah bos, sahabat, dan keluarga untuknya. Begitu pula dengan Nenek Margaretha.
Sedangkan Alexa, gadis itu telah tumbuh dewasa menjadi seorang gadis yang sangat cantik, ceria, dan cerewet. Membuat Boy sangat merasa terganggu jika bertemu dengannya.
Boy pun segera membalas pesan dari Maxime.
[Baik, Tuan.]
...****************...
Boy sedari tadi sedang memata-matai Patrick di sebuah klub malam. Pria itu sengaja memakai topi berwarna hitam dan juga wajahnya ditutupi dengan masker, agar Patrick tidak mengenalinya.
"Saya sudah melakukan apa yang anda suruh untuk membuat kekacauan di perusahaan Keano. Sekarang saya ingin menagih bayaran yang anda janjikan!" Terdengar suara Patrick yang sedang menagih janji kepada seorang pria paruh baya.
Patrick saat ini menjabat sebagai manager di perusahaan Keano. Rupanya kecurigaan Maxime benar, bahwa Patrick adalah orang yang sudah membuat kekacauan di perusahaan Keano. Hampir saja Perusahaan Keano hancur karena ulah orang tersebut. Ternyata selama ini Patrick telah dibayar oleh Tuan Rudi, pemilik perusahaan APC, karena tidak terima telah kalah bersaing dengan perusahaan Keano.
Boy adalah seorang asisten yang sangat cekatan. Dia sudah merekam percakapan mereka. Begitu dia mendapatkan bukti, dia segera melaporkannya kepada Maxime dan polisi. Sehingga Patrick dan pemilik perusahaan APC itu akhirnya telah ditangkap polisi.
"Eh, apa-apaan ini? Kenapa aku ditangkap? Aku gak bersalah, Pak."
Patrick dan Tuan Rudi berusaha untuk memberontak ketika tangan mereka telah diborgol oleh polisi.
Kemudian kedua pria tersebut memandangi Boy dengan tatapan penuh amarah. Mereka telah kecolongan. Mereka lupa bahwa perusahaan Keano telah memiliki seorang asisten yang sangat hebat.
Boy hanya tersenyum smirk sambil memandangi mereka yang sedang diseret oleh polisi keluar dari klub malam.
Kemudian Boy mengirim pesan kepada Maxime.
[Patrick dan Tuan Rudi sudah tangkap polisi, Tuan.]
Tak lama kemudian Boy mendapatkan balasan pesan dari Maxime.
[Oke, kerja yang bagus, Boy.]
Tugas malam ini sudah selesai. Sudah waktunya untuk Boy beristirahat. Karena memang dia sangat merasa lelah sekali.
Boy yang hendak keluar dari klub malam, tapi tiba-tiba dia menghentikan langkahnya ketika mendengar suara teriakan seorang gadis yang sedang mabuk.
"Hei domba, aku cinta kamu! Tapi kenapa kamu selalu mengabaikan aku?"
Boy sangat tahu sekali siapa pemilik suara tersebut. Dia segera mengedarkan pandangannya mencari sumber suara.
Pria itu pun menghela nafas dengan kesal ketika dia melihat Alexa yang sedang sedang berbicara dengan boneka shaun the seep.
Mungkin karena karakter shaun the sheep yang tidak pernah bicara, membuat Alexa merasa bahwa Boy sedikit mirip dengan boneka domba itu. Walaupun bedanya, Boy bisa bicara, tapi sangat irit.
Bagi Alexa, Boy adalah cinta pertamanya. Karena itulah dia selalu ingin berkunjung ke mansion milik Nenek Margaretha. Karena disana ada Boy. Tapi sayangnya sikap pria itu sangat kaku dan dingin, seperti kanebo kering.
Asisten yang kaku dan dingin itu selama ini tidak pernah dekat dengan wanita manapun. Sehingga Boy tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Walaupun sebenarnya banyak wanita yang naksir padanya. Tapi jika mereka melihat bagaimana dingin dan datarnya sikap Boy, membuat para wanita kabur duluan.
Karena itulah di dalam hidupnya hanya mengenal satu wanita, yaitu Alexa. Tapi bagi Boy gadis berusia 20 tahun itu bukanlah wanita.
Di mata Boy, dia masih menganggap Alexa sebagai anak kecil yang sangat merepotkan. Mungkin karena Boy sudah menjaga Alexa dari masih berusia 2 tahun. Bahkan Boy pernah menggantikan popoknya, ketika baby sitter yang menjaga Alexa tidak bisa masuk kerja.
Boy pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sepertinya pria itu nampak kebingungan, apakah dia harus membawa Alexa pergi dari klub malam tersebut? Tapi jika dia membawanya, bagaimana kalau gadis itu berbuat ulah kepadanya? Karena kebiasaan Alexa memang selalu menganggu ketenangannya.
semoga itu boy bukan si asisten Rozi 😬😬
Alexa cuma cocoknya sama Boy😘😁