NovelToon NovelToon
Menikahi Cewek Pesantren

Menikahi Cewek Pesantren

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Cinta Paksa / Teen School/College / Bad Boy
Popularitas:7.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

TAMAT 02 NOVEMBER 2023

Ning Aisha menangis setelah King tak sengaja menciumnya. "Jangan dekati aku lagi!"

"Terus, gimana cara Gue jagain Lo, Cengeng?"

"Nggak perlu, aku bisa jaga diri baik-baik! Kita bukan mahram, jangan deket-deket! Setan pasti suka godain Kita, terutama kamu yang nggak kuat iman! Nggak mau shalat. Pasti jadi temen setan!"

"Lo mau dihalalin sama temen setan ini? Bilang! Besok Daddy sama Mom biar ngelamar Lo buat Gue!"

"Sinting..."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB DELAPAN BELAS

-Aisha Humaira...

Sedari pertengkaran pagi tadi. King tak ada nampak di depan muka Aisha. Sore, Aisha pulang sekolah sendiri bersama Pak Dicky.

Sampai jam makan malam, King belum juga memberi satupun kabar. Lupakan, bahkan untuk chat saja tak dibaca, meski berkali-kali sudah Aisha kirimkan.

Andai belum berstatus suami, mungkin Aisha tidak se-cemas ini. Gadis itu masih akan merasa nyaman di bawah naungan Ummi Zivanna tanpa berpikir ada atau tidaknya seorang King.

Aisha hanya berani mengadu kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Aisha tak memiliki daya untuk berkeluh kesah selain ke pada-Nya.

Ummi Zivanna sang ibunda, kini tengah sibuk mengurus acara pernikahan yang sebentar lagi dilangsungkan.

Pak Lek Emyr apa lagi, Gus jaksa itu masih berada di rumah sakit bersalin, menunggu detik-detik kelahiran putra pertamanya.

Disaat yang sama, Daddy Axel dan Mommy Lily justru masih ada di Singapura untuk mengurus cabang Millers corpora.

Sementara Oma Queen dan Opa Dhyrga, tampak sibuk dengan touring bisnisnya, keduanya ke sana kemari menilik berbagai cabang yang terserak di belahan Eropa.

Di rumah sebesar ini, Aisha hanya makan malam seorang diri. Sore tadi, Glory dan Flory juga tak ada muncul di meja makan.

Dari sini Aisha mulai sadar akan sesuatu, bahwa benar adanya jika kekayaan dikatakan bentuk dari ujian terberatnya manusia.

Seperti kata Amr ibn Abdullah, kehidupan dunia dan akhirat di hati manusia ibarat dua skala keseimbangan, ketika salah satunya menjadi berat, maka yang lain akan menjadi ringan.

Lihatlah, bahkan untuk saling merangkul pundak saudara lainnya, pun mereka tak memiliki cukup waktu. Semua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Kendati demikian, Aisha tetap percaya jika ada banyak manusia yang bergantung di bawah perusahaan keluarga mertuanya.

Klik...

Satu pesan dari nomor asing masuk. Aisha reflek melihat foto yang menjadi profil chat orang tersebut.

Foto cantik Glory atau Flory yang tersenyum di sana. Aisha belum bisa memastikannya.

Sebuah foto yang menampilkan jalan raya setengah sepi dan banyaknya pesepeda motor di bahu jalan. Pesan dengan bahasa Inggris yang Aisha dapatkan.

📩 "Kita taruhan, Aisha. Siapa yang akan menang, King atau calon Kakak kamu."

Degup... Aisha terhenyak untuk sesaat.

Tergesa-gesa Aisha membuka media sosial untuk memastikan kebenaran dugaannya.

King memang tak mengunggah apa pun di sana. Namun, jika menilik pada akun anggota JAS-MC yang lain, di sana tersebar foto-foto arena balap liar.

Aisha menutup mulutnya, dan terpaku. Jadi rupanya, King masih berada di jalanan sampai larut malam begini. Tidak, sudah dini hari.

Aisha bukan wanita seperti Ummi. Aisha perlu pergi untuk sekedar tahu apa yang sedang dilakukan suaminya di luaran sana.

Ditemani dua pelayan perempuan, Aisha meminta bantuan pak Dicky untuk mengantar dirinya ke arena balap liar, bermodal alamat yang dishare si pengirim pesan.

Pak Dicky dan dua pelayan tahu, betapa Aisha cemas, khawatir dan tak bisa tenang di joknya yang nyaman selama dalam perjalanan.

Di lokasi yang ramai muda-mudi, mobil terus melaju pelan melintasi mereka, Aisha sempat mengamati sekitar, sekedar memastikan jika King benar salah satu dari pengendara motor tersebut.

"Pak, itu King, Pak!" Mata Aisha terarah pada titik arena. Di mana enam motor besar telah ditunggangi masing-masing pemiliknya.

King tampak mencolok dengan jaket bomber yang dipadukan kaus putih polos. Kaki-kaki jenjangnya berlapis skinny jeans hitam dan sneaker boots berwarna senada.

Ada Liam juga di sisi motor milik King. Dari tempatnya, Aisha bisa melihat bagaimana sengitnya King dan Liam bicara dengan wajah sinis.

Seringai kecut Liam berhasil membuat King bermain tangan. Namun, pertandingan ini bukanlah pertandingan tinju.

Orang-orang melerai keduanya agar bisa cepat memulai pertandingan. Entah ke berapa kali tim tim mereka beradu, King bahkan tak pulang hanya untuk ini.

Roland dan Mahesa juga ada diantara para peserta balap kali itu. Glory dan Flory ada di antara penonton cewek yang menyoraki suaminya.

"Nona yakin mau turun?" Pak Dicky sempat meragu, tapi Aisha memiliki keras kepala di balik khimar dan wajah polosnya.

Aisha berlari setelah keluar dari mobil mewah fasilitas mertuanya. Gadis bercelana jeans dan hoodie sweater putih yang sama-sama longgar itu menembus kerumunan penonton hingga berdiri di sisi Flory dan Glory.

"You datang juga, Aisha!" Flory tersenyum manis bahkan menawarkan minuman untuk istri sepupunya. Sayangnya Aisha ke sini bukan untuk berbasa-basi.

"You pegang siapa?" tanya Flory berteriak. Mereka harus bersaing dengan deru mesin motor yang menderum di titik arena.

Jangan tanya pegang siapa. Aisha tak pernah menginginkan jika suaminya turun lagi di jalanan seperti menantang maut, lebih tepatnya, Aisha khawatir King kenapa-napa.

"Ayok King. Menang untuk ku. Kau akan dapat sesuatu dariku, King!" Glory melompat lompat kegirangan.

Aisha menatap gadis berambut emas itu. Jika dilihat dari gesture-nya, mungkin Glory yang barusan mengirim pesan padanya.

"Kita lihat, kalau King menang. Aku akan ajak dia ke suatu tempat!" Glory bicara pada Flory. Dan Aisha yakin itu ditunjukkan pada dirinya pula.

"Ke mana?" Flory terlihat polos. Sementara gadis satunya menyeringai kecil. "Kita lihat saja nanti!" katanya.

Aisha punya feeling tak baik. Sejauh ini, Aisha tak ingin berpikir buruk, hanya saja, sebagai seorang istri, ia perlu antisipasi.

Mendadak, Aisha tak ingin King menang dalam pertempuran ini.

Aisha beralih menatap King. Rupanya, pemuda itu baru sadar akan keberadaannya.

Aisha melipir menjauh dari Glory dan Flory saat King bergerak untuk menghampirinya.

Berdirinya Aisha di sini hanya untuk King yang tampan berkharisma. Tapi, menatap matanya saja Aisha sungkan malam ini.

"Yank...." King memandangi pakaian kasual Aisha yang sangat pas di matanya. Jelas pilihan kakaknya Khaira tak salah untuk fashion Aisha.

Tangan lembut Aisha dia genggam diam-diam. Aisha berpaling, mencoba menghindar dari tatapan mata King yang membuatnya hangat di malam dingin.

"Ngapain ke sini?" Aisha masih tak mau menatap suaminya. Terlebih, tatapan semua orang yang berpusat pada keduanya.

"Kamu mau support aku hm?" Aisha segera mendongak menatap King, dan pemuda itu tersenyum sangat manis.

Sungguh sulit di percaya, disaat dia panik, cemas, khawatir, merasa bersalah, King Miller justru tersenyum seolah mendapatkan spirit baru.

"Mau taruhan?"

Aisha baru ingin membuka mulutnya, King kembali berceletuk. "Sebelum tidur, Kiss selama satu jam kalo aku menang."

"King!"

"Apa?"

Aisha mendengus seketika tangan King mengusap usap kepalanya. "Kamu lupa balas chat aku. Sekarang kamu..."

Aisha mematung gagu mendapat kecupan di kepalanya. Manik yang bergerak ke kanan dan kiri, berusaha memastikan tak ada yang melihat keromantisan suaminya.

Sialnya... Lagi-lagi, King berhasil melebur semua pernyataan buruk yang Aisha pikirkan selama berjam-jam tanpa pemuda itu.

Lama Aisha mengumpat. Merutuki suaminya yang kekanak-kanakan, dan sekarang Aisha luluh hanya karena kecupan di kepalanya.

Mendengar Queen race meniup peluit, King bergegas pamit dengan bisikan. "Siap-siap aku cium satu jam tanpa iklan."

Aisha tersadar dari ruang hening. Lantas bergegas menarik tangan King yang reflek menoleh kembali padanya. "Kenapa? Satu jam kurang?"

Aisha menggeleng memelas.

"Terus?"

"Jangan menang, please!" pinta Aisha.

"Apa?" King tercengang. Disaat semua orang ingin dia menang, Aisha memintanya kalah.

"Apa demi Liam kamu...."

Aisha menggeleng menyelanya. "Kalo kamu mau perbaiki semua kesalahpahaman kita. Please, kalah buat Aisha."

"Sumpah..." Gadis itu menunjukkan kedua jarinya secara serius. "Ini tuh beneran nggak ada hubungannya sama Liam atau siapa pun mereka, ini cuma tentang King dan Ning!"

King terdiam kesal. Kalah bukan kebiasaan seorang King Miller. Lalu, Aisha mau dia kalah?

"Kalah, please!" Aisha sampai menyatukan kedua tangannya, bahkan dengan raut yang dibuat sangat memelas.

Untuk sementara waktu, masalah ini dulu yang perlu Aisha akhiri sebelum berikutnya juga akan Aisha akhiri pelan-pelan.

"Buat Aisha...," rengeknya dengan puppy eyes yang mulai menggoyahkan pertahanan King.

"Jangankan satu jam. Dua jam tanpa jeda. Ning mau cium King! Janji!!"

1
Tuti Tyastuti
aq galfok sama undanganya🤣🤣🤣🤣
Kalsum
💪💪💪💪king
Tuti Tyastuti
ngambek tapi pada hebohhh benekkkk🤣🤣🤣🤣🤣
Tuti Tyastuti
semangat ka pasha💪
Kalsum
Luar biasa
Tuti Tyastuti
lanjut
Tuti Tyastuti
semangat king💪
Tuti Tyastuti
🤣🤣🤣🤣🤣
Tuti Tyastuti
ron aq jadi ikutan meleyott leyott di bibir bacanya🤣🤣🤣🤣🤣
Tuti Tyastuti
syukurin emang enak
Tuti Tyastuti
astagaa🤣🤣🤣
Tuti Tyastuti
oh ya ampun😂😂
Tuti Tyastuti
demit pelakor snowy aya"wae🤣🤣🤣🤣
Tuti Tyastuti
semoga cepat selesai masalahnya
Tuti Tyastuti
gila si billy
Tuti Tyastuti
king di jebak kah
Tuti Tyastuti
asiha dah kecanduan sama si jojo😂😂🤭
Tuti Tyastuti
kenapa billy ada di situ
Tuti Tyastuti
ngadonya jangan sampai bantet ya🤣🤣🤣
Tuti Tyastuti
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!