MY NAME IS QUIN
“Fox, antarkan Quin pulang!” perintah Elon.
“A-aku?” tanya Fox untuk meyakinkan dirinya sekali lagi.
“Ya, aku ada janji dengan wanita lain, jadi antarkan dia,” kata Elon setengah berbisik.
Fox menatap Elon kemudian berdecak karena sudah kesekian kalinya Elon meminta dirinya mengantarkan Quin, sementara sahabatnya itu akan menemui wanita lain yang tak lain adalah kekasihnya yang lain.
Fox melihat ke arah Quin yang kini tengah berdiri dengan tatapan yang tak terbaca. Fox menghela nafasnya dalam kemudian mendekati Quin.
“Aku akan mengantarmu pulang,” kata Fox akhirnya.
Quin terkekeh mendengar itu karena sudah menjadi hal yang biasa belakangan ini, jika ia lebih sering pulang diantarkan oleh Fox, dibanding kekasihnya sendiri.
“Apa kali ini ia bertemu dengan kekasihnya yang lain lagi?” tanya Quin sembari melangkah bersama Fox, dengan sebuah tas ransel di punggungnya. Mereka pergi menuju ke area parkir di mana motor Fox berada.
Fox menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Quin, “Kamu tahu?”
“Tentu saja aku tahu. Apa kamu mengira aku ini wanita bodoh?” ujar Quin tersenyum tipis.
“Jika kamu sudah tahu, mengapa tak putus dengannya?” tanya Fox.
“Aku hanya memanfaatkannya saja. Bukankah dengan dia menjadi kekasihku, maka tak akan ada pria yang mendekatiku? Itulah yang kuinginkan,” ujar Quin.
Fox menggelengkan kepalanya, “Aku benar-benar tak mengerti denganmu, Quin.”
“Kamu tak perlu mengerti apapun tentangku, Fox. Oya, bisakah kamu mengantarkanku ke tempat kerjaku saja? Rea sudah menungguku di sana.”
“Baiklah. Ayo, naik!”
Quin naik ke atas motor Fox, lalu mereka pun pergi bersama menuju ke sebuah perpustakaan di tengah kota, di mana Quin mengambil pekerjaan paruh waktu di sana.
Tak sampai dua puluh menit, motor Fox telah sampai di depan perpustakaan. Rea yang sudah menunggu kedatangan Quin pun melambaikan tangannya.
“Quin, kamu bersamanya lagi? Apakah Elon sibuk?” tanya Rea.
“Biasa,” jawab Quin sekenanya.
“Aku jadi bingung sebenarnya kekasihmu itu Elon atau Fox,” kata Rea sambil tertawa.
“Jangan dengarkan dia, Fox. Dia memang agak sedikit gila,” sahut Quin, “Terima kasih sudah mengantarku.”
“Hmm, aku kembali dulu. Bye!” Fox pun pergi dari sana.
Quin menatap tajam ke arah Rea yang justru semakin tertawa dengan keras. Rea memang selalu bicara apa adanya, tapi Quin senang bersahabat dengannya.
“Kita mau ke mana hari ini?” tanya Quin yang memang ingin berjalan-jalan saja dengan Rea karena sebenarnya hari ini merupakan jadwal liburnya.
“Kita ke pusat perbelanjaan di pusat kota, bagaimana? Setidaknya kita harus sedikit bersenang-senang setelah mendapatkan gaji,” ujar Rea bersemangat.
Quin pun menganggukkan kepalanya tanda setuju. Mereka berdua pun pergi menuju ke pusat perbelanjaan tersebut dengan menggunakan motor milik Rea.
***
Saat ini Quin sedang bersama dengan sahabatnya, Rea. Mereka sudah berada di sebuah pusat perbelanjaan guna menikmati hasil kerja mereka selama sebulan kemarin. Bukan untuk menghabiskan, tapi menikmati sedikit setelah mereka berhemat dan bekerja keras.
Quin tak merasa terbebani dengan Elon, kekasihnya yang berselingkuh di belakangnya. Meskipun Quin mengetahuinya, tapi ia tak terlalu peduli akan hal itu.
“Siapa?” tanya Rea saat mendengar ponsel Quin berbunyi.
“Aunty Anya,” jawab Quin setelah melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
“Ooo Mommy Elon,” kata Rea kemudian menutup mulutnya agar suaranya tak terdengar.
“Halo, Aunty,” sapa Quin saat menjawab panggilan tersebut.
“Quin.”
“Ya, Aunty.”
“Putuskan hubunganmu dengan Elon. Aunty akan menjodohkannya dengan wanita lain. Wanita yang jauh lebih segala-galanya dari dirimu,” kata Anya.
Quin masih diam sambil mencerna apa yang baru saja ia dengar. Ia bahkan menjauhkan ponsel dari telinganya untuk memastikan bahwa yang menghubunginya adalah benar Aunty Anya, Mommy dari Elon. Pasalnya Anya selalu bersikap baik padanya saat mereka bertemu, bahkan seakan menerima dirinya menjadi kekasih dari Elon.
“Maksud Aunty?” tanya Quin lagi.
“Jangan pura-pura bodoh! Kamu tahu statusmu tak sebanding dengan Elon. Aunty hanya bersikap baik padamu agar Elon tidak marah pada Aunty. Jadi Aunty harap kamu memutuskan hubunganmu dengan Elon atau … atau Aunty terpaksa membuatmu dikeluarkan dari universitas dan tak akan pernah bisa bekerja di mana pun.”
Quin terkekeh mengejek tanpa suara. Ia tak menyangka bahwa Mommy dari Elon adalah seseorang yang bermuka dua, munafik!
“Tak perlu mengancamku, Aunty. Aku akan melepaskannya. Tenang saja, lagipula tak ada bagus-bagusnya juga mempertahankan Elon. Ia tak pantas untukku, ia hanya seorang pecundangg,” ujar Quin.
“Kurang ajarr! Berani sekali kamu berkata begitu tentang putraku! Lain kali, berkacalah terlebih dahulu sebelum kamu menjalin hubungan dengan seorang pria. Wanita miskin sepertimu tak cocok dengan orang kaya seperti kami.”
“Selamat malam, Nyonya Bush.”
Quin pun memutus sambungan ponsel tersebut lalu menghela nafasnya dalam. Ia malas memperpanjang perbincangan mereka dan ia tak mau ambil pusing dengan apa yang dikatakan oleh Anya. Hanya saja Quin tak suka bagaimana cara wanita tersebut merendahkan orang lain.
“Ada apa, Quin?” tanya Rea sesaat setelahnya.
“Tak apa, ayo kita cari makan!” Quin tak ingin merusak mood Rea karena emosi sahabatnya itu agak sulit dikendalikan. Rea bisa marah bahkan sampai memukul orang jika ada yang berani mengganggu Quin.
Quin pun menarik tangan Rea dan mengajaknya pergi ke sebuah restoran cepat saji yang menjadi langganan mereka.
Rea sebenarnya sedikit curiga dan di dalam hatinya penuh tanda tanya. Awal panggilan, Quin menyematkan panggilan Aunty tapi di akhir sahabatnya itu menggunakan panggilan Nyonya Bush. Namun, Rea tak ingin mengulik lebih jauh jika memang Quin tak mau bercerita. Rea berusaha menghormati keputusan yang diambil oleh Quin.
***
Suara deru nafas saling bersahutan di dalam sebuah kamar. Sepasang pria dan wanita tengah berbagi peluh demi mencari kenikmatan duniawi.
“Ahhhh!!!” Puncak pun tercapai hingga sepasang pria dan wanita itu saling mengerrang, kemudian berbaring bersebelahan.
“Bagaimana pelayananku?” tanya Carol sedikit menyampingkan tubuhnya melihat ke arah Elon.
“Luar biasa,” jawab Elon yang masih mencoba mengatur nafasnya.
“Kalau begitu, singkirkan Quin dan jadikan aku kekasihmu,” kata Carol.
“Tak bisa.”
“Tak bisa? Mengapa?!” tanya Carol dengan nada tak suka.
“Aku mencintai Quin dan keluargaku pun menyukainya.”
“Jadi aku?” Carol merasa tak berarti apa-apa di mata Elon saat ini, bahkan dengan apa yang telah ia lakukan untuk Elon.
“Kamu adalah partner ranjangku … jika aku menginginkannya. Bukankah kamu hanya menginginkan uangku?” kata Elon dengan senyum sinis yang tersungging di bibirnya.
Carol tak dapat membalas ucapan Elon karena itu memang benar adanya. Namun akan lebih baik jika ia menjadi kekasih Elon yang sesungguhnya, yang berarti ia bisa meningkatkan status sosialnya dan bisa jadi akan menjadi istri dari seorang Elon Bush, putra seorang pengusaha.
“Lalu mengapa kamu tidak menjadikan Quin sebagai partnermu?” tanya Carol penuh rasa ingin tahu.
“Itulah yang tak kusuka darinya. Ia terlalu sok suci dan menganggap bahwa hal seperti ini tak pantas dilakukan sebelum menikah,” kata Elon dengan sedikit geram.
Rasa kesal yang tiba-tiba saja muncul di dadda Elon, membuat ia menatap Carol kembali. Ia langsung memagut bibir Carol untuk kembali mengarungi kenikmatan dunia bersama-sama. Mereka melakukannya hingga rasa lelah mendera dan mereka pun tidur bersama hingga pagi kembali datang.
Keesokan paginya, ponsel Elon berbunyi. Ia berdecak kesal karena matanya masih mengantuk. Ia yakin bahwa itu adalah pesan yang dikirimkan oleh Mom Anya. Ia pun mengambil ponselnya dan membuka aplikasi pesan singkat tersebut.
Kita putus.
🌹🌹🌹
Halo kakak semua 🥰
Selamat Tahun Baru 2025. Pansy doakan semoga di tahun ini selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan.
Pansy datang kembali di awal tahun ini dengan cerita baru, meskipun sejujurnya Pansy belum merampungkan novel ini. Namun, karena begitu rindunya untuk menulis dan membaca komen2 di setiap bab, membuat Pansy upload bab pertama ini.
Untuk bab selanjutnya, Pansy akan up setiap 2-3 hari sekali. Harap dimaklumi ya 😅
Love ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
millie ❣
semoga Quin menemukan partner yg kuat jg lbh segala'y dr Elon jgn sampe harga diri loe dijatuhin Quin ama emaknya elon kurang ajar bgt 😏
2025-01-02
1
Nurwana
semangat quen... hempaskan sampah sampah beserta kuman yang mau menempel. jangan biarkan benalu menyentuh pakaian yang kamu pake.
2025-01-04
1