Siti Anisa Khumairah Rahma, atau sering disapa Anisa itu selalu dikasih jatah 25 ribu perhari oleh suaminya yang bernama Adit.
uang 25 ribu tersebut harus cukup untuk mencukupi makan satu keluarganya suamiku yang berjumlah 6 orang itu pun sudah termasuk Anisa dan juga adik, setiap hari Anisa harus memutar otak untuk dibuat apa dengan uang 25 ribu tersebut jika lauk minta sesuai selera, Anisa lah yang mendapatkan segala cacian dari keluarga suaminya. Anisa sampai frustasi karena sikap pelit suaminya sedang PDKT dengan mantan pacarnya, karena mencium bau-bau perselingkuhan, Anisa pun mulai masa bodoh. Dan ketika dia mulai menemukan suatu aplikasi yang bisa menghasilkan cuan, Annisa pun mulai enggan untuk sikap jujur terhadap suaminya. Dia menyembunyikan gajinya dari keluarga suaminya yang pelit bin medit itu.
Lalu di saat Anisa hendak membongkar perselingkuhan suaminya itu, malah dirinya dituduh menggoda Ayah mertuanya, apa sikap apa yang akan diambil Anisa nanti?
Yuk ikutin kisah Anisa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mauliya Pasuruan Pasuruan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
\*\*\*\*\*\*\*
" a-apa maksud kamu Citra ?" Si-sinta ini teman kerja Mas" jawab Adit salah tingkah.
Mata Citra pun menyipit, mirip bulan sabit yang sedang di makan gerhana.
" I-iya, kami hanya teman kok" Ucap Santi ikut meyakinkan.
Plak !!
" Aduh !! " Citra mengadu saat ibu Indah menggeplak lengannya.
" Heh, jangan asal bicara ngawur kamu, sama suami Sendiri dan baru pulang kerja malah dituduh yang bukan-bukan!" Ucap Ibu Indah tak terima anaknya di sudutkan. Lupa kalau di rumah sedang ramai banyak orang. Emang pada dasarnya bar-bar Ibu indah ini.
Sementara Adit dan Santi pun merasa lega, laporan ada yang membela mereka. Pelan-pelan Adi pun mendapatkan kembali rasa percaya dirinya.
Kemudian berbalik menyudutkan istrinya.
" Iya itu benar, aku itu baru pulang kerja Citra, capek. Kamu menuduh aku selingkuh. Istri macam apa kamu ini ?" Ucap Adit walaupun pelan suaranya tetapi sebenarnya menusuk sampai ke tulang ekor.
" CK, ya habis udahlah pulang telat, eh pulangnya bawa cewek !! Alias wedoan.
Wajar aku curiga lah ??
Benar gak ibu-ibu ?" Jawab Citra dan kini mencari dukungan dari para ibu-ibu yasinan.
Para ibu-ibu pun kompak mengangguk terlalu mendukung Citra.
" Nah iya bener, aku kalau jadi Citra pasti juga curiga tuh, mana ada kelihatan kalian nempel kayak gitu, kayak pembalut" cetus seorang ibu-ibu menyahut, usut demi usut, rupanya si Ibu itu Bestinya Citra di kampung tersebut.
"Perangko Bu Romlah, bukan pembalut"seru yang lain menegur kata-kata Ibu Romlah yang salah.
" Lah sama aja, kalau pasang pembalutnya nggak pas, dan nggak nyaman kan? Bakal bocor meluber ke mana-mana seluruh Bu Romlah malah nggak nyambung.
Hadeh..!!!
" Hus, ini kita mau ngaji atau ngerumpi sih ?" Aku seorang ibu berhijab lebar. Dialah pemimpin dari grup yasinan tersebut.
Maaf Bu Ibu, Adit kan udah klarifikasi, kalau nak Santi ini cuma temennya. Bukan selingkuhan seperti yang dituduhkan oleh Citra" Ucap Ibu Indah kemudian melirik sinis pada menantunya.
" Iya.... Awalnya temen, tapi lama-lama jadi pelakor dalam rumah tangganya Citra dan Adit" sahut ibu Romlah lagi. Memang rada sensi orangnya, apalagi Bu Romlah ini korban dari kekejaman pelakor. Suaminya digondol pelakor, akhirnya buram lah jadi janda juga gegara seorang pelakor.
" Mantap Ibu Romlah, aku padamu pokoknya !" Batin Citra dalam hati.
Bu Indah pun gregetan jadinya, sementara Adit dan Sinta kembali salah tingkah.
" Sudah, kebetulan formasi udah lengkap kan? Mari dimulai yasinan nya" Ucap sang ketua yang ternyata seorang istri ustadz.
Semua orang pun mulai duduk merapat, cinta duduk di samping Ibu Indah. Karena acara ini khusus untuk para wanita, Adit pun masuk ke dalam kamarnya.
Sudah hampir 2 jam yasinan digelar, setelah sesi ceramah yang ditutup oleh doa, Citra dan beberapa orang terdekat Bu Indah pun gotong royong mengeluarkan kudapan.
Setelah semua terhidang, mereka semua pun menikmati bersama-sama. Di saat itulah, para lelaki keluar. Ikut nimbrung dan juga makan bersama-sama.
Citra langsung bermuka masam, kepada suaminya bukannya duduk di dekatnya malah duduk di dekat si ulet bulu.
Ah, minta dihajar memang !!
Tapi kali ini Citra tidak mau bar-bar seperti biasanya, dia akan bermain cantik.
Citra pun bangkit dari duduknya, hendak mau mengambil es jeruk, setelah gelasnya terisi penuh, dia pun berpura-pura keserimpet lalu dengan sengaja mengarahkan gelas tersebut hingga mengguyur kepala dan wajah Sinta.
Byur !!
Setelah, Citra berpura-pura jatuh.
Aaaaaa!! pekik Sinta kaget sekaligus syok.
Bu Indah, Adit dan juga Sarah membolakan matanya kompak.
Sementara ibu-ibu yasinan ada yang menahan senyum Dan ada juga yang menatap prihatin.
Aduh, maaf. Kakiku nggak sengaja keserimpet karpet, akhirnya jatuh deh mengguyur kamu..." Ucap Citra berpura-pura merasa bersalah.
Adit dengan sikap mengelap wajah Sinta dengan kain, karena terlalu khawatir tidak sengaja Adit malah meraih kain lap.
" Heh, Kamu sengaja kan tumpahin minuman ke wajah Santi !" Pekik Bu Indah.
" Iya, pasti sengaja
tuh, pasti Mbak Citra cemburu kan sama Mbak Santi ?" Imbuh Sarah memanas-manasi.
Sementara Haris dan ibu-ibu yang lain hanya diam menyimak. Pak Hermawan? Jangan ditanya, lelaki tua bangka itu lebih memilih menikmati makanannya. Tak peduli ada keributan di sana. Mungkin karena saking terbiasanya.
" Aku, cemburu sama dia ? Ih gak level kali ." Sahut Citra sembari memutar bola matanya malas sampai juling ke atas.
" Aduh, jangan dituduh gitu Citra nya, kasihan lo... Pasti kakinya sakit. Kamu nggak apa-apa kan Citra? Kakimu ada terkilir gak ?" Bu Romlah langsung datang menolong.
Bahkan sikapnya sangat totalitas dalam membatu Citra.
" Sebenarnya Citra masih sedikit merasa pusing Bu, kok heran ya gak sembuh-sembuh, padahal udah minum obat. Apa mungkin Citra hamil ya Bu?" Keluh Citra sembari berpura-pura memijat kepalanya.
Sontak Adit yang mendengar langsung mematung, begitupun dengan Santi.
" Kamu hamil Citra?" Liriknya dengan suara bergetar. Sudah lama juga Adit menantikan buah hati.
" Ih Mas, kamu pakai apa untuk ngelap wajahku, kok baunya aneh begini !" pekik Santi saat sadar wajahnya malah semakin lengket setelah di lap.
Adit pun tersadar, kembali menoleh Santi.
" Ih Mas Adit, itu kain lap loh " seru seorang ibu yang ikut membantu di dapur tadi.
Apa, kain lap ? Wajah Santi langsung sewot seketika.
" Aduh, maaf. Aku gak tahu kalau ini kain lap" Ucap Adit seraya garuk-garuk upil. Kemudian, dia kembali menatap ke arah Citra.
" Citra, Citra ... Kamu beneran lagi hamil ?" Ucap Adit pun langsung meringsek mendekati Citra.
Santi yang melihat perhatian Adit ke Citra semakin bertambah masam.
" Ya, gak tahu aku Mas. Kan aku cuma menduga-duga " Ucap Citra yang memang sedang memberi harapan palsu.
Alah Dit, jangan terlalu berharap. Istrimu itu mandul" Ucap Bu indah enteng sekali bicaranya.
Nyuuuuttt!!
Ada sesuatu yang menusuk di jantung hati dan rempela Citra.
Perkataan Ibu Indah kali ini, sudah sangat Keterlaluan. Sakitnya menebus sampai ke relung hati.
" Astagfirullah Bu Indah, kak baik bicara seperti itu" Ucap sang ketua grup yasinan.
" Lah emang kenyataannya begitu ustadzah. Mereka udah setahun menikah, tapi belum juga Citra dikasih saya cucu " Ucap Bu indah dengan ketus.
Wajah Citra pun semakin dingin, malah yang seperti itu terlihat horor di Haris.
" Hati-hati Bu kalau bicara perkataan Ibu takutnya terbalik ke anak ibu sendiri. Aku udah periksa tuh ke dokter, dan hasilnya aku subur.
Lebih subur dari tanah yang habis dipupuk malahan." Sergah Citra dengan cepat. Dia tidak membiarkan dirinya diinjak-injak ataupun dihina oleh sang mertua.
" Ingat, harga diri adalah harga mati bagi Citra !!!
" Kamu nuduh aku yang mandul gitu Citra ?" Ucap Adit mulai sewot.
" Lah siapa yang menuduh ? Aku cuma ngingetin ibu. Takutnya omongan itu berubah jadi doa. Dan doa seorang ibu kan sangat manjur untuk anaknya. Lalu, anak Ibu di sini kan kamu Mas, aku cuma menantu." Jawab Citra dengan santainya.
Dulu Citra memang sudah pernah memeriksakan diri kepada dokter. Dan hasilnya rahimnya baik-baik saja. Cenderung tidur. Tapi waktu itu citra masih berpikiran positif, mungkin Allah memang belum mempercayakan amanahnya kepadanya dan Adit.
Eh iya loh, hati-hati Bu Indah, takutnya doa samian berbalik ke Adit " celetuk yang lain.
Para ibu-ibu yasinan sedang makan sambil menikmati menonton pertunjukan yang dibuat oleh Citra.
\*\*\*\*\*\*
" Kamu sengaja kan ? Mempermalukan aku dan Santi di hadapan para ibu-ibu tadi ?" Ucap Adit ketika masuk ke kamarnya.
Baru saja dia pulang dari mengantarkan Santi. Acara yasinan juga sudah selesai. Tentu Bu Indah merasa malu ke gegara aksi menantunya tersebut.
" Apa'an sih Mas ?
Dateng - Dateng langsung marah nggak jelas" ketus Citra.
" Jangan mulai bertingkah kamu Citra, atau...."
" Atau apa ? Potong Citra dengan cepat.
Adit pun geram.
" Atau aku akan potong uang belanjamu !! " Ancam Adit.
Apa ?
Citra pun melongo. Sesaat pembudi yang Citra pun tertawa terbahak-bahak.
" Mau potong uang belanja ?
Hahahaha .. !!!
makanya by Indah jadi orang tamak bamget.....
benjol kan jadunya....
Semoga sukses trus ya ka
entar Kalo citra keluar sungut nya bisa Struk lho 😄😄😄
Semoga citra tau, habis kau adit.....
ikut seneng citra.....
Kebetulan cerita kk sama dgn sebelah cm beda nama. Cb kk cek judulnya ‘ketika kesabaran berakhir’