Jungkir Balik Dunia Rena

Setelah mengantar Rena pulang, Zayn tidak langsung pulang ke rumahnya. Tapi menemui anggota geng motornya yang masih tersisa.

"Teman-teman aku minta maaf, sepertinya aku tidak bisa menjadi ketua geng motor black Angel lagi." Zayn merasa gagal karna begitu banyak anggota geng motornya yang jadi korban dalam tawuran kali ini, karna itu Zayn memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai ketua geng motor black Angel yang hampir 10 tahun diembannya.

Apalagi dad Abraham sang ayah, telah meminta Zayn untuk lebih fokus pada perusahaan. Karna kelak Zayn akan menggantikan posisi sang ayah sebagai CEO di sana.

"Dasar pengecut! Setelah membawa geng motor kita pada kekalahan. Kau malah ingin meninggalkan kami begitu saja! Dimana rasa solidaritasmu Zayn?!" Hardik Tom yang tak terima dengan keputusan Zayn.

"Terserah kau mau menyebutku apa, tapi keputusanku sudah bulat." Zayn menegaskan.

"Arggg! Dasar pecundang!" Tom menghadiahi sebuah pukulan di rahang tegas Zayn, tapi Zayn tak melawan apalagi membalasnya, walaupun Zayn sangat mampu melakukan hal itu.

Zayn sudah merasa lelah dengan pelariannya karna ditinggal menikah oleh sang calon istri dengan pamannya sendiri. Yang Zayn inginkan sekarang hanyalah pulang ke rumah dan berkumpul kembali dengan keluarga tercintanya yang telah 10 tahun Zayn tinggalkan.

"Aku pamit. Jaga diri kalian baik-baik." Pesan Zayn pada anggota geng motornya yang kini hanya bersisa 7 orang.

"Tidak bisa Zayn!" Tom menahan langkah Zayn.

"Kau harus membalaskan dendam teman-teman kita yang telah tiada dulu, baru kau boleh keluar dari geng motor black Angel." Ucap Tom.

"Maaf, aku tidak bisa melakukannya." Zayn menolak keinginan Tom.

"Lihat berapa anggota geng motor kita yang tersisa sekarang. Kita tidak akan menang jika harus melawan mereka." ucap Zayn sembari menatap nanar pada teman-temannya yang masih hidup, namun memiliki begitu banyak luka di tubuh mereka masing-masing.

"Lebih baik kalian pulang ke rumah keluarga masing-masing. Lupakan semua dendam dan mulailah hidup yang baru." Kata Zayn yang tak ingin temannya ada yang menjadi korban lagi.

"Aku setuju dengan Zayn. Aku juga ingin keluar dari geng motor ini dan kembali pada keluargaku." kata David, orang yang paling banyak memiliki luka di tubuhnya. Nyaris di jemput oleh malaikat maut, membuat David sadar kalau hidupnya terlalu berharga untuk disia-siakan.

"Aku juga setuju dengan Zayn."

"Aku juga."

Teman-teman Zayn yang lain menimpali.

Mereka berlima berjalan mengikuti langkah Zayn, meninggalkan gedung tua yang mereka sebut dengan markas. Meninggalan Tom seorang diri dengan tangan terkepal erat.

"Kalian semua memang pecundang!" marah Tom sembari menghancurkan benda-benda di sekitarnya.

***

***

Gosip tentang Rena memukul Justiv di sebuah club malam, menjadi bola liar yang terus menggelinding dan semakin tak terkendali.

Sudah beberapa hari ini, nama Rena dan Justiv menjadi tranding topik yang banyak dibicarakan semua orang.

Belum lagi para wartawan yang telah mengoreng gosip tersebut dengan bumbu cinta segitiga. Dalam salah satu acara gosip mengatakan, Rena cemburu buta melihat mantan kekasihnya bermesraan dengan kekasih barunya. Karna itulah Rena meminta teman-temannya untuk menyerang Justiv, hingga pria itu berakhir di rumah sakit.

Hal itu diperparah dengan Justiv yang turut melaporkan Rena ke pihak berwajib dengan tuduhan penganiyayaan.

Justiv juga menghasut para kolega bisnisnya yang semula berkerja sama dengan Rena, agar membatalkan kontrak kerja sama mereka dengan wanita itu. Tentu saja hal itu tidak Justiv lakukan secara cuma-cuma. Ia harus membayar denda atas batalnya kerja sama tersebut, yang pastinya nilainya sangat fantastis.

Justiv tak peduli walaupun harus mengeluarkan banyak uang hanya agar rasa sakit hatinya atas penolakan Rena terbalaskan.

"Justiv!" teriakan Rena menggema di lorong rumah sakit tempat pria itu di rawat.

Bruk!

Rena membuka pintu ruang VVIP tempat sang mantan di rawat dengan kasar. Membuat Vanesa yang sedang menyuapi Justiv, jadi melonjak kaget hingga menjatuhkan makanannya.

"Kya! Dasar wanita gila! Apa yang kau lakukan?!" Vanesa menatap tajam ke arah Rena.

"Vanesa, keluarlah. Aku ingin bicara berdua saja dengan dia." pinta Justiv.

"Tapi sayang," Vanesa tak mau menuruti perkataan Justiv. Mana mungkin Vanesa meninggalkan Justiv hanya berdua saja dengan wanita itu. Apalagi setelah Vanesa tahu kalau mereka pernah ada hubungan di masa lalu.

"Keluarlah!" titah Justiv pelan, namun penuh nada tekanan. Membuat Vanesa jadi tidak bisa berkata-kata lagi.

"Baiklah. Aku beri waktu kalian untuk bicara selama 10 menit." ucap Vanesa yang tak ingin berdebat dengan Justiv di hadapan Rena. Kemudian Vanesa meninggalkan ruangan VVIP tempat Justiv di rawat walau dengan hati yang terpaksa.

"Apa maumu sebenarnya Justiv! Kenapa kau melakukan semua ini padaku?" Tanya Rena sembari melempar berkas yang berisi kontak kerja samanya yang telah dibatalkan oleh para koleganya secara sepihak ke hadapan Justiv.

Rena yakin batalnya kontrak kerja sama itu adalah epek dari laporan Justiv terhadapnya. Mana Rena tahu kalau Justiv telah melakukan yang lebih parah dari itu.

Karir model yang telah Rena rintis sejak beberapa tahun lalu, kini terancam hancur.

"Aku hanya mau keadilan. Kau sudah membuat wajah tampanku terluka parah seperti ini. Jadi kau harus membayarnya." Justiv menunjuk wajah tampannya yang dipenuhi luka lebam-lebam.

"Ck. Aku melakukan itu karna kau sudah bersikap kurang ajar dengan berani memelukku!" hardik Rena dengan rahangnya yang mengeras.

"Memangnya kenapa kalau aku memelukmu? Dulu kau sangat menyukainya bukan? Bahkan kau sangat menikmati setiap sentuhan dariku." Justiv tersenyum smirk. Masih terekam jelas di benaknya setiap lenguhan yang keluar dari bibir Rena tiap kali Justiv menyentuhnya.

"Badjingan!" Tanga Rena sudah terkepal erat dan siap menghajar Justiv lagi. Namun Rena urungkan karna tak ingin tuduhan terhadapnya menjadi semakin berat.

"Cabut laporan itu atau aku akan..." ucapan Rena terpotong di udara, bingung juga harus melakukan apa agar Justiv mau mencabut laporannya.

"Aku akan mencabut laporan itu, tapi dengan satu syarat." ucap Justiv dengan senyumnya yang menyeringai.

"Apa syaratnya?" tanya Rena.

"Kembalilah kepadaku dan jadilah simpananku." Justiv ingin Rena kembali padanya, tapi tidak mau mengakhiri hubungannya dengan Vanesa.

"Kalau bisa memiliki keduanya kenapa tidak." batin Justiv.

"Tidak akan! Lebih baik aku membusuk di dalam penjara daripada harus menjadi simpanan pria sepertimu!" tepis Rena dengan rahangnya yang mengeras. Entah kenapa Justiv yang dulu dicintainya jadi berubah menyebalkan seperti sekarang.

"Kenapa kau tidak mau? Bukannya dulu kau sangat mencintai aku dan selalu menuruti setiap keinginanku" Justiv mengingatkan.

"Itu dulu saat aku masih jadi wanita bodoh. Sekarang tidak lagi." balas Rena tegas.

"Baiklah kalau itu maumu. Kita akan bertemu lagi saat persidangan nanti." ancam Justiv.

"Menyebalkan!" Geram Rena sembari berlalu pergi.

Bruk!

Rena menutup pintu ruang rawat VVIP tempat Justiv di rawat dengan kasar.

Bersambung.