NovelToon NovelToon
Gadis Pejuang Keluarga

Gadis Pejuang Keluarga

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hani_Hany

Gadis Desa yang memiliki kakak dan adik, tetapi dia harus berjuang demi keluarganya. Ayahnya yang sudah usia di atas 50 tahun harus dia rawat dan dijaganya karena ibunya telah meninggal dunia. Adiknya harus bersekolah diluar kota sedangkan kakaknya sudah menikah dan memiliki keluarga yang sedang diuji perekonomiannya.
Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ♡♡♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

"Siapa tadi?" tanya ayah Ahmad pada Hasna, usai sholat mereka turun bersamaan ke lantai satu.

"Gak tahu yah! Penumpang di mobil lain mungkin ayah." jawab Hasna asal, karena memang dirinya juga tidak tahu. Ayah Ahmad hanya ber Oh saja.

"Beli cemilan dulu untuk di mobil, sama buat oleh-oleh." ucap ayah Ahmad lagi.

"Sudah ada oleh-oleh yang dibawakan kak Hana ayah! Ayah mau beli apa kah?" tanya Hasna siap membelikan cemilan untuk di mobil.

"Beli tango, atau biskuit, atau roti saja lah." jawab ayah memberi pilihan. Hasna mengangguk lalu melangkah meninggalkan ayah yang hendak ke mobil.

"Mau beli apa de?" tanya pemilik warung.

"Tango satu, gandum, dan biskuit roma kelapanya satu kak. Semua berapa?" tanya Hasna ramah meski tanpa senyum.a

"Semua dua puluh ribu de." jawabnya santai. Hasna pun membayar tanpa pikir panjang, karena memang jika di tempat seperti itu atau dalam perjalanan akan mahal harga kue-kuenya.

"Terima kasih kak." ujar Hasna setelah dikasih kantongan untuk tempat cemilannya. Dia melangkah melihat ke arah ayahnya di tempat tadi tidak ada. Dia menuju mobil, benar saja ayah menunggunya disana.

Mobil melaju dengan kecepetan kencang karena sedang lenggang. Beberapa jam kemudian mereka telah tiba di tempat tujuan. Tepat pukul 02.00 dini hari Ayah dan Hasna mengetuk pintu rumah keluarganya di kampung PP.

"Assalamu'alaikum. Permisi." ucap ayah Ahmad dan Hasna bergantian. Ketiga kalinya dibukakan pintu rumahnya.

"Waalaikumsalam." Jawabnya dari dalam, hingga terdengar suara kunci terbuka yang mengiring pintu.

Krek

"Loh, Ahmad? Kamu de?" Tanya Om Jaya kaget. "Masuk lah." Menjabat tangan ayah lalu memeluknya sekilas dan mengajak untuk masuk dalam rumah.

Om Jaya menggiring ayah Ahmad dengan Hasna ke dalam hingga duduk di kursi. Sudah lama mereka tidak berjumpa sehingga kaget dengan situasi saat ini.

"Apakah saya mimpi?" Tanya Om Jaya pada dirinya sendiri. Dia mencubit kecil lengannya dan ternyata terasa sakit. Hasna hanya tersenyum kecil melihat tingkah konyol sepupu sang ayah.

"Kamu kok tidak bilang jika akan datang kesini?" Tanyanya lagi.

"Iya Mas, maaf jika kami mengganggu waktu tidurmu di malam hari. Kami ini dari Kota P, ini anak kedua ku wisuda jadi saya langsung kesini silaturrahim." Jawab ayah Ahmad jujur.

"Tunggu saya buatkan kopi." Ucap Om Jaya bangkit tapi lengannya dicekal ayah Ahmad.

"Gak usah, besok saja Mas. Istirahatlah, kami juga akan istirahat." Ujar ayah Ahmad tidak enak hati.

"Ya sudah, tidurlah di kamar ini. Ini kamar tamu, kamar mandi ada di dekat dapur. Kalau gitu istirahatlah." Jawab Om Jaya.

"Iya Mas." Jawab ayah Ahmad. Hasna dan ayah Ahmad gantian ke kamar mandi lalu shalat dan tidur. Ayah memilih tidur di atas karpet dalam kamar. Sedang Hasna tidur di atas kasur empuk.

"Ayah saja di atas kasur, biar Hasna di karpet." Ujar Hasna untuk kesekian kalinya.

"Tidurlah nak, kamu lelah. Ayah disini saja gak apa-apa." Jawab ayah Ahmad santai. Mau tidak mau akhirnya Hasna tidur, begitu pula dengan ayah Ahmad.

Dua sampai tiga jam tidur, kini adzan subuh telah berkumandang. "Kasihan ayah tidur di karpet. Suruh disini gak mau sih!" Ujarnya dalam hati. Hasna bangun langsung ke kamar mandi.

Ayah Ahmad juga bangun lalu ambil air wudhu, bergantian dengan Hasna dan juga penghuni rumah tersebut. Di rumah Om Jaya hanya tinggal bertiga dengan isteri dan ibunya yang telah sepuh.

"Mau ke masjid Mad?" Tanya Om Jaya, dia sudah siap dan rapi dengan sarung serta baju kokonya. Tidak lupa sajadah dipundaknya.

"Iya Mas, ayo." Ajak ayah Ahmad. Mereka berangkat karena memang jarak rumah ke Masjid hanya sekitar sepuluh meter saja. Ternyata Hasna juga menyusul ke masjid sendirian.

Usai shalat subuh, Nenek menegur Hasna. "Kamu anaknya siapa nak?" Tanyanya pelan.

"Saya anaknya pak Ahmad, keluarga Om Jaya, nek." Jawab Hasna ramah, Hasna melipat alat sholatnya sebelum pulang.

"Loh, Ahmad siapa bapak mu nak?" Tanya nenek tersebut.

"Ahmad Sholeh nek. Apakah nenek kenal?" Tanya Hasna lagi, seperti tidak asing nenek tersebut, tapi siapa? Pikirnya.

"Ya Allah. Ahmad Sholeh! Itu kemenakan nenek. Kamu cucu nenek!" Ucap Nenek tersebut memeluk Hasna, mengecup keningnya dengan sayang.

"Mana bapak kamu nak?" Tanyanya lagi, mereka beriringan keluar masjid.

Hasna menengok ke kanan dan kiri. "Itu ayah nek, bersama Om Jaya." Jawab Hasna menunjuk pada ayah dan Omnya.

"Ya Allah Mad, kamu betulan ini." Ujar nenek tersebut haru. Mereka bertemu setelah sekian lama. "Apa kabar kamu nak?" Tanyanya setelah melepas pelukannya pada ayah Ahmad.

"Alhamdulillah Mak, saya sehat. Ini Hasna Mak, anak kedua saya." Jawab ayah Ahmad. Om Jaya menggiring mereka untuk pulang ke rumah.

Saat di jalanan tidak ada yang berkata apa pun, masih kaget semua. Setibanya di rumah, duduk di kursi ruang tamu.

"Tadi malam mereka tiba Mak, aku saja kaget. Loh kok tiba-tiba Ahmad sampai sini malam-malam. Gak beri kabar juga!" Cerita Om Jaya antusias.

"Oalah nak. Mak sampai kaget, tadi lihat anak gadis subuhan siapa? Cucu disini, bukan! Tetangga siapa? Kan semua nenek kenal." Jawabnya bercerita antusias.

"Kami dari Kota P Mak, Hasna ini anak keduaku wisuda. Kami lanjut kesini mumpung ada waktu luang!" Cerita sang ayah.

"Iya nak. Harus begitu, jalin silaturrahim itu penting nak. Kalau tidak sekarang kapan lagi." Jawab nenek sendu. "Katanya isterimu sudah meninggal? Kami turut berduka nak." Imbuhnya.

"Iya Mak, saya sudah nikah lagi. Tapi dia ke rumah mertuanya sehingga tidak bisa ikut kesini." Jawab ayah Ahmad jujur.

"Gak apa, yang penting sudah izin anak-anak." Sahut Nenek cepat, seolah tahu apa yang ada dibenak Hasna saat ini.

Hasna hanya tersenyum canggung ditatap sang menek. Lama mereka berbincang, dikenalkan siapa saja saudara Om Jaya dan juga anak-anaknya.

"Kalau aku masih ingat saudara-saudaramu Mas. Tapi kalau isteri dan anak-anak kalian ya sudah agak lupa sih! Karena ketemu hanya sekali dua kali saja." Jujur ayah Ahmad.

"Iya Mad, apalagi lama tidak jumpa dan berjauhan." Ujar Om Jaya memaklumi. Hari demi hari mereka lalui disana. Keliling ke rumah saudara-saudara Om Jaya.

Pergi ke sawah, ke empang. Banyak hal dilakukan disana. "Berlibur disini seru juga!" Batin Hasna. "Sayangnya kakak dan adik tidak ikut." Imbuhnya sedih.

Hasna memotret hal-hal indah disana, untuk dikirim pada kak Hana dan adik Husna. "Semoga kita bisa kesini sama-sama." Ucap Hasna dalam captionnya.

"Aamiin." Jawab Hana dan Husna bersamaan. Hasna melanjutkan petualangannya disana, mengenal banyak keluarga sang ayah.

"Mereka semua baik, meski sudah ada yang sukses dan rumahnya mewah tapi tetap ramah." Ucap Hasna dalam hati, dia termasuk pendiam jika di tempat baru karena harus melihat situasi terlebih dahulu.

1
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
bagus kok, tulisanmu rapih 😚 teruskan ya biar jadi penulis profesional ☺
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】: oke 😚
Hani: Aamiin.. terima kasih Ketua /Good/
total 2 replies
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
kota apaan nih, coba buat 1 huruf aja kayak kota A, B, atau C. jan buat dua huruf ya 👍
Hani: untuk saat ini tidak ada ketua, terima kasih
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】: apakah ada lagi yang ingin di tanyakan ☺
total 5 replies
Thoriq murtadho
gak mau tau ya... besok harus update!!! /Determined//Determined//Determined/
Hani: sip. update tiap hari dua bab lah kak insya Allah
total 1 replies
Hafizah
semangat selalu thor
Hafizah
semangat berkarya thor
Hafizah
semoga mbk Maria sadar dan gak bergosip lg
Hafizah
Hasna jg kerja
Hafizah
semangat berkarya thor
Thoriq murtadho
cukup jadi penikmat cerita ini /Smile/

semangat kak hani /Determined//Determined//Determined//Determined/
Hani: Terima kasih kak Thoriq ♡
total 1 replies
Reogkhentir
Wah jangan bilang kalau keinginan ayahnya untuk yang terakhir kali, semoga Hasna tidak menyesali kelak. Lanjutkan kesahnya sungguh bagus sekali sangat menyentuh kalbu
Hani: ikuti terus ya kak sampai tamat /Pray/
total 1 replies
Reogkhentir
Entahlah seperti apa nasib ayahnya, semoga mereka tetap diberikan ketabahan kesabaran serta ikhlas dalam menghadapi semua dan penuh rasa syukur.
Hani: Aamiin. ikuti terus ya kak
total 1 replies
Reogkhentir
Basngsssssat sekali kau istri durhaka, memeras keringat suami demi kepentingan sendiri. Semoga azab segera menghampirimu, kota P itu Pinrang kah🤔
Hani: bukan kak. /Smile/
total 1 replies
Reogkhentir
Ya jelas saja Hasna malas berlama lama dikantor desa lah yang lain pada santai serta gibah semua ji, hanya Hasnah yang sibuk sendiri. Lapor saja ke camat Hasna, kelakuan kades Adi itu sudah berselingkuh dengan staff dikantornya.
Hani: Hasna gak mw ikut campur kak krna itu urusan orang, dia disitu hanya kerja.
total 1 replies
Reogkhentir
Tampa sadar sebenarnya mengerjakan pekerjaan orang orang yang ada dikantor desa itu, sungguh biadab sekali orang orang itu senang sekali memeras keringat orang lain.
Hani: Lama-lama Hasna gak mau disuruh² kak, dia hanya fokus pada pekerjaanya di bendahara. Bahkan Hasna tidak dibuatkan jadwal piket karena dia menolak.
total 1 replies
Reogkhentir
Dari kata kata ketusnya kelihatan sekali masih kerabat dari kades, sok berkuasa serta sombong sekali tingkahnya.
Hani: Hasna : iya kak. Ada salah satu selingkuhan pak Desa disitu, makanya dia bergaya.
total 1 replies
Reogkhentir
Wadah mbak Winda mana mau berkah serta barokah usaha mu lah gaji karyawan tak dibayarkan, hanya diminta jadi pemeras keringat orang saja. Yang sabar Hasnah jalani semua dengan penuh keikhlasan serta penuh syukur semoga kelah kesuksesan mu melebihi mereka
Hani: Hasna ; Aamiin. mksh kk
total 1 replies
Lucy
real banget, di dunia nyata pun banyak yg jalan hidup nya begitu, semangat Thor bikin ceritanya
Hani: Emang aku buatnya yg real kk, mksh dah mampir.
total 1 replies
Reogkhentir
Sudah terima saja jadi bendahara desa tak terlalu sulit itu, dari pada kau tinggal dengan dengan orang yang tak kau senangi bikin sakit hati terus
Hani: Hasna: Iya kak. aku terima tawaran itu. Aku datang ke rumahnya demi ayah kak/Smile/
total 1 replies
Reogkhentir
Kalau mau merebut hatinya ya yang tulus jangan modus, mau cuma sama bapaknya saja guna diperas tenaganya. Mana lagi mulut tukang gibah pula, jika anaknya Ahmad sukses paling minta jatah dengan berbagai alasan.
Hani: Hasna : Bener tuh kak, kenapa jg aku dapat Mak Tiri kek gitu ya! Enak kalau punya Mak Tiri kayak bunda Ashanty
total 1 replies
sSabila
Semangat terus kak
Hani: sama sama.
sSabila: terima kasih kak
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!