Ziva adalah seorang penulis novel romantis yang di gemari banyak orang, suatu karya nya di notis oleh seorang sutradara.
namun mereka meminta Ziva untuk menambah sosok baru untuk membuat cerita lebih menarik lagi.
dan malam itu Ziva menciptakan tokoh figuran dengan kehidupan menyedihkan,di hamili oleh antagonis pria yang tergila-gila pada protagonis perempuan.
namun karena sesuatu yang terduga keesokan harinya, Ziva malah bertrasmigrasi ke tubuh figuran itu, dan sial nya dia berpindah setelah figuran melakukan malam panas nya.
bagaimana kelanjutan kisah nya, staytune yaaa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia setiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22 rasa lama yang kembali
Silas terdiam mendengar itu, tangan nya mengepal, saat mendengar ucapan netta barusan entah kenapa membuat nya merasa marah.
"Apakah perbuatan ku di masa lalu sangat salah netta. " tanya silas yang dari tadi terdiam.
"Apakah salah jika aku mencintai perempuan lain. " ucap silas lagi.
Netta diam, hati nya sakit mendengar itu mungkin karena dia sudah mencintai silas juga.
"Apakah salah jika aku ingin dekat dengan gadis lain. " ucap silas lagi.
Mata netta sudah memanas rasa nya, ia tidak menyadari air mata nya sudah mengalir mendengar ucapan silas.
Sesuatu yang menyakitkan rasa nya menghantam jantung nya, ah lebih tepat hati nya.
"Tidak." ucap netta dengan suara purau.
"aku yang salah, aku yang egois. " ucap netta, gadis itu mengusap kasar air matanya yang keluar tanpa di minta.
Silas menatap ke arah netta tepat setelah mendengar nada bicara gadis itu yang bergetar.
dan benar saja, netta menangis saat ini, hati nya sakit melihat itu, ia tidak mengerti kenapa.
"Aku memang yang salah, hiks, aku memang egois mengekang mu dan juga robert. " ucap netta lagi.
"Seharusnya aku tidak kembali mengingat ini, semua nya menyakitkan. " gumam netta sambil memukul kepala nya pelan.
"Jangan lakukan itu. " ucap silas mencengkal tangan netta.
Netta menarik tangan nya dari silas, lalu menghapus air matanya kasar.
"Maaf untuk semua itu silas. " ucap netta lagi.
"Jadi mulai sekarang, jangan so peduli pada ku, jangan melakukan hal yang membuat ku semakin mencintai mu. " ucap netta lagi.
Silas terdiam mendengar itu, hati nya sakit, rasa nya menyesakan, hingga suara panggilan telpon dari ponsel Silas berbunyi.
Netta bisa melihat siapa yang menelponnya karena memang kebetulan ponsel Silas berada di dekat nya.
Di sana ada Michelle yang menelpon laki-laki itu, Silas menatap netta yang memalingkan wajahnya ke jalan.
Lalu ia menatap ponsel nya, dan menerima panggilan telpon itu.
"Hallo Silas. " suara Michael terdekat di sebrang telpon.
"Iya, michael. " ucap silas lembut.
Netta diam mendengar itu, hati nya kembali sakit, ah sangat sulit jatuh cinta ternyata.
Ia menghapus air matanya pelan, sambil menatap jalanan, seolah tidak mendengar ucapan Silas.
"Kamu sibuk tidak, bisa antar aku ke minimarket seperti biasa. " ucap Michael.
Silas diam cukup lama, Netta yang merasa di perhatikan Silas menatap laki-laki itu, yang ternyata sedang menatap nya.
Mobil berhenti di pinggir jalan tiba-tiba, netta terdiam sebentar, lalu tersenyum pelan.
Ia mengambil tas nya, lalu membuka pintu mobil Silas, dan keluar dengan langkah tertatih.
Silas diam melihat itu, netta menatap ke dalam mobil di mana Silas masih menatap nya.
Ia membungkuk lalu berjalan dengan pelan ke arah depan, seolah tidak memperdulikan silas yang terdiam melihat tindakan nya itu
"hallo, Silas kamu masih di sana. " ucap Michelle di sebrang telpon.
Silas tersentak pelan mendengar itu, kesadarannya seolah kembali, lalu menatap netta yang sudah keluar dan jauh di depan nya.
"Aku sedang sibuk, kamu sendiri saja ya. " ucap Silas lembut.
"begitu, baiklah jika seperti itu. " ucap Michelle, lalu panggilan telepon itu berakhir.
Silas memukul stir mobil nya, lalu menatap ke arah dengan di mana Netta masih berjalan tertatih.
Ia menjalankan mobil nya untuk menyusul netta, ia bisa melihat gadis itu sesekali menghapus air matanya di sana.
Di sisi lain netta, gadis itu menghapus air matanya pelan, dan berjalan pelan menuju halte bus di depan nya.
"Sial, kenapa aku cengeng sekali hiks. " gumam netta pelan.
Ia memukul dada nya yang sesak dari tadi, ah rasa nya menyulitkan untuk nya saat ini.
"Hah, akan sulit seperti nya membuat Silas mencintai ku. " gumam Netta.
"Jika rencana ku gagal nanti, mungkin rencana cadangan yang akan ku lakukan kedepan nya. " ucap Netta lagi.
Gadis itu menghela nafas nya lelah, ia menghapus keringat yang mengalir di dahi nya.
"Perasaan baru jalan sebentar, tapi sudah melelahkan seperti ini. " ucap Netta terengah-engah.
"Hah... Aku seperti nya melupakan keberadaan mu. " gumam netta terkekeh.
Gadis itu merasakan sebuah mobil mengikuti nya, ia terkekeh pelan merasakan itu, sudah di pastikan itu Silas.
Tapi seperti nya netta harus sedikit berdrama saat ini, sungguh melelahkan jika harus berjalan di saat tubuh nya seperti sekarang.
"Maaf kan bunda ya sayang, nanti jika kita sudah kaya, bunda bakal bahagia in kamu. " ucap netta.
"Jika kamu hadir nanti, kamu harus bahagia, walaupun hanya bersama bunda. " ucap netta lagi.
Silas yang sudah keluar dari mobil nya, dan berjalan pelan di belakang netta terdiam mendengar itu.
Netta berhenti berjalan, tidak, seperti nya dia tidak jadi berdrama, jujur ini asli di rasakan tubuh nya.
Tubuh nya sudah terasa kebas semua, mungkin karena efek obat entah apa, juga kepala ber kunang-kunang sekarang.
"Tidak, ku mohon. " lirih netta sambil memegang kepalanya.
Silas yang melihat netta yang akan terjatuh pun, dengan sigap memeluk netta dari belakang.
"apa yang terjadi. " ucap Silas khawatir.
"Pusing." ucap netta lirih.
Silas langsung menggendong netta dan memasukkan nya ke dalam mobil, setelah itu langsung berjalan menuju ke apartemen milik gadis itu.
"Hiks, pusing. " ucap netta lirih.
Silas sedikit menambah kecepatan mobil nya, hingga beberapa menit kemudian mereka sampai di gedung apartemen netta.
Silas menggendong netta, dan mereka pun masuk ke dalam gedung dan mencari kamar apartemen.
Netta meringkuk di dalam pelukan Silas, tubuh nya sakit, ia juga pusing sekarang di tambah dia mual sekali.
"Tolong cepat. " ucap netta sambil membekap mulut nya.
Silas sampai di depan pintu apart netta, lalu menekan sandi nya, dan masuk ke dalam.
Netta langsung turun dari gendong Silas, lalu berjalan tertatih menuju kamar mandi, lalu ia muntah di sana.
Huekk.
Huekk.
Silas yang melihat itu khawatir, ia berjalan masuk ke kamar mandi, lalu memijat tenguk netta.
Netta yang hanya memuntahkan air liur nya, terduduk di lantai kamar mandi itu, dengan nafas terengah-engah.
Silas dengan sigap menggendong netta lalu mendudukkan nya di sofa. Pemuda itu mengelap peluh di kening netta, lalu mengambil permen di saku celana nya.
Dan menyuap kan nya pada netta, netta hanya diam dan menerima perlakuan Silas pada nya.
Karena jujur dia benar-benar lelah, mual, sakit, pusing komplit semua nya.
"Sudah oke. " tanya Silas.
"Emm." gumam netta sambil memejamkan mata nya pelan.
"Apakah kamu sering seperti ini. " tanya Silas pelan.
Ia termenung sesaat, melihat netta yang sekarang, wajahnya terlihat sangat pucat dan tubuh nya penuh memar.
"Kenapa kamu terluka sebanyak ini. " gumam Silas.
"Ini mungkin takdir ku, atau mungkin karma. " gumam Netta tidak jelas.
"Apa maksud mu. " tanya Silas.
"Mungkin karena aku mencintaimu. " ucap Netta lirih.
***