Gadis Pejuang Keluarga
"Hai nama aku Hasna Ahmad, aku lahir di Desa Mahalona di Kota Malili. Aku anak ke dua dari tiga bersaudara, ibuku bernama Ramlah Zubair dan ayahku Ahmad Sholeh. Aku memiliki kakak bernama Hana Putri Ahmad, dia sedang melanjutkan Pendidikan di Pascasarjana IAIN Palopo, sedangkan adik aku bernama Husna Ahmad dia sedang menempuh Pendidikan di SMP Negeri Mahalona. Terima kasih." itulah perkenalan Hasna saat kuliah pertamanya atau biasa disebut dengan kontrak kuliah yang diharuskan untuk memperkenalkan diri didepan kelas.
"Baik. Silahkan duduk Hasna." ujar ibu dosen yang mengajar atas nama Andi Wahyuni, yaitu dosen Speaking.
"Terima kasih bu Uni." ucap Hasna ramah lalu kembali ke tempat duduknya.
"Selanjutnya Rosalinda. Silahkan maju ke depan untuk perkenalkan diri." ucap ibu Uni mempersilahkan. Rosalinda maju ke depan untuk memperkenalkan diri.
"Perkenalkan nama saya Rosalinda, biasa dipanggil Ocha. Saya lahir di Luwu Timur pada tanggal 17 Januari 1997. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Adik saya bernama Risaldi, dia masih duduk di bangku kelas XI SMA Negeri Burau. Ibu saya bernama Rita Hamadi, dan ayah saya bernama Reza Riadi. Ayah dan ibu saya sepupu, mereka menikah karena dijodohkan. Terima kasih." ucapnya setelah memperkenalkan diri. Teman² satu kelasnya tertawa karena merasa lucu dengan teman barunya ini.
"Hahahaha." tawa mereka kompak.
"Ok. Silahkan kembali ke tempatnya Ocha." ucap ibu Uni. "Semua sudah perkenalan kan?" tanyanya lagi.
"Sudah bu." jawab mahasiswa bersama.
"Sekarang kita belajar tentang speaking. Silahkan kalian perhatikan gambar di papan tulis." ucap bu Uni akan menjelaskan.
"Sampai disini ada yang ingin bertanya?" tanya bu Uni setelah menjelaskan. "Baik kalau sudah tidak ada yang bertanya maka ibu tutup pertemuan kelas kita dengan sama² membaca Alhamdulillah. Ibu akhiri dengan ucapan Wassalamu'alaikum wr wb." ucap bu Uni lalu pamit keluar.
"Hay Hasna. Kita belajar bersama yuk?" sapa Udin sekaligus bertanya.
"Mau belajar apa? Kita kan gak dapat tugas Udin!" ucap Hasna santai.
"Iya Udin aneh. Oh, jangan² ada maunya si Udin ini." ucap Ocha curiga. "Ngaku kamu Udin!" paksa Ocha supaya Udin mengaku.
"Sssttt kamu ini berisik sekali." Bisik Udin pada Ocha.
"Berarti bener dong?" tanya ocha lagi. Udin hanya diam tanpa menanggapi ucapan Ocha. Sedangkan Hasna sibuk dengan bukunya untuk disusun kemudian dimasukkan dalam tas.
"Kamu mau langsung pulang Hasna?" tanya Ocha ketika melihat Hasna bersiap untuk pulang.
"Iya. Emang kamu mau kemana?" tanya Hasna santai. Tadi Hasna sempat mendengar percakapan Ocha dan Udin tetapi dia tidak mau menanggapi dan tidak mau ambil pusing.
"Ke kantin yuk! Makan disana saja. Bagaimana Din?" ajak Ocha pada Hasna sambil memastikan pada Udin.
"Boleh. Ayok." ajak Udin semangat.
"Ikut dong!" ucap Iskandar teman Udin lalu mengekor dibelakangnya meski belum disetujui.
"Hasna mau kan?" tanya Ocha saat mereka sudah keluar ruangan menyusul Udin dibelakang. Hana mengangguk mengiyakan ajakan Ocha, ya dia mau demi sahabatnya itu.
Diperjalanan menuju kantin Udin berjama beriringan dengan Iskandar dan Hasna dengan Ocha.
"Hasna, kamu kenapa sih diam saja?" tanya Ocha.
"Emang aku harus teriak² gitu? Entar disangka orang gila aku. Kamu mau punya teman orang gila?" tanya Hasna santai tapi serius.
"Ya gak gitu juga maksud aku Hasna. Kamu tau kan kalau Udin suka sama kamu?" tanya Ocha berbisik karena disini suasana ramai melalui beberapa senior yang sedang nongkrong.
"Iya kan kita berteman satu kelas." jawabnya cuek.
"Bukan itu Hasna!" ujar Ocha geram. "Susah jelasin ke orang jomblo." gerutu Ocha yang masih didengar Hasna.
"Aku itu single tau! Begini² sahabat kamu!" jawabnya.
"Iya iya. Jangan kelamaan jomblo entar gak laku." ledek Ocha.
"Masih fokus kuliah Ocha, baru juga masuk masak mau mikir nikah!" ucap Hasna lagi. "Nanti akan datang jodoh disaat yang tepat Ocha." ucapnya bijak. "Sekarang fokus cita², kalau itu dah tercapai nanti Cinta akan menyusul." lanjutnya.
"Cinta siapa? Cewek baru ya?" tanya Iskandar lalu duduk didepan Hasna yang dibatasi oleh meja makan.
"Kamu geser Isk, situ depan aku." protes Ocha.
"Kenapa kah?" tanya Isk heran.
"Udah nurut aja." ucap Ocha lalu Isk beralih ke depan Ocha. Udin yang baru selesai mesan bakso duduk depan Hasna. Ocha hanya mengkode mata dengan Isk yang langsung dipahami.
"Kalian aku pesankan bakso kuah tanpa mie, semua sama." ucap Udin bersuara.
"Ok." jawab Isk singkat.
"Aman lah, ada buras kok." Sahut Ocha.
"Enak nih pakai buras." Hasna bersuara. Dia wanita cuek, jarang bersuara kalau sama orang yang baru dikenal. Tapi jika bersuara langsung pas kena dijantung!
"Permisi. Bakso empat tanpa mie." ucap pelayan kantin sopan membawa nampan.
"Terima kasih." ucap mereka bersama. Pelayan mengangguk lalu kembali bekerja.
"Ayo. Makan lah!" ajak Udin.
"Tentu." jawab Ocha dan Isk.
Mereka makan dengan tenang, usai makan pada bersiap pulang.
"Biar aku yang bayar." ucap Udin.
"Gak usah Udin aku bisa bayar sendiri." jawab Hasna sambil menyodorkan uang 50rb.
"Gak usah Hasna, aku tadi yang ajak kalian kok." ucap Udin sambil tersenyum lalu mengembalikan uang Hasna ke telapak tangan Hasna. "Pakai ini saja Mb." ucap Udin sambil memberikan uang 100rb kepada Mb kasirnya.
"Terima kasih Udin." ucap Hasna lalu pergi meninggalkan Udin yang masih menunggu uang kembaliannya.
"Hasna tunggu." Udin mengejar Hana sambil memanggil namanya.
"Ada apa Udin?" tanya Hasna sambil membalikkan badannya menghadap Udin.
"Aku boleh bicara sebentar?" tanya Udin.
"Bicaralah." kata Hasna.
"Disana ya!" tunjuk Udin pada gazebo yang kosong lalu mereka menuju kesana berdua. Sedangkan Ocha dan Isk entah kemana mereka sudah duluan menghilang tanpa pamit.
"Ada apa Udin?" tanya Hasna karena sudah beberapa menit mereka duduk tapi Udin masih bungkam.
"Hasna aku menyukaimu sejak pertama bertemu, saat ospek pun aku selalu memperhatikanmu. Aku berusaha untuk melupakanmu Hasna tapi justru aku makin terbayang dengan wajahmu Hasna. Maaf jika aku lancang Hasna tapi aku sungguh²." ucap Udin menjelaskan.
"Hasna, bagaimana tanggapan kamu?" tanya Udin karena dia melihat Hasna hanya diam saja tanpa menjawab.
"Aku harus jawab apa Udin? Jujur aku belum pernah pacaran jadi aku gak mengerti hal begitu. Aku mungkin pernah kagum tapi hanya sekedar kagum saja selebihnya entahlah aku gak paham. Terima kasih sudah menyukaiku, aku juga menyukaimu sebagai teman karena tujuanku kesini menuntut ilmu Udin, aku ingin suskes dan membahagiakan orang tuaku." ucap Hasna menjelaskan tujuannya ke Palopo.
Mereka diam cukup lama, sibuk dengan pikiran mereka masing².
"Kalau sudah tidak ada yang dibahas aku permisi mau pulang Udin." Udin hanya mengangguk lalu Hasna bangkit dari duduknya dan melangkah meninggalkan Udin sendirian.
......................
Bersambung ♤♤♤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Reogkhentir
Hasna jadilah wanita yang tegar kejar cita cita mu guna menjadi kebanggaan keluarga, tinggalkan masalah percintaan itu kalau kau tak senang
2025-01-04
2
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
ramah kali fl ny 😳 kayaknya karakter nya lembut nih
2025-01-10
1
Lucy
real banget, di dunia nyata pun banyak yg jalan hidup nya begitu, semangat Thor bikin ceritanya
2025-01-11
1