Hari-hari Kimeera di kampus yang bertemu Juan si tengil yang selalu punya seribu macam cara untuk membuat Kimeera merasa kesal dan marah padanya.
Apa akan berunjung cinta atau malah sebaliknya.
ikuti kisah Kimeera disini yah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibran Atharrazka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Vecia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kelas,tak ada Juan.
Kemana pemuda itu,biasanya ia selalu tiba tepat waktu,walaupun sikapnya yang slengekan tapi Juan tidak pernah mengabaikan kuliahnya.
Apa terjadi sesuatu padanya hingga ia tidak hadir disana.
Vecia mencoba menghubungi nomor Juan,namun tidak aktif.Ia lantas menghubungi nomor ponsel Luciana berharap ia mendapatkan jawaban akan ketidak hadiran Juan hari ini.
Tersambung,namun tak di respon sama sekali.
Vecia tetap berusaha menghubungi hingga pada akhirnya tersambung juga.
"Hallo tante,ini Vecia.Aku hanya ingin bertanya apa ada acara keluarga hingga Juan tidak masuk kuliah hari ini?"ucap Vecia dengan nada lembut.
"Tidak ada acara keluarga Vecia"jawab Luciana dari seberang.
"Hari ini ada ujian tante,makanya aku bertanya tentang kehadiran Juan"kata Vecia lagi.
"Vecia,saat ini kami ada dirumah sakit,nanti tante hubungi kamu lagi ya,maaf tante harus mengurus sesuatu dulu,tante tutup teleponnya ya"kata Luciana lantas mematikan sambungan telepon tersebut.
Vecia terdiam,kenapa seperti ada yang di sembunyikan oleh mama Juan.
Tapi nanti saja ia akan mencari tahu,Vecia segera menghubungi sopir pribadinya dan memberi instruksi untuk mengerjakan sesuatu.
Meskipun sedang belajar untuk mandiri,Vecia tetap seorang nona muda dari keluarga yang terpandang.Jadi mudah baginya untuk mencari informasi hanya dengan satu kali perintah.
Vecia dan Sam berpapasan dengan Celia yang menatap mereka dengan tatapan judes.
"Vecia,apa seleramu sudah turun kasta sekarang?"ledek Celia menatap Sam sinis.
"Dari Juan ke dia?jauh sekali perbedaannya"cibir Celia lagi.
Vecia tersenyum tenang menatap Celia dengan datar lantas berkata
"Kamu ini dewan juri ya?kok kamu repot sekali menilai orang lain dengan pendapat murahanmu itu.Mau Sam atau Juan itu urusan aku.Aku mau berteman dengan siapapun itu hak aku,kenapa kamu yang sewot sih?orangtua ku saja suka banget sama teman baru ku ini,situ kenapa rempong sama urusan orang lain?lebih baik kamu urus dirimu sendiri biar penyakit hatimu itu tidak semakin parah Celia".
Celia terkesiap,tak menyangka akan di ultimatum Vecia seperti itu.
Vecia mengajak Sam untuk pergi dari sana.Ia tidak mau membuang waktu percuma untuk meladeni Celia dengan segala sikap anehnya itu.
Celia menghentakkan kaki kesal,merasa di abaikan begitu saja membuat gadis itu merasa jengkel sendiri.
"Jangan tantrum disini Celia"tegur Mery tiba-tiba membuat Celia terkejut.
"Jangan muncul tiba-tiba kayak hantu Mery!"sentak Celia gusar.
"Aku sudah dari tadi di sini,di belakangmu.Kamu saja yang tidak sadar karena terlalu fokus sama Vecia dan Sam.Lagian cantik begini di bilang hantu"dengus Mery manyun.
"Terserah kamu saja,kamu lihat Juan tidak?"ketus Celia.
"Tidak,aku tidak bertugas sebagai CCTV yang memantau setiap orang.Kenapa kamu tidak bertanya sama Vecia saja tadi,dia kan satu jurusan dengan Juan"kata Mery lalu pergi begitu saja membuat Celia gregetan sendiri.
Beberapa mahasiswa yang melintas tampak menahan tawa melihat Celia yang mencak-mencak sendiri disana.Tak habis pikir dengan sikap Celia yang tak ada kesan anggun-anggunnya sama sekali sebagai seorang perempuan.
Celia menatap mereka garang.
"Apa lihat-lihat?tidak pernah lihat cewek cantik ya?!"bentaknya galak.
"Iya,belum pernah lihat ada mahasiswa stress kayak kamu!"jawab mereka membuat Celia semakin kesal saja dan memutuskan untuk pergi dari sana daripada semakin menjadi bahan olokan.
*****
Kim menatap Vecia dan Sam dengan tatapan penuh tanda tanya.Entah sejak kapan keduanya menjadi dekat,Kim merasa sudah banyak melewatkan banyak hal yang terjadi di kampus akhir-akhir ini,tapi bukannya memang dia tidak pernah tertarik dengan urusan orang lain.
"Ada apa?"tanya Kim tenang.
"Maaf Kim,mungkin ini tidak ada hubungannya denganmu tapi...kamu harus tahu jika saat ini Juan sedang dirawat di rumah sakit"kata Vecia pelan sembari bertukar pandang dengan Sam.
"Kim,mungkin kamu benci pada Juan tapi biar bagaimanapun juga kita saling mengenal,apa kamu mau ikut kami menjenguknya?"pinta Vecia lagi.
Kim menatap Sam dan Vecia bergantian seolah sedang menimbang apa ia akan mengikuti mereka atau tidak.
"Nanti aku pikirkan lagi"kata Kim pelan masih bimbang.
"Aku mohon Kim,sekali ini saja setelah itu aku tidak akan pernah memintamu lagi"kata Vecia dengan tatapan memohon.
"Sekali ini saja Kim"kata Sam pelan dengan tatapan meyakinkan.
"Baiklah,tapi aku tidak akan semobil dengan kalian.Aku akan mengikuti kalian dari belakang"kata Kim akhirnya setuju.
"Kamu bawa motor?"tanya Vecia.
"Tidak,aku di jemput sopir"kata Kim lantas mengeluarkan ponselnya menelpon pak Mul untuk datang menjemputnya.
Ketiganya keluar bersama dari gedung kampus.Sam dan Vecia berbelok ke arah parkiran sementara Kim lurus kedepan menuju gerbang.
Tak lama kemudian mobil Vecia keluar di kemudikan oleh Sam,mereka menunggu Kim di bahu jalan.Dan ketika pak Mul datang mereka segera meluncur meninggalkan area kampus menuju rumah sakit tempat Juan di rawat.
Bahkan Kim tidak tahu apa penyebab Juan bisa di rawat di sana karena Vecia tidak menjelaskan apapun padanya.
20 menit kemudian mereka tiba di rumah sakit.Ketiganya segera menuju ruang rawat dimana Juan berada setelah terlebih dahulu bertanya pada bagian resepsionis.Dari jauh Vecia bisa melihat Luciana sedang berdiri didepan pintu kamar dimana Juan berada.
Luciana tampak terkejut melihat kedatangan Vecia dan dua orang lain yang tidak ia kenal.
"Mereka teman Juan juga tante"kata Vecia menjawab pertanyaan Luciana yang belum sempat terlontar dari bibirnya.
"Bagaimana keadaan Juan tante?"tanya Vecia lagi.
"Dia baik-baik saja,hanya sedikit drop"kata Luciana pelan.
"Drop?dia sakit?apa boleh kami masuk menjenguknya?"tanya Vecia dengan raut cemas.
"Tadi dia sedang tidur,tapi kalau kalian ingin melihatnya silakan masuk.Mungkin dengan kehadiran kalian dia jadi lebih bersemangat"kata Luciana terdengar lebih melunak.
"Terima kasih tante,ayo"kata Vecia menoleh pada Kim dan Sam mengajak mereka semua masuk.
Disana tampak Juan dengan tangan di infus,wajahnya pucat dengan mata sayu.Jelas saja terlihat sangat jauh berbeda dari biasanya yang selalu tampil dengan gaya tengil dan jahilnya tak lupa pula senyum khasnya yang membuat ia selalu menjadi sorotan.
"Hai Juan"sapa Vecia tampak merasa bersalah karena sudah mengabaikan sahabatnya itu beberapa waktu ini.
"Hai juga"balas Juan sambil tersenyum tipis.
"Kamu kenapa?kenapa bisa seperti ini?"tanya Vecia mengusap lembut punggung tangan Juan.Sekecewa apapun dirinya tak bisa Vecia pungkiri jika Juan punya tempat khusus di hatinya sejak dulu.
"Aku tidak apa-apa,cuma sakit kecil saja"kata Juan lantas menoleh kearah punggung Vecia dimana Kim dan Sam berada.
"Sakit kecil apa yang sampai harus di rawat Juan,jangan becanda"kata Vecia agak kesal.
Juan tertawa pelan.
"Hai Kim,apa kabar?"tanya Juan.
Suasana terasa canggung.Sementara Luciana memilih keluar dari sana memberikan waktu untuk para anak muda untuk saling bertukar sapa.
"Baik,cepat sembuh"kata Kim datar.
"Terima kasih"kata Juan menatap Kim intens.
"Kamu juga Sam,makasih sudah mau datang.Aku tahu pasti Vecia yang memaksa kalian kan untuk kesini"kata Juan lagi tetap tersenyum.
"Jangan sakit bro,kampus jadi sepi karena kamu tidak ada"kata Sam sambil tersenyum ramah.
"Bukannya malah tenang tanpa ada aku disana?"ucap Juan sambil terkekeh walau terlihat di paksakan bahkan seperti orang yang sedang menahan rasa sakit.
"Jujur sama aku Juan,kamu kenapa?"tanya Vecia lagi terlihat curiga dengan keadaan Juan.
"Aku baik-baik saja,hanya ada luka kecil di perutku.Sudah di jahit sama dokter kok"kata Juan lagi.
"Di jahit?kamu terluka ya sampai di jahit?jelaskan padaku Juan kalau kamu masih menganggap aku ini teman kamu!"sentak Vecia panik.
Bahkan Kim sedikit terperangah mendengar hal itu.
"Aku baik-baik saja,hanya sebuah luka tusuk dari orang gila yang sedang mengamuk di jalanan.Aku salah satu korbannya.Hari itu aku sedang sial malah melintas di sana dan akhirnya ya seperti ini"kata Juan dengan nada santai.
"Kamu darimana?setahuku tidak ada berita orang gila mengamuk dan memakan korban.Jangan mengada-ngada Juan,walaupun kamu berbohong padaku aku pasti akan tahu juga kebenarannya"kata Vecia kesal.
"Ck,keras kepala.Iya aku mabuk dan berkelahi dengan pengunjung bar,puas kamu"kata Juan akhirnya.
"Dasar bebal,mau sampai kapan kamu begini sih Juan.Apa kamu tidak kasihan pada mamamu,beliau terlihat sangat kuatir.Apalagi papamu masih di luar negeri.Berpikir dulu sebelum melakukan sesuatu Juan,kamu jangan selalu bersikap egosi seperti ini"kata Vecia lagi.
"Iya maaf,sebelum kamu marah.Mama sudah terlebih dahulu marah padaku.Sudahlah Vecia telingaku sudah penuh mendengat ocehan mama dan kamu"kata Juan lagi.
"Ya sudah kalau begitu kami pulang saja,yang penting kamu baik-baik saja sekarang"kata Vecia menatap Kim berharap agar gadis itu menunjukan respon.
Namun Kim tetap bersikap datar dan seperti biasa.Toh Juan terlihat baik-baik saja dan akan sembuh beberapa hari kedepan.
"Oke,hati-hati di jalan"kata Juan sambil tersenyum.
Sam berpamitan layaknya teman akrab,sementara Kim cukup mengangguk pelan dan lantas berlalu dari sana dengan langkah cepat.
Sebenarnya Juan sedikit kecewa dengan sikap datar Kim namun ia juga sadar jika gadis itu datang hanya karena desakan Vecia pastinya.
"Makasih Vecia"gumam Juan lantas memejamkan mata untuk beristirahat.Luka jahitannya masih terasa perih dan dia merasa bersyukur masih bisa selamat walaupun hampir kehabisan darah.