Arra sangat tahu bahwa pernikahannya dengan Erzan Harold hanyalah sebuah kontrak pernikahan.
Untuk mendapatkan kehidupannya kembali, dia meninggalkan putrinya yang baru lahir dan mengganti wajah serta identitasnya.
Arra kira hubungan mereka berakhir malam itu, namun siapa sangka tuan muda Harold terus mencarinya.
Mampukah Erzan menemukan Arra? bukan hanya demi Eleanor anak mereka, tapi juga dia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FLW BAB 9 - Tidak Bisa Memastikan
Argus mulai menggerakkan tim nya sendiri untuk mencari Arra. Di mulai dari menyisir kota tempat mereka saat ini tinggal, kota A.
Sementara Erzan, hatinya masih saja condong ke rumah sakit Royal Dude. Masih merasa jika Arra ada di rumah sakit itu.
Siang menjelang sore saat itu, Eleanor tidur dengan sangat nyenyak. Erzan mulai terpikir untuk mendatangi rumah sakit Royal Dude.
Anak buahnya yang lain sudah bergerak mencari dimanapun, sementara rumah sakit itu, sudah dia putuskan untuk dia sendiri yang menyelidiki.
"Kalian berdua jangan sekalipun meninggalkan Eleanor, harus ada yang berjaga salah satu apapun yang terjadi," titah Erzan pada Hera dan Anya.
Kedua wanita berusia pertengahan 30 tahun ini pun menganggukkan kepalanya patuh. Sebelum bekerja dengan Erzan mereka bahkan sudah menandatangi surat perjanjian, bahwa Eleanor adalah hidup mati mereka. Menjaga Eleanor sama pentingnya seperti menjaga tubuh mereka sendiri.
Dan setelah mengatakan itu Erzan pergi, mengemudikan mobilnya seorang diri. Sementara asisten pribadinya yang bernama Leo mengikuti di belakang.
Tidak butuh waktu lama mereka sampai di rumah sakit Royal Dude, beberapa anak buah Erzan yang berjaga disana segera membuat laporan.
Tidak ada satupun diantara mereka yang melihat Arra di rumah sakit ini, bahkan dibagian nama-nama pasien yang masuk semalam pun tidak tertulis nama Arrasya Tifany ataupun Arra.
Tapi mendengar laporan itu Erzan tidak langsung menyerah, dia justru semakin ingin tau. Harus memastikannya sendiri.
Tanpa banyak kata, Erzan langsung masuk. Leo juga mengikuti, langkah kakinya sama lebar dengan sang Tuan.
"Apa direktur rumah sakit ini ada?" tanya Erzan pada bagian administrasi di depan ruang IGD.
"Maaf Tuan, jika ingin bertemu dengan beliau anda harus membuat janji temu dulu, saya akan hubungkan dengan sekretaris beliau."
"Tidak perlu, berikan saja aku nomor ponsel asistennya."
"Baik Tuan."
Setelah mendapatkan nomor ponsel itu, Leo pun segera menghubunginya. Sampai akhirnya mereka memiliki akses untuk masuk dan menemui direktur utama rumah sakit Medistra, Alamsyah Dude.
Di ruang direktur utama meraka bertemu, selama ini Alam dan Erzan hanya saling tahu satu sama lain tapi tidak mengenal dekat. Erzan adalah seorang pengusaha sukses, sementara Alam adalah pemilik rumah sakit ternama di kota ini.
Dan dipertemuan kali ini, mereka jadi dekat.
"Saya sedang mencari seseorang, dia teramat penting untuk saya. Kemungkinan semalam dia di rawat di rumah sakit ini," terang Erzan langsung menyampaikan maksud dan tujuannya menemui Alam.
Sementara Alam masih terus mendengarkan dan Erzan menjelaskan. Erzan meminta akses untuk mendapatkan nama-nama pasien yang masuk di kisaran jam 2 dini hari sampai jam 5 pagi.
Alam memberikan data itu, karena Erzan pun akan menjaga kerahasiaannya.
Dah setelah mendapatkan daftar nama, Erzan membacanya satu per satu dengan teliti, namun benar tidak ada nama Arra disana.
Belum puas, Erzan pun menemui pasien itu satu per satu. Pasien sebanyak 4 orang yang berjenis kelamin wanita dan berusia sekitaran 25-30 tahun. Di dampingi oleh Alam langsung mereka mulai berkeliling.
Yang pertama bukan, sangat jelas terlihat bukan Arra, wanita ini memiliki rambut keriting, sementara Arra lurus.
Yang kedua juga bukan.
Ketiga pun bukan.
Sementara ke 4, Erzan tidak bisa memastikan, karena wajahnya diperban, namun hatinya berdesir.