Nathan Alister Daniswara atau biasa di panggil nathan Ceo muda yang masih sekolah menggantikan orang tuanya yang sudah meninggalkan nya untuk meneruskan bisnis mereka.Sengaja berpenampilan cupu ke sekolah untuk mendapatkan teman tulus padanya.Nathan juga suka di bully dan di manfaatkan oleh temannya..
bagaimana cerita selanjutnya?
yuk ikutin novel pertama ku😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengikuti nathan
"Ih bunda ini kalau ngomong ngawur deh."sahut caca.
"Nathan pamit yah bun yah ca."pamit nathan.
"Iya nak hati hati di jalan."ujar bunda novia.
"Jangan lupa kasih kabar loh nat kalau udah sampai,nanti loh kenapa napa lagi di jalan."sahut caca.
"Iya ca,nanti aku ngabarin kamu."ucap nathan di angguki caca dan lainnya.nathan langsung memasang helm nya lalu naik ke motor,menyalakan mesin motor kemudian mengklakson.sebagai pertanda perpisahan.
Pak security melihat nathan langsung membuka kan pagar.
"Hati hati den."ucap pak security.
Nathan hanya mengangguk,lalu keluar dari lingkup mansion.
*^*^
"Loh kenapa rangga?"tanya erlan pada rangga yang melamun.saat ini mereka lagi nongkrong di caffe.
"iya..dari tadi loh lamun mulu."sahut roland.
"Gue lagi mikiran siapa yang ingin menghancurkan perusahaan papa gue."ungkap rangga.
"Emang ada yah yang ingin menghancurkan perusahaan Dirgantara?"tanya erlan.
"Adalah,setiap perusahaan memiliki pesain bisnis yang licik.jadi tidak heran lagi,apa lagi ini perusahaan dirgantara pasti banyak saingan."jawab roland.
"Masalahnya bukan gitu,mereka sangkut pautkan gue di dalam nya."ujar rangga.
"hah' maksud nya bagaimana."bingung erlan.
Rangga menceritakan pada temannya tentang apa yang papa nya ceritakan,termasuk dengan pesan yang papa nya dapatkan.
"Gue duga ini perbuatan si cupu,tapi masa iya sih.dia kan miskin mana ngerti dia ginian."ujar rangga.
"apa jangan sih cupu itu pura pura miskin yah padahal dia milyader."sahut erlan.
"Tapi masa iya sih,dia orang kaya.penampilan nya aja gak kayak orang kaya apalagi milyader."ujar roland.
"Mungkin dia pura pura aja miskin gitu."sahut erlan.
Brum brum brum brum
"Itukan si cupu."ucap erlan melihat nathan yang baru lewat.
"Kita ikutin aja gak,agar kita gak penasaran."ujar roland.
"Bagaimana rangga?"tanya erlan pada rangga.
"Baiklah..kita ikuti dia."ucap rangga beranjak dari duduknya,dia juga penasaran dengan nathan.
Mereka bertiga mengambil motor mereka masing masing di parkiran cafe lalu mengikuti nathan.
^"^"
Sedangkan nathan merasa ada yang seperti mengkutinya.nathan melihat dari kaca spion nya melihat siapa yang mengikutinya.nathan tersenyum miring melihat mereka bertiga yang mengikutinya.
"Ternyata tiga tikus,baiklah."ucap nathan tersenyum miring di balik helmnya.
Nathan menekan salah satu tombol pada jam tangannya,entah apa yang nathan lakukan hanya dia yang tahu.nathan tidak kembali menuju mansionnya.dia berbelok arah ke tempat yang dia sudah siapkan.
"Mau kemana tuh si cupu."teriak erlan pada teman nya.
"Gue gak tau,ikuti aja."sahut roland.
"Ingat jangan sampai kita ketahuan."ucap rangga
"Loh gak mau kasih dia pelajaran,dia kan sudah bikin malu kesya."sahut erlan pada rangga.
Rangga yang baru ingat kelakuan nathan pada kesya saat di kantin.
"Cegat dia,di depan ada tanah kosong."ucap rangga.
Mereka berdua mengangguk
***Dring dring dring suara ponsel caca berbunyi***
Caca yang sedang ngemil bareng bundanya menghentikan aktifitasnya.
"Siapa ca?"tanya novia.
Caca melihat *Mbak sinta* yang tertera di layar ponselnya.
"Mbak sinta bun."jawab caca.
"Angkat aja siapa tau penting."ujar novia di angguki caca.
"***Assalamualaikum mbak."ucap caca saat telpon terhubung***.
"***Waalaikumsalam caca,maaf mbak mengganggu kamu."ucap mbak sinta terdengar khawatir***.
"***Ada apa mbak,kenapa mbak seperti khawatir gitu."ucap caca***.
"***Adik adik kamu ca' mbak gak tau harus minta tolong sama siapa jadi mbak telpon kamu nak."ucap mbak sinta***.
"***Kenapa dengan adik adik aku mbak,mbak cepat katakan."ucap caca khawatir***.
"***Bela dan dela tiba tiba demam nak,mbak sudah kasih obat tapi demam mereka belum turun turun.mbak ingin bawa dia kepuskesmas tapi kan kamu tau puskesmas sangat jauh dari sini.mbak juga gak punya kendaraan ke sana nak."ucap mbak sinta***.
"***mbak tunggu caca di sana,caca akan bawa dokter ke sana.mbak tunggu caca yah."ucap caca***.
"***iya nak,maaf merepotkan kamu.mbak gak tau harus minta tolong sama siapa lagi,tetangga di sini gak ada punya kendaraan nak."ucap mbak sinta***.
"***Mbak gak usah minta maaf,caca tutup telponnya.caca akan segera ke sana."ucap caca***.
"***iya nak."ucap mbak sinta***.
"Ada apa nak?"tanya novia.
"dela dan bela demam bun,demam nya belum turun turun bun.caca akan ke sana bun."ucap caca.
"bunda ikut,bunda juga khawatir dengan mereka."ucap novia.
"kalian mau ke mana?"tanya radit yang baru turun dari tangga.
"dela dan bela demam yah,aku dan caca ingin jenguk dia.sekalian bawa dokter irfan agar sampai di sana langsung di periksa."jawab novia.
"Ayah juga akan ikut dengan kalian,tunggu ayah telpon dokter irfan."ucap radit menelpon dokter irfan.
"Ca kamu siap siap,masa kamu pakai celana pendek gitu."ucap novia pada caca.
"iya bun,caca ke kamar dulu."ucap caca lalu melangkahkan kaki nya menuju kamarnya.
"***Halo tuan."ucap dokter irfan saat telpon terhubung***.
"***halo nak irfan,sekarang kamu ke panti.anak anak om sedang sakit."ucap radit***.
"***baik tua saya ke sana sekarang juga."ucap dokter irfan***.
"***Hmm..om juga akan kesena."ucap radit***.
"Bagaimana yah dokter irfan mau?"tanya novia.
"mau dong bun,dia kan selalu siap siaga."jawab radit.
"untung kita punya dokter pribadi jadi masalah genting begini gak masalah."ujar novia.
"iya bun."ucap radit.
"Bun yah ayo kita pergi."ucap caca menuruni tangga,mereka berdua mengangguk.
Beberapa saat perjalan mereka telah sampai ke panti asuhan,jarak dari mansion ke panti sekitar dua puluh menit.
Mereka berdua di sambut hangat oleh anak anak yang sudah anggap mereka keluarga.
"Bagaimana keadan mereka?"tanya novia saat masuk keruangan
Mereka yang ada di dalam menoleh.
"Untung mereka cepat di tangani nyonya,jadi demam mereka sudah mulai turun.saya juga sudah kasih resep obat nya."jawab dokter irfan.
Mereka semua bernafas lega mendengar keadan dela dan bela.
Caca menghampiri dela dan bela yang sudah dia anggap adik sendiri.
"Mereka kenapa bisa sakit gini mbak?"tanya caca pada mbak sinta tanpa menoleh.
"Kemarin dia kehujan ca waktu pulang sekolah..mbak terlambat jemput mereka karena angkutan umum gak ada yang lewat.maaf mbak ca nyonya tuan."jawab mbak sinta yang merasa bersalah.
"Kamu gak usah merasa bersalah sinta,ini semua sudah takdir.mas bagaimana kalau kita siapan bus mini untuk jemput mereka ke sekolah.agar kejadian gini tak terulang lagi."ucap novia pada suami nya
"iya sayang,mas juga kepikiran gitu.besok mas akan mengurusnya."ucap radit.
"Tuan nyonya kalau begitu saya pamit ke rumah sakit masih ada pasien yang harus saya tangani."ungkap dokter irfan.
"Iya dok,makasih dok.maaf mengganggu anda."ucap radit.
"Nggak tuan,ini sudah kawajiban saya sebagai dokter pribadi anda."ucap dokter irfan.