Idola! kebanyakan orang pada umumnya, memiliki seseorang yang menjadi idolanya. Tidak soal kamu tua mau pun muda.
Seperti Freya Collie Lambert, gadis berusia dua puluh tiga tahun, diam-diam mengagumi seorang pria dewasa, yang semua orang kenal pria itu sangat kejam dan dingin.
Tidak tahu kapan persisnya, Freya sangat mengagumi sosok pria kejam itu, yang ia ingat, ia tanpa sengaja melihat pria itu membantai sekumpulan pria pembunuh bayaran dengan begitu kerennya.
Austin Chloe, tidak menyangka di usianya yang memasuki hampir empat puluh, yang tepatnya tiga puluh sembilan tahun, di kagumi oleh seorang gadis muda yang sangat jauh di bawah usianya.
Bagaimana sikap Austin Chloe, si pria yang dulunya di anggap semua orang pria sampah, menghadapi gadis muda dan polos yang jatuh cinta padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 2.
Ternyata memang benar, rumah pria muda itu tidak jauh dari lokasi pembersihan para pengemis, yang tidak memiliki tempat tinggal.
Rumah yang sederhana, tapi dalam pandangan anak lelaki itu rumah yang sangat besar, dan terlihat sangat nyaman.
Mereka di sambut sepasang suami-istri, yang sudah tua dengan raut wajah terkejut, karena putra mereka pulang membawa seorang anak lelaki.
"Siapa yang kamu bawa, nak?" tanya Ibu pria muda itu.
"Anak terlantar, Ma!" jawab pria muda itu sembari terus membawa anak lelaki yang ia gendong masuk ke dalam rumah.
Ia membawa anak lelaki itu ke atas ranjang sederhana, di sudut ruang utama rumah kecil itu, agar anak lelaki itu langsung dapat berbaring.
"Apakah dia terluka?" tanya Ayah pria muda itu menghampiri ranjang untuk melihat kondisi anak lelaki yang di bawa putranya tersebut.
"Iya, Pa!" jawab putranya, "Lututnya terluka, dan mungkin bagian tubuhnya juga, karena tubuhnya di lempar ke jalan dengan kuat!"
"Sungguh keterlaluan mereka, anak sekecil ini mereka lempar, tidak punya hati nurani!!" Ibu pria muda itu melihat lutut pada anak kecil itu terluka.
"Aku akan mengambil obat luka dan perban untuk membalut lukanya!" pria muda itu kemudian membuka laci lemari, tidak jauh dari ranjang.
Krukkk!
"Astaga! kamu sepertinya belum makan, ya?" mata Ibu pria muda itu membulat mendengar suara perut anak lelaki itu berbunyi.
"Kebetulan sekali kita akan makan malam, setelah lukamu di beri obat, kita makan malam bersama!" ujar Ayah pria muda itu.
Anak lelaki itu hanya diam saja mendengarkan, apa yang di katakan ke dua orang tua pria muda tersebut. Lukanya pun kemudian di bersihkan dan di beri obat, lalu di tutup dengan perban.
Sementara Ibu pria muda itu menyiapkan makan malam, di atas meja makan di tengah ruangan rumah kecil itu.
"Kaki mu untuk sementara tidak boleh berjalan dulu, agar cepat sembuh!" kata pria muda penolong anak lelaki itu.
"Nak, kenapa kamu bisa berada di daerah sini? di mana tempat tinggal mu?" tanya Ayah pria muda.
"Aku yatim piatu" jawab anak lelaki itu dengan suara lemah.
"Aduh nak, sedih sekali hidupmu, jadi.. selama ini kamu tinggal di mana?" tanya Ayah pria muda lagi.
"Di mana saja, yang penting bisa tidur" jawab lemah anak lelaki itu.
Ke tiga orang itu terenyuh mendengar tempat tinggal anak lelaki itu di sembarang tempat. Anak lelaki yang masih kecil, dengan tubuh yang terlihat sangat kurus.
"Nama mu siapa, nak?" tanya Ibu si pria muda.
"Austin Chloe" jawab lemah anak lelaki itu.
"Namaku Erick Lambert, ini ke dua orang tuaku!" pria muda itu memperkenalkan dirinya juga dan orang tuanya, "Sebelumnya kamu tinggal di mana?" tanya Erick.
"Tinggal di panti asuhan, tapi.. tinggal di sana tidak nyaman, aku sering tidak di beri makan dan sering di pukul, karena itulah aku melarikan diri dari sana" ucap anak lelaki itu, Austin Chloe.
"Nak, tinggal saja dengan kami, walau kami miskin masih bisa menampung kamu!" sahut Ibu Erick.
Austin menganggukkan kepalanya dengan lemah, Erick dan ke dua orang tuanya tersenyum. Mereka pun kemudian makan malam bersama.
****
"Berhenti!!"
Petugas keamanan berteriak mengejar beberapa preman jalanan, yang baru saja menganiaya seorang rentenir.
Austin Chloe usia enam belas tahun, menjadi anak remaja nakal karena kehidupannya yang keras.
Ia bersama teman-teman lingkungan tempat tinggalnya, sering melakukan pengeroyokan pada siapa saja, yang bersikap kasar pada seseorang.
Austin berlari dari pengejaran Petugas keamanan, karena menghajar seorang rentenir, yang melakukan kekerasan saat menagih hutang pada seorang pria tua.
"Ayo berpencar, agar mereka tidak dapat menangkap kita!!" sahut Austin kepada teman-temannya.
"Berhenti!!!"
Austin tersenyum menyeringai mempercepat larinya, memasuki sebuah gang untuk mengecoh petugas.
Setelah masuk ke dalam gang tersebut, ia masuk kembali ke gang lainnya, setelah ia keluar dari gang pertama.
Begitu seterusnya ia masuk gang keluar gang, hingga Petugas keamanan tidak terlihat lagi mengejarnya.
Merasa aman Austin pun berlari pulang, tapi tiba-tiba ia melihat begitu ramai dan berisik, saat ia hampir mendekati area tempat tinggalnya.
Ia melihat beberapa mobil Beko telah menghancurkan, sebagian pemukiman rumah sederhana tempat tinggalnya. Yang sontak membuat mata Austin terbelalak terkejut bukan main.
Ia pun berlari dengan cepat menuju rumahnya, dan melihat rumah itu sudah rata dengan tanah.
"TIDAK!! HENTIKAN!!!" teriakan Austin begitu kencang, dengan raut wajah yang terlihat begitu panik.
"Hei! tahan anak itu!!" teriak seorang pria melihat Austin menghambur ke arah mobil beko, yang sedang meruntuhkan bangunan rumah sederhana.
Austin di tarik beberapa pria agar menjauh dari mobil alat berat, yang sedang bekerja. Suasana lingkungan rumah Austin terlihat begitu ramai melihat rumah mereka di robohkan.
"Paman! Bibi! kak Erick!!!" teriak Austin memanggil nama orang-orang yang sudah menjadi keluarganya.
"Mereka sudah di bawa dengan mobil pickup ke tempat penampungan!" sahut seorang pria menjawab teriakan Austin.
Tubuh Austin lemas melihat rumah yang paling nyaman, sepanjang masa hidupnya sampai usianya tujuh belas tahun, telah rata dengan tanah.
Bersambung.....
Entah memang sebuah kebetulan atau bertemu secara kebetulan, berbincang karena pilihan, dan kunfayakun " Segala sesuatu terjadi pada saat yang seharusnya"
Akhirnya Austin ketemu Erick🤗