Keyra Putri Utami adalah nama yang di sematkan oleh kedua orang tuanya, sejak usianya delapan tahun dia mengalami kebutaan karena sebuah kecelakaan yang ikut menewaskan kedua orang tuanya.
Keyra di asuh oleh Paman dan Bibi yang begitu sayang kepadanya, yang menyebabkan kedua puteri Paman dan Bibi nya cemburu kepada Keyra.
Hutang sang Paman yang di lunasi oleh sahabat Pamannya kepada seorang juragan tanah, yang menyebabkan Keyra harus berakhir menikah dengan putera sahabat dari Pamannya sebagai penebus hutang keluarga.
Entah bagaimana nasib Keyra si Gadis Buta yang hanya mengenal satu warna saja dalam hidupnya yaitu Hitam, akankah seseorang mampu mengenalkan warna lain selain Hitam kepada Keyra?
Jika kebahagiaan itu harus di jemput, kenapa harus menunggu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putribulan21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kode Keras
"Mas kok malah melamun?" tanya Keyra.
Dewa hampir saja tersedak sarapannya, ingatannya yang melayang ke masa masa Keyra yang masih belum bisa melihat nyatanya menjadi kenangan tersendiri yang akan tersimpan di sudut hati Dewa.
"Enggak kok sayang," jawab Dewa sambil kembali mengunyah sarapannya.
Keyra memilih tak mempedulikan apa yang di katakan oleh Dewa, karena bagaimana pun Dewa menjelaskannya tetap saja tak akan berarti apa apa karena Keyra tidak bisa melihat waktu itu.
"Ya mana ku tahu Mas jujur atau tidak," jawab Keyra.
"Kamu ini kok bisa punya pemikiran kaya gitu sih," ucap Dewa.
Keyra hanya mengedikkan bahunya saja, lalu memilih menghabiskan sarapan paginya.
"Nanti siang makan siang di sini saja ya," ajak Dewa.
"Kita ke kantin aja ya, takutnya mereka curiga kalau jam istirahat aku malah nongkrong di ruangan presdir," jawab Keyra.
Dewa tampak cemberut, tapi apa yang di katakan oleh Keyra ada benarnya juga. Hubungan mereka harus terlihat biasa saja di antara para karyawan.
Setelah sarapan selesai Keyra pun pamit menuju ke ruangan divisi keuangan, jika terlalu lama berada di ruang presdir takutnya akan menimbulkan kecurigaan.
"Lo enggak di apa apain kan Key?" tanya Inggit.
Sekembalinya Keyra dari ruang presdir, dia di berondong banyak pertanyaan oleh teman teman satu divisinya.
"Ih kalian kepo deh ah, gue cuma laporan kemana aja dua hari ini," jelas Keyra.
Lalu semuanya pun kembali ke kursi masing masing, mereka melanjutkan pekerjaan mereka yang kemarin.
Jam istirahat pun tiba, Keyra dan teman teman satu divisinya pun segera menuju kantin. Dia memesan semangkuk bakso sebagai makan siangnya.
Terdengar kasak kusik dari meja sebelah, Keyra mendengar ada staf dari bagian pemasaran sedang membicarakan Dewa.
"Kapan sih tuan Langga sadar kalau gue lagi menanti dia menyatakan perasaannya," ucap gadis yang di panggil Mariska.
"Degh!"
Jantung Keyra bertalu talu ketika mendengar apa yang di katakan oleh gadis bernama Mariska itu, apa maksudnya dia mengatakan itu? Apa suaminya sudah bermain api di belakangnya?
Keyra jadi bertanya tanya dalam hati, lalu netranya tak sengaja menangkap sosok Dewa yang sedang makan siang bersama Fahri sambil menghadap Keyra.
"Key tuan Langga lagi lihatin lo," bisik Irna.
"Uhukkk!"
Keyra tersedak kuah bakso, dia terbatuk dengan hebat. Ketika batuknya berhenti pandangan mata Keyra dan Dewa beradu, lalu Dewa mengangkat gelasnya sambil memberikan kode agar Keyra meminum air minumnya.
Hal tersebut di saksikan oleh Mariska dan Rena, membuat mereka sedikit kegerahan.
Sedangkan Irna dan Inggit menundukkan wajah mereka seolah tak melihat apa yang Dewa lakukan, membuat Inggit berucap dengan suara pelan.
"Anjir kode keras Key," ucap Inggit dengan suara pelan.
"Duh gue ikutan baper sumpah," jawab Irna dengan suara pelan juga.
Keyra pun mengangguk lalu meminum minumannya, Keyra tak habis fikir mengapa suaminya malah melakukan hal hal yang mengundang kecurigaan orang orang yang ada di kantin?
"Dia kenapa sih?" tanya Keyra setelah minuman itu kembali di simpannya.
Tanpa Keyra sadari Inggit mendengar apa yang di katakan oleb Keyra, lalu dia menjawab dengan suara lirih.
"Ini maj fix doi naksir lo Key," ucap Inggit.
"Kagak naksir gimana orang dia laki gue," jawab Keyra dalam hati.
Keyra hanya mengedikkan bahunya saja, dia masih penasaran dengan perkataan gadis bernama Mariska dari divisi pemasaran.
Dia melihat Dewa berlalu dari hadapan Mariska dan Rena, sedangkan Keyra mengamati bagaimana sikap Dewa terhadap dua gadis tersebut.
"Tuan Langga," ucap Mariska.
Terlihat sekali gadis bernama Mariska itu ingin sapaannya di jawab oleh Dewa, namun Dewa tak menggubrisnya bahkan senyum pun tidak dia berikan kepada gadis bernama Mariska tersebut.
Keyra lega akhirnya, tapi tatapan Mariska masih saja mengarah ke arah Dewa membuat Keyra ingin rasanya menutup kedua mata Mariska saat ini juga.
**
Sedangkan di tempat lain, Aruna sedang berusaha membujuk Clara agar mau ikut mengelola perusahaan King Airlangga agar dia bisa mengetahui keadaan perusahaan tersebut yang sebenarnya.
Namun memang dasarnya Clara adalah gadis yang malas dan tahunya hanya menghamburkan uang saja, bahkan belakangan Dewa sudah memangkas uang bulanan Clara yang hanya di beri tiga juta saja dalam sebulan.
Clara benar benar kesal tapi merengek pun percuma karena Dewa pasti tak akan mengabulkannya, namun dia tak habis fikir. Clara akhirnya mendekati Om Om genit yang kaya raya agar keuangannya kembali stabil dan itu berhasil.
"Clara Ibu mohon sama kamu, tolong kamu ikut mengelola perusahaan agar kita semua dapat hasil yang sama banyak," ucap Aruna.
"Ah Ibu aja deh ya yang ikut kerja, aku malas bu," jawab Clara.
"Kau ini benar benar Clara," ucap Aruna.
Aruna pun segera kembali ke kamarnya, dia sudah malas menasehati Clara agar dia mau bekerja.
Sementara seseorang masih merencanakan untuk menghancurkan Dewa, tanpa Dewa ketahui dia sedang merancang sesuatu untuk perusahaan milik Dewa segera berpindah tangan kepadanya.
Sedangkan di sisi lain belahan dunia, Ferdi sedang sibuk dengan urusannya. Dia masih mencari tersangka utama dari tragedi penembakkan yang di alami oleh sang kakak beberapa tahun silam.
**
Hari ini Dewa bertemu klien di luar bersma Fahri, entah mengapa perasaan Keyra merasa tidak enak.
Ingin melarang Dewa pergi namun Keyra tak berdaya karena proyek ini sangat penting untung kemajuan perusahaan.
Akhirnya Keyra hanya bisa mendo'akan yang terbaik saja untuk suaminya, meski di hatinya tetap merasa ada yang mengganjal.
Ketika jam istirahat tiba, Keyra hanya mengaduk ngaduk makanannya saja. Dia masih kepikiran dengan Dewa, lalu ponselnya tiba tiba berbunyi.
Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Keyra, lalu dia memeriksa ponselnya rupanya Dewa yang mengiriminya pesan, senyum pun mengembang di bibir Keyra.
["Jangan lupa makan siang sayang"] pesan Dewa sambil menyertakan sebuah poto dirinya yang menghadap meja penuh makanan.
["Aku juga lagi makan siang sayang"] balas Keyra, dia pun melakukan hal yang sama menyertakan poto meja yang penuh dengan makanan.
["Kamu curang"] balas Dewa.
["Apanya yang curang?"] tanya Keyra.
["Mana poto kamu?"] rengek Dewa.
Keyra tertawa pelan ketika membaca balasan dari Dewa, dia benar benar gemas dengan suami tampannya itu.
Mendengar Keyra tertawa pelan membuat Inggit dan Irna pun merasa heran, pasalnya baru beberapa detik yang lalu Keyra terlihat murung dan bersedih.
Namun sekarang dia tertawa sendiri sambil menggulir ponselnya ke atas dan ke bawah, lalu sesekali menutup mulutnya karena menahan tawa.
"Key lo enggak apa apa kan?" tanya Inggit.
"Emang gue kenapa?" Keyra malah balik bertanya.
"Tadi lo kelihatan bete, eh sekarang senyum senyum sendiri, lo enggak apa apa kan?" tanya Inggit.
Keyra menatap Inggit dan Irna bergantian, dia tak menyangka kalau tawanya mengundang perhatian teman temannya.
"Gue enggak apa apa kok," jawab Keyra.
Keyra langsung menyantap makan siangnya, setelah berbalas pesan dengan Dewa mood Keyra kembali membaik.