Siti Anisa Khumairah Rahma, atau sering disapa Anisa itu selalu dikasih jatah 25 ribu perhari oleh suaminya yang bernama Adit.
uang 25 ribu tersebut harus cukup untuk mencukupi makan satu keluarganya suamiku yang berjumlah 6 orang itu pun sudah termasuk Anisa dan juga adik, setiap hari Anisa harus memutar otak untuk dibuat apa dengan uang 25 ribu tersebut jika lauk minta sesuai selera, Anisa lah yang mendapatkan segala cacian dari keluarga suaminya. Anisa sampai frustasi karena sikap pelit suaminya sedang PDKT dengan mantan pacarnya, karena mencium bau-bau perselingkuhan, Anisa pun mulai masa bodoh. Dan ketika dia mulai menemukan suatu aplikasi yang bisa menghasilkan cuan, Annisa pun mulai enggan untuk sikap jujur terhadap suaminya. Dia menyembunyikan gajinya dari keluarga suaminya yang pelit bin medit itu.
Lalu di saat Anisa hendak membongkar perselingkuhan suaminya itu, malah dirinya dituduh menggoda Ayah mertuanya, apa sikap apa yang akan diambil Anisa nanti?
Yuk ikutin kisah Anisa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mauliya Pasuruan Pasuruan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
\*\*\*\*\*\*\*
" Aduh pusing, ini kira-kira berapa PIN nya ya? Aku harus cepet sebelum mas Adit curiga dengan ATM yang aku tuker itu " gumam Citra sambil berpikir keras.
Lama berpikir, akhirnya dia pun langsung menghubungi sahabatnya, Manda.
Tut
Tut !!
Hanya dua kali deringan, panggilan langsung diangkat oleh Manda.
Eh buset, elu lagi mager apa gimana ? Cepet banget ngangkat telepon ku " omel Citra.
" Assalamualaikum Citra !'' gerutu Manda di seberang telepon.
" Eh iya, waalaikumsalam...
Hehehe..." Sahut Citra sambil menyengir.
Hemmm, ada apa seperti ini telepon ? Lagi pura-pura sakit lagi kamu ?" Sanya Manda penasaran. Karena di pagi-pagi seperti ini, biasanya Citra super sibuk.
" Eh enggak lah, sakit ku udah kelar kok, kan cuma pura-pura" seluruh Citra menyahut.
Terus, jam segini ngapain telepon gue ?
Gak takut di lalap mertua lo itu ?" ujar Manda.
" Ngapain takut, Ya enggak lah, dulu cuma ngehargai mereka saja sebagai mertua. Lah sekarang udah tahu belangnya, ngapain gue bersusah payah menurut sama Mak lampir ? Rugi banget " corocos Citra sambil memutar bola matanya.
Bola matanya sampai juling ke atas.
" Nah itu sudah pinter, terus terus ada apa menelpon sebagai ini ? Lagi mau nyuci nih " Ucap Manda.
" Alah nyucinya di pending dulu lah. Ikut gue yuk, kita ada sesuatu hal yang penting dan urgent yang mau gue bahas sama Lo ".
Citra dan Manda sudah sepakat mengganti panggilan Lo gue biar gaul katanya.
" Hal yang penting apa'an sih? Cucian gue numpuk nih. Gue udah kehabisan celana dalam,
Secara tiap malam ehem-ehem sama Paksu" seloroh Manda mulai kocak.
" Pokoknya penting lah, nanti kalau misiku berhasil, aku belikan celana dalam satu lusin deh" sahut Citra mengumbar janji.
" Janji Lo ?"
" Iya janji, tapi kalau berhasil ya, kalau gagal ya gak jadi. Dapat duit dari mana aku?"
" Iya udah, otw sekarang nih ceritanya ?"
'' heem, di depan minimarket itu ya "
" Oke ! "
Tutt
Panggilan pun berakhir. Citra pun bersiap, tak membutuhkan waktu lama. Citra pun sudah selesai dengan tas selempang buntutnya. Maklum, tas yang dia beli semasa masih gadis dulu , sementara tas hasil seserahan, di pinjam Sarah tapi sampai sekarang tak pernah di kembalikan.
Tuk !!
" Aduh, ibu apa'an sih? Main pukul kepala aku!" pekik Citra mengaduh. Saat dia membuka pintu bertepatan dengan Bu Indah yang hendak mengetuk pintu kamar tersebut. Mana cukup kencang lagi, Citra pun merasa jidatnya berubah jadi jenong.
Bu Indah cukup kaget sebenarnya, tapi sesaat kemudian dia tersenyum sinis melihat menantunya mendapatkan karma akibat kejadian semalam.
Mau ke mana kamu, rapi begitu ?" Tanya Bu Indah ketus saat menyadari menantunya berpakaian cukup rapi.
" Mau keluar " sahut Citra masih sibuk mengelus jidatnya.
Mata Bu Indah sontak melotot.
" Heh enak saja mau pergi. Gak boleh, tuh di belakang cucian numpuk. Sana cuci baju sama cuci piring. Belum nyapu ngepel juga kan ?
Kerjakan pekerjaan rumah dulu baru kamu boleh nglayap !" titah Bu Indah
Citra mendengus,
" Gak mau, aku tak mau lagi jadi babu di sini ya, Ibu kerjakan saja sendiri. Sudah terlalu lama Ibu pensiun, hati-hati nanti malah kena stroke gegara bermalas-malasan sahut Citra membantah.
Mata Bu indah semakin melotot, nafas wanita gempal itu juga mulai megap-megap.
Pertanda murka dengan apa yang Citra katakan.
" Kamu doain ibu kena stroke gitu ? Dasar menantu durhaka kamu !" Pekik Bu Indah mulai sakit kepala.
" Eh eh Bu jangan mati di sini, nanti Citra jadi yang tertuduh.
Mending Ibu Cemplung sendiri ke sumur saja. Nanti kan warga mengira itu matinya bunuh diri" seloroh Citra saat melihat foto mertuanya mulai goyah.
" Apa kamu bilang !" Pekik Bu Indah semakin membahana.
Citra nyengir, kemudian dia langsung kabur meninggalkan Mak lampir yang siap meledakkan amarahnya.
" Ingat ya Bu, kalau udah bosan hidup, nyemplung ke sumur aja! Seru Citra semakin menjadi. Kemudian dia lari dengan kaki seribu.
" Citra aaaaaa !" Pekik Bu Indah menggelegar.
" Astagaa ! doa apa aku sehingga punya mantu demit kayak begitu..." gerutu Bu Indah sembari memegang kepalanya yang mendadak berputar-putar. Sehingga matanya bisa melihat kunang-kunang.
" Hihihi, biar kena mentol itu Ibu mertua.
Abis nyebelin banget.
Pengen nampol pantatnya yang semok itu dah!" gumam Citra cekikikan.
Dia pun meminta tolong kepada anak muda yang hendak berangkat sekolah.
" Eh dek, mau berangkat sekolah ya ?
Mbak nebeng ya sampai supermarket di depan " Ujar Citra menghentikan pemuda berseragam putih abu-abu yang entah siapa, dia pun tidak kenal. Jalan di desa tempat dia tinggal itu terhubung dengan desa sebelah. Jadi cukup ramai di lewati orang-orang.
" eh Mbak cantik boleh boleh. Ayo naik mau di bonceng di depan atau di belakang ?" sahut anak muda berseragam putih abu-abu itu. Sialan Citra Malah bertemu dengan bocah Playboy cap kadal buntung.
" Lah kok di depan ?
Emangnya bisa ? Dimana mana membonceng di belakang adek ganteng !" Tanggap Citra membalas memuji. Dia mesem-mesem jadinya karena di bilang cantik oleh bocah bau ketek tersebut.
" Bisaa, yang kayak di dokar-dokar itu loh,biar romantis" seloroh si bocah tersebut.
" Huss Drakor keles, udah ah ayok berangkat!" Tanpa ba bibbu, Citra pun langsung duduk di jok belakang. Seraya menepuk kencang bahu si bocah bau ketek tersebut.
" Cuusss!" pekik Citra.
Drrrrroooonnn!
Motor king pun mulai melaju ...
" Eh makasih ya dek bocil, walaupun kamu bau ketek, tapi kamu Baek juga ya." Seloroh Citra ketika turun tepat di depan supermarket.
" Enak saja bau ketek. Orang ganteng bau wangi begini !" Dengus si bocil memprotes.
" Hehehe, tapi di hidung gue bau ketek tuh. Udah ya, sono berangkat, nanti telat entar di hukum Bu guru baru tahu rasa kamu. Hus hus, sana sana !" Eh si Citra malah ngusir.
Ndrooooooom !
Si bocah langsung tancap gas dan mengeluarkan asap knalpot ngebul dan di arahkan ke wajah Citra.
Aduh, anying tuh bocah ! Cosplay jadi gerandong nih gue !" Umpat Citra kesal.
Wajahnya yang tadinya putih bersih pun kini jadi menghitam.
Apes sekali dirinya itu.
Citra pun berjalan menuju supermarket, dari kejauhan dia sudah melihat Manda. Dia pun menghampiri Manda.
" Eh siapa Lo ? Mau ngemis ya ?" Di Manda pun tidak mengenali wajah Citra.
" Eh sialan ! Gue Citra. " Ketus Citra.
" Ha, ?" Manda melongo.
" Mingkem nanti ada garangan lewat terus nyaplok mulut Lo !" Ketus Citra menegur. Dia sadar wajahnya menghitam gara-gara ulah bocah kurang ajar tadi.
Dari suaranya Manda pun mulai percaya kalau itu citra.
" Kenapa dengan wajah lo ? Abis Nyemplung di tungku ya ?" celetuk Manda kepo.
" CK ! Ada lah.
Ceritanya pendek. Tapi gue malas ceritain, elo punya tisu basah gak ?"
" Ada, sebentar " Manda pun mencari tisu di dalam tasnya.
" Sini " Manda pun membantu membersihkan wajah Citra. Sehingga wajah Citra pun kembali kinclong kecuali bajunya.
" Nah sekarang cerita. ada hal penting apa lo sampai ngajak rapat sepagi ini ?" Tanya Manda mulai kepo.
Bla...bla...bla.... Citra pun mulai menceritakan keberhasilannya mendapatkan ATM suaminya.
" Aaaaaa !! Sumpah demi apa ? Lo berhasil nyolong ATM Adit Citra !" pekik Manda kegirangan. Dia senang dengan aksi ugal-ugalan Citra. Definisi teman menyesatkan memang nih orang!
Husss, jangan keras-keras bego ! Lu mau semua orang tahu kalau gue nyolong ?" Ucap Citra spontan langsung menyumpal mulut Manda dengan lap ingusnya.
" eh sialan lo, ini kan bekas ingus elo !" Pekik Manda dengan ekspresi jijik.
Bukan, yang benar bekas lap ingus" ralat Citra sambil menyengir.
Pluk !
Manda langsung menoyor kepala Citra. Sedangkan Citra hanya cengengesan.
" Menurut lo, kira-kira berapa ya nomor PIN nya ? Tanya Citra galau.
" Hem, coba deh, ulang tahunnya, emak atau bapaknya." cetus Manda memberi saran.
" Terus kalau salah semua ke blokir dong!"
" Ya setidaknya udah mencoba, dari pada tidak sama sekali kan ?
Ayo ikuti lah" Ucap Manda pun menyeret tangan Citra yang banyak pertimbangan.
Keduanya pun menuju ke ATM terdekat.
" Eh iya, berhasil juga ternyata PIN-nya tanggal lahir si do'i " seru Citra kegirangan. Baru sekali mencoba dengan ulang tahun suaminya dan ternyata berhasil.
Nggak sia-sia rupanya Citra berpikir keras tadi.
" Nah iya, bener ambil semua tabungan suami kamu Citra, kira-kira berapa isi saldonya ?"
" Du- dua puluh juta ?" gagap Citra syok melihat saldo ATM suaminya. Dia tak menyangka kalau tabungan suaminya sampai sebanyak itu.
" Waaaah, lumayan juga tabungan Adit, tunggu apa lagi Citra ? Sikat saja !" Saran Manda malah mengompori Citra.
makanya by Indah jadi orang tamak bamget.....
benjol kan jadunya....
Semoga sukses trus ya ka
entar Kalo citra keluar sungut nya bisa Struk lho 😄😄😄
Semoga citra tau, habis kau adit.....
ikut seneng citra.....
Kebetulan cerita kk sama dgn sebelah cm beda nama. Cb kk cek judulnya ‘ketika kesabaran berakhir’