banyak mengandung ***, tolong yang dibawah umur bijaklah dalam membaca setiap novel.
karya ini adalah karya saya di platform sebelah. terpaksa saya pindahkan disini sebab novel ini sudah hilang di platform sebelah. saya sudah menunggu beberapa bulan kembali nya novel ini tapi nyatanya tidak kembali lagi.
mengandung *** bijaklah dalam membaca
Zahra harus rela di nikahi oleh calon suami kakaknya, intan. sebab intan kabur di hari H pernikahannya. tak ada pilihan lain akhirnya Zahra menuruti keinginan orang tua angkatnya. ingin rasanya wanita itu menolaknya tapi hal itu menyangkut nama baik keluarga mereka.
William menyalahkan Zahra atas hilangnya calon istri saat menjelang pernikahan, pria itu mengira jika Zahra dalang dibalik semua ini karena iri dengan intan.
seakan buta mata dan hati, William terus saja menyiksa Zahra setelah menjadi istrinya. hari-hari dijalani Zahra penuh dengan penyiksaan, hinaan dan cacian sudah menjadi makanan sehari-hari nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Mengandung 21+
"lepas s*alan!!!. Apa yang kau lakukan padaku HAAAA!!!". Pekik intan yang diseret paksa oleh Arlan bahkan tanpa memakai pakaian sehelai pun. Sedangkan Louis sudah tak sadar diri karena mendapatkan suntik bius tak lupa diikat oleh Arlan.
"DIAM!!. kalau tidak aku akan membunuh mu". Setelah mendapatkan ancaman, intan terdiam karena tak mau mati dengan sia-sia.
"Dasar m*rahan". Ucap Arlan.
Mata intan membelalak ketika melihat siapa yang sedang duduk di sofa, dia tak pernah menyangka jika kekasihnya William sekarang ada disini.
"Sayang apa yang kamu lakukan disini hmm ?". Ucap intan dengan suara manja dan s*ksinya membuat William jijik mendengar nya.
"Lepas, aku ingin menghampiri kekasih ku". Perintah nya pada Arlan.
William dan Rendy melihat tubuh intan tanpa pakaian merasa jijik, apalagi tubuh itu sudah dipakai oleh dua orang sekaligus. Sedangkan tiga orang yang lainnya seperti anj*ng liar yang siap menerkam mangsanya.
"Sayang apa kamu nggak kasihan melihat ku, lihatlah orang ini memegang tangan kekasih mu bahkan aku belum memakai pakaian". Ucap intan kembali berusaha melepaskan diri.
"Tolong aku sayang, setelah itu aku akan memuaskan mu. Lihatlah tubuh ku ini begitu s*ksi. Aku yakin kamu akan ketagihan". Sambungnya lagi dengan sengaja menggigit bibir nya agar terlihat s*nsual. Padahal William sekarang rasanya ingin muntah.
"Suntikkan dia dengan obat itu Arlan. Agar tubuhnya meliuk-liuk seperti cacing kepanasan". Arlan segera menancapkan suntikan itu.
"Akhhhhh, apa yang kau lakukan". Berontaknya.
"Nikmati setiap sentuhan dari tiga orang ini perempuan m*rahan, dasar menjijikkan". Intan tersentak kaget mendengar ucapan sang kekasih.
"Apa yang kamu katakan sayang, ini tidak seperti yang ku bayangkan". Ucap intan disela kegelisahannya karena obat itu mulai bereaksi.
"A-apa y-yang kau sun-suntikan itu". Ucapnya kembali sambil ngos-ngosan.
"Ah itu hanya obat p*r*ngsang dan tiga orang ini akan memuaskan mu. Bukan kah selama ini kamu ini j*l*ng hmm. Memberikan orang lain tubuh mu untuk dinikmati. Aku kira kamu memang perempuan baik ternyata aku salah menilai, bahkan Zahra lebih baik dari kamu. Ibarat kamu hanya seonggok sampah dan Zahra lah berliannya. sini ku beri bocoran jika saat ini Zahra sudah menjadi istriku, bahkan dia rela menggantikan mu yang telah menyia-nyiakan pernikahan kita dulu". Intan tersentak mendengar setiap ucapan keluar dari mulut William.
"TIDAKKKK, KAMU HANYA MENCINTAI KU WILLIAM. KAMU BAHKAN TIDAK BISA HIDUP TANPAKU". teriak intan menarik rambutnya frustasi, disatu sisi harus mendengar kenyataan yang ada dan disisi lain dia juga sekuat tenaga menahan hasratnya.
"Hahahaha, itu dulu tapi sekarang persetan dengan cinta itu. Aku bahkan jijik melihat mu CK. Jika bisa aku tidak mau bernafas dalam ruangan bersama perempuan menjijikkan, perempuan p*l*cur seperti dirimu". Kata William denga pandangan menjijikkan.
"Satu lagi jangan pernah ganggu kehidupan ku bersama istriku Zahra". Tekannya lagi.
"Kalian laksanakan tugas yang sudah saya perintah kan". Panggil nya pada tiga orang yang memang sudah tidak sabaran menyentuh tubuh intan.
"TIDAK WILLIAM JANGAN LAKUKAN INI KU MOHON. AKHHHHH". teriak intan meremas kedua benda kenyal nya bahkan tangannya sudah bermain dibawah sana sebab sudah tak tahan ingin disentuh.
"Arlan, setelah ini hilangkan semua jejak yang ada diapartemen ini dan juga kirimkan video-video itu serta beberapa foto pada kekasihnya yang satu". William segera berlalu setelah mengatakan perintahnya pada Arlan. Rendy segera mengekori karena merinding melihat tiga orang tadi dan juga intan seakan haus belaian.
"WILLIAM, TOLONG JANGAN PERGI. SENTUH AKU, KU MOHON. AKU NGGAK MAU DISENTUH DENGAN MEREKA. TIDAAAAKKKKKK". teriak intan semakin menjadi-jadi.
Tiga orang tersebut segera mendekat kearah intan yang nampak sudah bermain s*l* sejak tadi.
"Apa anda butuh bantuan nona ?". Kata orang itu dalam bahasa jerman yang berwajah garang dengan tatto penuh lengannya.
"Ahhh cepat sentuh aku, rasanya aku sudah tidak tahan ouhhhhh". Rancau intan menyentuh daerah s*nsitif nya sendiri.
Tanpa banyak bicara dua tiga orang langsung mengerumuni nya, badan intan yang memang ingin disentuh oleh mereka bertiga.
intan terus berteriak ingin dibelai oleh tiga pria itu, bahkan sedari tadi memohon.
"masukan lebih dalam". D*s*hnya lagi tak tertahankan. Sedangkan Arlan menatap jijik melihat intan meminta lebih pada tiga orang itu.
D*s*han demi d*s*han keluar dari mulut intan memenuhi ruangan apartemen milik Louis. Bahkan beberapa kali intan mendapat pelepasan dari orang yang berhubungan badan dengan.
Sedangkan di ditempat lain, tepatnya di sebuah apartemen milik indra, laki-laki itu kini berbaring lemah karena memang badannya yang sedang tidak sehat.
Ting
Ting
Beberapa kali notifikasi pesan masuk dalam ponselnya, awalnya indra mengabaikan karena badannya begitu lemas tapi dia juga penasaran sebab baru kali ini banyak pesan yang masuk dari ponselnya itu. Biasanya jika ada yang penting maka orang itu pasti akan menelponnya.
Dengan tangan gemetar, indra segera mengambil ponsel diatas meja samping tempat tidur nya. Matanya terbelalak melihat apa yang dikirimkan oleh orang tersebut, rasa sakit yang menjalar ditubuh nya kini dia hiraukan.
"K*rang aj*r, ternyata begini kelakuan j*l*ng itu dibelakang ku. S*ALAN!!!". mata indra sudah memerah dan jari-jari mengeluarkan beberapa urat. Perempuan yang selama ini sangat dia cintai ternyata tega berhubungan dengan rekan kerjanya bahkan sampai berhubungan badan.
"Aku akan membunuhmu s*alan". Ucapnya memukul tembok hingga retak. Darah segar keluar dari tangannya tapi tak dia hiraukan karena rasa sakit hatinya begitu dalam dari rasa sakit pada tangannya.
*
*
*
William kembali bersiap menuju keindonesia, kali ini tidak memakai pesawat tapi dengan helikopter yang dibelinya dari sana semuanya tak luput dari teman Arlan yang mengurus semua keperluan William. Rasanya tidak sabar bertemu Zahra kembali apalagi setelah kejadia malam itu dia tidak pernah melihat istrinya lagi.
"Tunggu aku sayang, aku akan bertanggu jawab jika nanti kamu hamil anak ku dan kita akan membesarkannya bersama". Ucap William dengan senyum yang terbit dibibir nya.
Tapi senyum itu kembali hilang mengingat bagaimana perlakuan nya terhadap Zahra, kenapa dia begitu b*d*h tak pernah percaya dengan kata-kata istrinya sendiri dan lebih memilih intan yang sekarang menghancurkan nya.
Benar apa kata Zahra kini dia menyesal telah melakukan itu semua. Pikirannya kembali kalut mengingat ucapan Zahra
'jika nanti anda mengetahui kebenarannya jika saya tak pernah terlibat sedikit pun dalam penculikan kekasih anda itu, maka jangan pernah menyesal sedikit pun karena saat itu terjadi sudah tidak ada maaf untuk Anda tuan William Alexander yang terhormat'.
"Rendy, apa menurut mu Zahra akan memaafkan semua kesalahan ku ?". Tanya nya menatap keluar jendela helikopter.
Rendy menghela nafas tak tahu harus menjawab apa karena selama William menikah dengan zahra dia tak banyak tahu tentang rumah tangga sahabatnya itu.
"Sebenarnya apa yang kamu lakukan Will sampai kamu ragu seperti ini". Tanyanya menatap William.
Haaaaa
"Aku menyiksanya, bukan hanya fisik yang aku lukai tapi juga batinnya. Aku selalu melontarkan kata-kata yang menghina bahkan tak segan aku memukul badan mungilnya itu dan terakhir aku aku merenggut kesuciannya". Rendy tercengang dengan ucapan William jika saja mereka tidak di atas udara mungkin Rendy akan menghajar habis-habisan bos nya itu.
"Entahlah aku bingung, setelah apa yang kamu lakukan aku bisa menarik kesimpulan jika Zahra tak akan pernah memaafkan mu".ucapnya tegas pada William.
Bersambung...