NovelToon NovelToon
Hot Duda Dan Baby Sitter

Hot Duda Dan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Ibu Pengganti / Pengganti
Popularitas:17.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rhtlun_

Di tengah hujan deras yang mengguyur jalanan kota, Kinanti menemukan seorang anak kecil yang tersesat. Dengan tubuhnya yang menggigil kedinginan, anak itu tampak sangat membutuhkan bantuan. Tak lama kemudian, ayah dari anak itu muncul dan berterima kasih atas pertolongan yang ia berikan.

Meskipun pertemuan itu sederhana, tidak ada yang tahu bahwa itu adalah awal dari sebuah kisah yang akan mengubah hidup mereka berdua. Sebuah pertemuan yang membawa cinta dan harapan baru, yang muncul di tengah kesulitan yang mereka hadapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rhtlun_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 33

Marta diam-diam menghubungi keluarga Mr. James untuk merencanakan pertemuan keluarga. Tekadnya untuk menjodohkan Julian dengan putri Mr. James, Olivia, tetap kuat. Marta berpikir bahwa Olivia adalah pasangan yang tepat untuk Julian karena latar belakang keluarga mereka yang jelas dan terhormat.

Ketika telepon diangkat, suara ramah di seberang sana menyambutnya, "Halo, ini Luna." Ujar istri Mr. James.

Marta tersenyum, "Halo, Luna. Bagaimana kabarmu? Aku ingin menanyakan apakah putrimu, Olivia, sudah kembali dari Amerika setelah menyelesaikan studinya?"

Luna menjawab dengan antusias, "Oh, ya Marta, Olivia baru saja kembali beberapa minggu yang lalu. Kami sangat senang akhirnya dia pulang."

Marta melanjutkan dengan nada penuh harap, "Bagus sekali! Kita pernah berbicara tentang menjodohkan anak-anak kita, bukan? Aku pikir ini adalah waktu yang tepat untuk mempertemukan mereka berdua."

Luna terdengar sedikit ragu, "Tentu saja, Marta. Tapi, apakah putramu, Julian, setuju dengan rencana ini?"

Marta, yang sudah memikirkan segalanya, menjawab dengan yakin, "Aku akan meyakinkan Julian. Aku yakin dia akan melihat betapa baiknya Olivia. Bagaimana jika kita mengatur pertemuan besok malam? Kamu, Mr. James, dan Olivia bisa datang ke rumah kami."

Luna setuju, "Baiklah, besok malam kami akan datang. Aku juga akan berbicara dengan Olivia agar dia siap."

Setelah menutup telepon, Marta merasa lega. Namun, langkah kakinya yang cepat membawa Adam, suaminya, masuk ke dalam kamar. Dengan nada yang tenang namun penuh ketegasan, Adam bertanya, "Marta, apakah kamu benar-benar akan mencoba menjodohkan Julian lagi dengan putri Mr. James? Bukankah sudah cukup dengan Hanah? Julian sudah menolaknya."

Marta menatap suaminya dengan tekad yang kuat, "Adam, ini berbeda. Olivia berasal dari keluarga yang jelas asal-usulnya. Kita harus menjaga nama baik keluarga."

Adam menghela napas panjang, tampak lelah dengan ambisi istrinya yang terus berusaha mencampuri kehidupan pribadi Julian. "Marta, apa kamu tidak berpikir bahwa kebahagiaan Julian lebih penting daripada status sosial? Biarkan dia memilih sendiri. Bukankah dia sudah cukup dewasa untuk itu?"

Marta tidak menjawab. Namun, dalam hatinya, ia tetap merasa bahwa keputusan untuk menjodohkan Julian dengan Olivia adalah yang terbaik. Ia yakin bahwa Olivia bisa membawa kebahagiaan dan kehormatan bagi keluarga mereka.

Adam, yang merasa percakapan ini tidak akan membawa hasil, akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar. Ia berjalan menuju ruang tamu, di mana ia melihat Kenzo sedang bermain dengan Kinanti. Pandangannya tertuju pada Kinanti yang sedang dengan sabar menemani Kenzo. Ada sesuatu dalam sikap Kinanti yang membuat Adam merasa bahwa dia adalah perempuan yang baik dan sopan.

Dalam hatinya, Adam berpikir bahwa jika Julian memiliki hubungan dengan Kinanti, mungkin ia akan menjadi orang pertama yang memberikan restu. Yang ia inginkan hanyalah kebahagiaan putranya, terlepas dari status sosial pasangan yang ia pilih. Berbeda dengan Marta yang terlalu menjunjung tinggi kesetaraan status sosial.

Kinanti yang merasa dirinya terus ditatap oleh Adam, menjadi canggung. Ia menundukkan kepalanya, merasa tidak nyaman dengan perhatian yang mendadak ini. "Apakah ada yang salah dengan aku?" Pikir Kinanti dalam hati.

Kenzo, dengan ceria, berbicara kepada kakeknya, "Kakek, besok di sekolah Kenzo ada lomba membuat kue! Kakak Kinanti dan Daddy harus membantu Kenzo!"

Adam tersenyum, "Oh ya? Itu pasti akan menyenangkan. Besok, Daddy Julian pasti akan membantu Kenzo."

Kenzo yang hampir keceplosan, berkata, "Mam, eh, Kak Kinanti juga akan membantu!" Wajahnya terlihat sedikit malu, menyadari bahwa ia hampir saja memanggil Kinanti dengan sebutan "Mama."

Kinanti, yang mendengar itu, merasa jantungnya berdebar kencang. Ia takut hubungan spesialnya dengan Julian akan terbongkar di waktu yang tidak tepat. Namun, Adam hanya tersenyum, "Baguslah kalau Julian akan membantu besok. Semoga kalian bisa bersenang-senang."

Adam pun pamit untuk naik ke lantai atas. "Saya pamit dulu, Kenzo, Kinanti." Ucapnya sambil melangkah ke arah tangga.

Kinanti mengangguk dengan sopan, "Iya, Pak Adam." Kenzo juga ikut berpamitan, "Oke, Kakek!"

Setelah Adam pergi, Kinanti merasa lega. Namun, ia tahu bahwa hubungannya dengan Julian harus tetap dirahasiakan untuk saat ini, setidaknya sampai waktu yang tepat tiba. Ia berharap bahwa ketika saat itu datang, semuanya akan berjalan dengan baik dan mendapat restu dari keluarga Julian.

**

Setelah menyelesaikan semua pekerjaan di kantornya, Julian pun berpamitan dengan David. "David, aku akan pulang sekarang. Tolong pastikan semua berkas sudah beres." Ucap Julian sambil merapikan jasnya.

David mengangguk, "Tentu, Tuan Julian. Selamat beristirahat."

Julian meninggalkan kantor dengan perasaan bersemangat. Sepanjang perjalanan pulang, pikirannya masih dipenuhi dengan ingatan ketika David tanpa sengaja memergokinya sedang bermesraan dengan Kinanti. Ia teringat bagaimana wajah Kinanti memerah karena malu, sebuah pemandangan yang menurutnya sangat lucu dan menggemaskan. Ia tidak sabar untuk segera sampai di rumah dan bertemu dengan Kinanti serta putranya, Kenzo.

Sesampainya di rumah, Julian segera memasuki pintu depan dengan langkah penuh semangat. "Aku pulang!" Serunya.

Kenzo, yang mendengar suara ayahnya, segera berlari menghampiri dengan penuh antusias. "Daddy!" Panggilnya sambil memeluk Julian erat.

Di belakang Kenzo, Kinanti muncul dengan senyuman hangat di wajahnya. Julian menyambut pelukan putranya dengan penuh kasih sayang, lalu mengangkat pandangan ke arah Kinanti. "Bagaimana hari ini, Kenzo? Apakah putra Daddy sudah makan?" Tanyanya sambil mengusap kepala Kenzo.

Kenzo mengangguk dengan penuh semangat. "Sudah, Daddy. Aku tadi disuapi sama Mama Kinanti!" Jawabnya dengan riang.

Julian tersenyum mendengar itu. "Baguslah. Oh, ngomong-ngomong, kenapa hari ini putra Daddy sangat bersemangat? Kamu terlihat sangat senang."

Kenzo langsung menjawab dengan antusias, "Besok di sekolah ada lomba membuat kue, Daddy! Semua orang tua harus membantu anak-anak mereka."

Julian tertawa kecil, merasa senang mendengar antusiasme putranya. "Lomba membuat kue? Wah, itu pasti akan sangat menyenangkan." Ujarnya.

Kenzo memandang ayahnya dengan mata berbinar. "Daddy bisa datang kan? Kita akan bersenang-senang!"

Julian menepuk bahu putranya dengan lembut. "Tentu saja, Kenzo. Kenapa tidak? Kita akan membuat kue bersama-sama dan bersenang-senang."

Mendengar jawaban itu, Kenzo semakin bersemangat. "Dan Mama Kinanti juga akan membantu kita, Daddy!" Tambahnya dengan penuh semangat.

Julian pun mengalihkan pandangannya ke arah Kinanti, yang berdiri tidak jauh darinya. Tatapannya berubah menjadi lembut namun menggoda, sebuah tatapan yang membuat Kinanti merasa jantungnya berdebar kencang. Merasa malu dengan tatapan Julian, Kinanti segera mengalihkan pandangannya ke arah lain, berusaha menyembunyikan rasa malunya.

Julian tersenyum tipis melihat reaksi Kinanti, lalu kembali menatap putranya. "Tentu saja, sayang. Besok kita akan bersenang-senang bersama-sama. Daddy, Kenzo, dan Mama Kinanti akan membuat kue yang paling enak!"

Kenzo bersorak gembira, melompat-lompat kecil di tempat. "Yay! Aku tidak sabar menunggu besok!"

Kinanti, yang masih merasa malu, hanya bisa tersenyum kecil melihat keceriaan Kenzo. Meskipun hatinya berdebar karena perhatian Julian, ia merasa bahagia melihat hubungan Julian dan Kenzo yang begitu dekat. Ia berharap momen kebersamaan mereka besok akan berjalan lancar dan penuh keceriaan.

1
Kurniawan
Buruk
Ds Phone
sombong pandang harta makan harta tu
Ds Phone
dia pandai pujuk anak anak
Ds Phone
hasad tak sampai
Ds Phone
seronok nya dia
Anna55
marta emang bener", udh tau anaknya gamau malah dijodohin trs😠
valencia
Aaaaaa bgus banget ceritanya thorrrrr
valencia
semoga hubungan kinanti dan julian ga rusak gara" ambisi marta 😑
정민지
Lanjut thorrr
정민지
Lanjutttt thorrrr gak sabar bab selanjutnya...😅
Anna55
Lanjut thor kalo bisa triple up...😄😄
Uncu Karim
harus updtae terus u bc nya..
Anna55
Lanjut thor
Anna55
Ceritanya menarik torrr..
정민지
Ceritanya bagus👍👍👍
Ddek Aish
mampir thor
Ds Phone
ada kebahagian untuk nya
Ds Phone
semagat tu
selviana engol
ceritanya sangat seru
selviana engol
ceritanya sangat seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!