Kisah dua orang sahabat yang dipertemukan kembali setelah mereka berpisah dari pasangan masing-masing !
Gadis Ayudia Zahira terpaksa menuruti permintaan Ibu dari sahabatnya untuk menikah dengan putranya.
Karena sang Ibu merasa sudah tidak mempunyai waktu yang lama di dunia ini.
Dipertemukan di usia yang tak lagi muda, apakah mereka bisa menumbuhkan benih-benih cinta, atau akhirnya berpisah seperti sebelumnya !
Yuk, ikuti terus ceritanya !
Jangan Lupa Like & komen setelah membaca, Terimakasih!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquarius97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
POV ALAN
Gadis Ayudia Zahira setelah beberapa tahun tidak bertemu akhirnya Tuhan mempertemukan kita lagi.
Awalnya aku ragu ketika akan menyapamu lebih dulu takut jika itu orang lain yang hanya mirip denganmu.
Namun ketika kamu berbalik ternyata itu benar-benar kamu dis.
Seorang gadis yang dulunya bar-bar dan terkesan tomboy kini terlihat sangat berbeda penampilannya.
Gadis telah berubah menjadi wanita dewasa yang anggun dan sungguh cantik
Matanya yang bulat selalu tampak berbinar
Sungguh aku sangat merindukanmu dis, aku bersyukur bisa bertemu denganmu disini.
Namun aku segera tersadar ketika menanyakan keberadaan mu di rumah sakit.
Ternyata kamu sedang menunggu putramu.
Aku jadi teringat kamu yang sudah berumah tangga.
Aku juga senang sudah diberi izin untuk bertemu putramu, dia sungguh tampan.
Setelah pertemuan itu tidak pernah kita berjumpa lagi, aku mengerti memang baiknya seperti ini.
Beberapa tahun ini entah mengapa Mami berhenti menjodoh-jodohkan aku dengan anak temannya lagi. Tepatnya setelah aku bertemu dengan Gadis lagi
Aku tidak terlalu memikirkannya aku malah senang mungkin mami sudah capek karena aku selalu menolak wanita-wanita itu.
Sejujurnya setelah bercerai aku sudah tidak ingin untuk menikah lagi, aku sadar akan kekuranganku yang tidak bisa memberikan keturunan kepada mereka.
Dinda Violetta mantan istriku berselingkuh dengan rekan kerjaku karena aku tidak bisa memberikan keturunan padanya.
Dulu aku mengenal Dinda dari kakaknya. Beliau juga seorang Dokter yang bekerja di satu rumah sakit yang sama denganku.
Suatu waktu Dokter Ivan, kakak Dinda tiba-tiba bertanya apakah aku sudah memiliki kekasih? Ia juga mengatakan bahwa sang adik tertarik denganku.
Saat itu aku sadar sudah saatnya aku membuka hatiku untuk wanita lain. Karena Gadis pun telah menikah dengan pilihannya.
Ya, beberapa tahun pun aku belum bisa move on dari Gadis, menurutku dia berbeda dengan kebanyakan wanita jadi aku agak susah melupakan sosoknya.
Setelah aku mengizinkan Dinda untuk lebih mengenalku Dinda menjadi sering berkunjung ke rumah sakit untuk menemuiku.
Akhirnya aku luluh juga dan mengajaknya untuk menikah.
Namun sebelumnya aku juga telah memberitahukan tentang kekuranganku padanya, saat itu Dinda menerima dan mengatakan anak bukanlah segalanya.
Aku terharu mendengarnya, akhirnya kami menikah. Namun pernikahan itu berjalan tidak lama karena Dinda mulai bosan denganku, karena aku sering meninggalkannya karena pekerjaanku.
Juga alasannya yang didesak oleh keluargamya untuk memiliki momongan.
Padahal di balik itu aku mengetahui perselingkuhannya.
Aku juga merasa heran kenapa aku tidak terlalu sakit hati saat mengetahui istriku berselingkuh, saat patah hatipun yang kuingat hanya nama Gadis.
Ohh tidak Alan ! Sadarlah Gadis sudah bahagia.
Aku juga bahagia kalau Gadis bahagia.
Bukankah Cinta tak harus memiliki?
***
Suatu waktu Mami meminta izin untuk pergi menemui cucunya.
Cucu yang mana??
Anaknya cuma aku kan dan akupun tidak bisa memberikan nya cucu....
Mami tidak mau memberitahuku kecuali aku mau ikut dengannya.
Aku tentu tidak bisa karena disini pekerjaanku sedang repot-repot nya.
Pada akhirnya Mami tetap kekeh pergi, dia berjanji akan menjaga diri dan tidak lupa meminum obatnya.
Memang beberapa tahun ini kondisi mami tidak pernah drop lagi, ia seperti punya semangat baru tapi entah itu apa.
Seminggu disana tiba-tiba Mami menelfonku dan bertanya kapan aku siap untuk menikahi Gadis
Aku sangat terkejut, sebelumnya tidak ada pembicaraan apapun! bahkan pertemuan terakhirku dengan Gadis sudah berlalu beberapa tahun di rumah sakit waktu itu.
Aku memutuskan untuk terbang langsung ke Jakarta dan meluruskan semuanya.
Begitu bertemu dengan Gadis aku sempat protes karena ia menyetujui permintaan konyol Mami dan akan mengorbankan rumah tangganya . Aku salah faham, ternyata dia pun sudah bercerai lama.
Tapi aku belum bisa menerima karena Gadis mungkin melakukannya karena Mami bukan karena mencintaiku, oleh karena itu aku tidak mau mempermainkan pernikahan.
Aku masih mengenal sifat Gadis yang tidak mudah untuk jatuh cinta.
Sama seperti sebelumnya aku selalu jujur akan kekuranganku, begitupun kepada Gadis.
Gadis pun berkata tidak mempermasalahkannya.
Akhirnya aku dan Gadis setuju untuk menikah sebulan lagi.
Hingga suatu waktu kondisi mami drop dan kembali dirawat dirumah sakit. Mami memaksa aku untuk segera menikahi Gadis dan akhirnya kami menikah di ruang perawatan Mami.
Rasanya seperti mimpi bisa menikah dengan Gadis. Namun apakah aku juga bisa memiliki Gadis seutuhnya ?
Aku bertemu dengan anak sambungku, Rendra. melihatnya aku bisa merasakan kasih sayangnya tulus untukku. Aku juga heran kenapa dia mudah sekali menerimaku ? Tapi aku bersyukur ia menganggap ku seperti Daddy kandungnya.
Aku meninggalkan mami bersama Rendra, untuk menyusul istriku ke Jakarta. Setidaknya aku sedikit tenang meninggalkan mami bersama cucu kesayangannya. Aku bersyukur Rendra hadir di kehidupan kami, karena Rendra merupakan semangat baru untuk mami. Aku berharap ada keajaiban untuk kesembuhannya.
Aku sudah tidak sabar bertemu dengan istriku.
Namun begitu sudah bersama saat sedang berdua , Gadis begitu canggung denganku, berbeda dengan saat kami remaja dulu.
Bahkan ia menolak diriku, aku agak kecewa dengan Gadis. Apakah kini ia tersadar dan menyesal bahwa aku bukan laki-laki yang sempurna untuknya?
Apakah ia akan terus menganggap ku sebagai sahabatnya saja ???
Arrrghh ! Aku begitu frustasi ...
Bahkan aku meluangkan waktu agar bisa dekat dengannya sebelum mulai bekerja di kota ini, tapi dia malah meninggalkanku dirumah.
Baiklah aku akan memberinya waktu jika keberadaanku membuatnya tidak nyaman.
...****************...