Kisah seorang putri mahkota yang di buang sesaat di lahirkan karena ada yang bilang jika putri mahkota itu adalah monster.
Setelah di buang ia di temukan oleh seorang jendral besar yang tidak memiliki anak
dan di beri nama Guangyi Jia Li
Dia hidup dengan limpahan kasih sayang yang justru keberadaan Jia adalah sebuah anugra, ia terlahir untuk menjadi seorang ratu yang akan memimpin perdamaian dunia.
ikuti kelanjutan kisahnya, yuk baca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Rencana Jia
"Aku tidak tau bagaimana harus menanggapi ini semua, harus Bahagia atau sedih, aku takut putriku celaka tapi ini sudah takdirnya, aku sangat bingung" ucap Jendral Hui
"Kau tenang lah kita akan merahasiakan ini, aku yakin Jia gadis yang kuat jika dia di beri tanggung jawab ini oleh sang pencipta makan memang dia wanita pilihan itu, kau ingat tidak dulu waktu kita kecil kakek ku pernah bercerita jika suatu saat akan datang pahlawan wanita dengan memiliki tanda di pundaknya sebuah mahkota dan pedang maka itu adalah tanda akan terjadinya perubahan dan perbaikan dia akan membawa perdamaian dunia" ucap tabib Duan
"Iya aku ingat itu ternyata aku lah yang akan menjadi ayah dari gadis luar biasa itu" ucap Jendral Hui dengan menerawang.
"Sudah kau tenang lah kami akan membantu mu dan jika dia sudah sadar bawalah dia menghadap ku di perguruan pedang, aku akan melatihnya secara pribadi sejak sekarang agar kekuatan yang ada pada tubuhnya dapat menyatu" ucap Guru agung.
"Terima kasih guru dan terima kasih sahabat ku tanpa kalian aku tidak tau harus bagaimana" ucap Jendral Hui
"Tidak perlu sungkan, dia juga akan menjadi ratu kami kelak apa salahnya jika kita melindungi nya dari sekarang dan bukanya putra ku adalah sahabat putri mu Jia" ucap Tabib Duan
"Iya sekali lagi terima kasih" ucap jendral Hui.
Setelah mereka berbincang sebentar mereka pamit pulang,
Nyonya Han yang yang ada di sana terdiam memandangi putri ya, tiba tiba mata Jia terbuka lebih cepat.
Nyonya Han yang melihat itu pun tersenyum bahagia, "Suamiku... Putri kita sudah bangun" seru nyonya Han.
Jendral Hui yang sedang duduk melamun pun tersentak dan mendekati Sang istri yang sedang membantu putrinya duduk.
"Ibu ada apa... Kenapa ibu terlihat sedih siapa yang sudah membuat ibu sedih biar aku patahkan tangan dan kakinya" ucap Jia yang khawatir melihat ibunya seperti habis menangis.
"Tidak sayang, tidak ada apa apa tadi kamu tidak sadarkan diri jadi ibu khawatir" jawab nyonya Han
"Apa tidak sadarkan diri?, apa sangat lama ibu, maaf ibu jika Jia sudah membuat ibu menangis, hukum Jia saja Jia akan terima" ucap Jia dengan memeluk ibunya.
"Ohhh.... sayang ini bukan salahmu, tidak apa apa, yang penting kamu sekarang sudah baik baik saja dan ada bersama ibu, lalu apa yang kau rasakan saat ini?" Tanya Sang ibu
"Tidak ada ibu hanya saja, kenapa pandangan Jia sangat jelas dan bisa melihat dari kejauhan hingga bermil mil dan telinga Jia juga bisa mendengar seseorang yang sedang bergosip tentang kita, dan penciuman Jia juga sangat tajam, kenapa aku merasa seperti hewan ya" ucap Jia
Mendengar itu ibu dan ayahnya tertawa lepas, putri ya ini sangat pintar membuat orang tuanya bahagia.
"Jika begitu yang pencipta memberikan kelebihan itu pada Jia untuk kebaikan" ucap sangat ayah.
"Baik ayah, ibu apa tidak ada makanan untuk Jia, tabib Duan Jia sangat lapar saat ini, lihat Jia sangat kurus" ucap Jia
"Oh putri ibu sudah kelaparan, baiklah ayo kita makan ibu sudah menyiapkan makanan yang sangat enak untuk putri ibu tercinta" ucap nyonya Han
"Wah ibu memang yang terbaik, ayah juga adalah yah terbaik" ucap Jia lalu memeluk kedua orang tuanya.
Setelah itu mereka pun menuju meja makan, disana sudah ada jendral muda Yun yang baru akan memakan makanannya namun tiba tiba
Brakkkk....
Makanan yang harus nya masuk mulut jendral muda Yun justru tumpah karena Jia.
Semua yang melihat itu sangat kaget, Jia pun berlari dan mengambil piring Sanga paman lalu menciumnya.
"Paman... Ayah.. dimakanan ini ada racunnya" seru Jia membuat semua terkejut.
"Apa... Racun, bagiamana bisa di kediaman kita ada racun" ucap Yun shock.
"Lihat ini paman, ayah, ibu" ucap Jia yang memasukan jarum pada Makanan tadi dan benar saja ujung jarum menghitam, Jia lalu melihat semua orang dan melihat semua tempat tidak lama ia berlari kencang dan menangkap seorang pelayan yang sangat mencurigakan.
"Ayah dia pelakunya" ucap Jia lalu mentok leher Orang itu yang akan menelan racun untuk bunuh diri.
Dengan segera Jendral muda Yun menangkap pelayan itu.
"Kurung dia Yun nanti kita akan mengintrogasi dia" ucap Jendral Hui yang sangat marah.
"Sepertinya Jia tau ayah siapa yang menyuruh dia, karena paman Duan dulu bilang jika racun ini hanya ada di sebelah Utara dan di kekaisaran kita ini hanya satu keluarga yang berasal Utara" ucap Jia
"kurang ajar sepertinya dia ingin bermain dengan keluarga kita" ucap jendral Hui
"Ayah tenang lah, mereka akan menerima balasannya nanti" ucap Jia dengan senyum liciknya.
Kedua orang tua Jia sangat kaget melihat perubahan wajah putrinya.
"Celakalah kalian sudah membangkitkan ratu keadilan" ucap jendral Hui dalam hati.
"Ayo ayah... ibu... kita makan ini saja yang bersih dari racun" ucap Jia yang menyisihkan makan yang bersih
Setelah itu mereka pun makan bersama, setelah selesai Jia pamit untuk bermain di luar.
"Ayah... ibu... Jia mau main di luar dulu ya, tenang saja Jia tidak akan pergi jauh dari rumah" ucap Jia
"Baiklah, jika ada apa apa cepat panggil ayah atau paman Yun" ucap Jendral Hui
" Siap ayah, dada ibu ku yang cantik" ucap Jia sembari berlari pergi.
Sesampainya di luar Jia lalu lari ke taman samping untuk memanggil sahabat nya Suma putra dari tabib Duan.
Jia naik ke atas pembatas pagar menggunakan tangga yang memang sudah di pasang disana.
"Gege Suma.... Gege Suma kau dimana?"Seru Jia
Suma yang sedang merenung di kamarnya karena kata sang ayah jika sahabat kecilnya sedang sakit.
Tapi saat ini ia sedang mendengarkan suara adik kecilnya itu dengan cepat ia berlari keluar dan ketempat biasa mereka bertemu dari kecil.
"Mei Mei ku.... Kau sudah sadar, jadi benar kau sudah sadar, kau sudah membuat gegemu ini khawatir" ucap Suma sembari mengelus kepala Jia dengan sayang.
"Hehehe... Maaf gege, Jia' er juga tidak tau kenapa begini, sudah tidak perlu di pikirkan gege apa kau mau ikut aku nanti malam" tanya Jia
"kemana Jia'er?" Tanya Suma
"Ada seseorang yang ingin meracuni keluarga ku tadi, jadi malam ini aku ingin membalasnya, bagaimana apa Gege tampa mau ikut aku" tanya Jia
"Tapi itu sangat berbahaya untuk mu Mei Mei kau masih kecil, bagaimana jika terjadi apa apa dengan mu" ucap Cuma.
"Tidak akan terjadi apa apa Gege, Jia janji" jawab Jia
"Tapi... baiklah Gege akan ikut malam nanti" ucap Suma
Bersambung
terus lanjut update nya thorr