NovelToon NovelToon
Mantan Pacarku Ternyata CEO Kaya

Mantan Pacarku Ternyata CEO Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Kaya Raya / Fantasi Wanita
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Irhamul Fikri

Prolog:

Dulu, aku selalu menganggapnya pria biasa miskin, sederhana, bahkan sedikit pemalu. Setelah putus, aku melanjutkan hidup, menganggapnya hanya bagian dari masa lalu. Tapi lima tahun kemudian, aku bertemu dengannya lagi di sebuah acara gala mewah, mengenakan jas rapi dan memimpin perusahaan besar. Ternyata, mantan pacarku yang dulu pura-pura miskin, kini adalah CEO dari perusahaan teknologi ternama. Semua yang aku tahu tentang dia ternyata hanya kebohongan. Dan kini, dia kembali, membawa rahasia besar yang bisa mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irhamul Fikri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 1 Bagian 18 Persiapan

Menjelang malam, setelah beberapa saat duduk di depan laptop, Nadia merasa sudah cukup mendapatkan informasi yang cukup untuk pergi menemui Hendrik. Pikirannya masih dipenuhi dengan pertanyaan, namun ia tahu bahwa malam ini bisa menjadi kesempatan langka untuk mengungkap semua yang tersembunyi di balik Reza.

Dia beranjak dari kursinya dan menuju kamar mandi. Pikirannya masih berputar, mencurigai banyak hal tentang Reza dan dunia bisnis yang telah ia sembunyikan darinya. Nadia mematikan aliran air pancuran, membiarkan tubuhnya terbenam dalam kehangatan air yang menenangkan. Saat air membasahi tubuhnya, Nadia menutup matanya dan berusaha menenangkan diri.

Setelah selesai mandi, Nadia mengeringkan tubuhnya dengan handuk lembut, merapikan rambutnya yang basah, dan mulai memilih pakaian yang akan dipakainya. Ia ingin terlihat sempurna, dan tentu saja, mempesona. Selembar gaun hitam yang sedikit seksi tapi tetap elegan, dengan potongan yang pas di tubuhnya, menjadi pilihannya malam itu. Gaun itu menonjolkan lekuk tubuhnya dengan sempurna, dan Nadia merasa lebih percaya diri saat mengenakannya.

Setelah memakai gaun, ia memilih sepatu hak tinggi berwarna merah yang kontras dengan gaunnya. Lalu, ia merias wajahnya dengan makeup sederhana tapi menonjolkan keindahan alami, menambahkan sedikit sentuhan parfum favoritnya yang lembut namun memikat.

Dengan penampilannya yang sudah siap, Nadia melihat dirinya di cermin. Sosok yang dulu rapuh kini tampak lebih kuat dan siap menghadapi apa pun yang akan terjadi malam ini. Namun, ada sedikit kecemasan di mata Nadia. Apakah dia akan mendapatkan jawaban yang dia cari? Atau justru menemukan lebih banyak kebohongan?

Malam ini, ia tidak hanya berhadapan dengan Hendrik, tetapi juga dengan dunia yang sangat berbeda dari kehidupannya yang biasa. Dunia yang penuh dengan rahasia, ambisi, dan kenyataan yang mungkin akan mengubah hidupnya selamanya.

Dengan langkah mantap, Nadia berjalan menuju pintu apartemennya, siap untuk bertemu dengan Hendrik di *The Sapphire Lounge*.

Nadia keluar dari apartemennya dengan langkah yang penuh percaya diri. Setiap gerakannya seakan terukur, aura kepercayaan diri yang terpancar jelas di wajahnya. Gaun hitam yang ia kenakan bergoyang perlahan saat ia berjalan menuju eskalator. Cahaya lampu apartemen yang temaram memantulkan bayangan dirinya yang semakin terlihat elegan.

Ia melangkah menuju basement parkiran, pintu besi yang terbuka memberikan jalan menuju deretan mobil-mobil yang terparkir rapi. Nadia menyusuri lorong parkiran dengan langkah mantap, suara sepatu hak tinggi yang berdentam di lantai beton menciptakan ritme yang mendalam.

Nadia berhenti di depan mobil mewahnya, sebuah sedan berwarna hitam yang tampak mengkilap di bawah lampu parkir. Dia membuka pintu mobil dengan gesit, masuk ke dalamnya, dan menyalakan mesin. Suara mesin yang halus terdengar menenangkan, memberi Nadia rasa tenang sejenak sebelum menghadapi malam yang penuh ketegangan ini.

Ia memandangi dirinya sejenak di kaca spion, memastikan bahwa penampilannya sempurna. Dengan satu tarikan napas dalam, ia memutar setir dan melaju keluar dari area parkir menuju jalanan kota yang mulai sibuk menjelang malam. Pikiran tentang pertemuan dengan Hendrik, serta semua informasi yang telah ia gali, masih berputar di pikirannya.

Nadia mengendarai mobilnya dengan tenang, meskipun hatinya berdebar-debar menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Lampu-lampu jalan yang menyinari sepanjang perjalanan menuju pusat kota seakan memberikan suasana yang sedikit mencekam, namun dia tetap fokus pada jalanan. Suara mesin mobilnya yang lembut memberikan rasa ketenangan di tengah kegelisahan yang mulai merayapi pikirannya.

Jam tangan di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 7 malam, dan dia semakin mendekati klub elit tempat ia dijanjikan akan bertemu dengan Hendrik. Jalanan kota yang mulai ramai dengan kendaraan dan orang-orang yang berlalu-lalang memberi kesan bahwa malam itu adalah malam yang penuh kegiatan, namun Nadia tetap merasa ada ketegangan yang menyelimuti dirinya.

Mobilnya meluncur dengan lancar, mengikuti rambu-rambu jalan hingga akhirnya sampai di pusat kota. Gedung-gedung tinggi yang dipenuhi lampu neon terlihat begitu megah di malam hari, menambah kesan kemewahan dan eksklusivitas tempat yang hendak ia tuju. Nadia pun memperlambat laju mobilnya ketika mendekati lokasi yang sudah dikenalnya.

Tiba di depan klub, Nadia berhenti sejenak di seberang jalan, menatap bangunan mewah yang berdiri kokoh di hadapannya. Pintu besar berwarna hitam dengan logo klub yang terukir elegan menghiasi bagian depan. Dua penjaga pintu berdiri tegap, memberi kesan bahwa ini adalah tempat yang benar-benar eksklusif.

Nadia melajukan mobilnya menuju tempat parkir yang tersembunyi di balik gedung klub, mencari tempat yang aman untuk memarkirkan kendaraannya. Dia merasa lebih tenang saat mobilnya sudah berada di tempat parkir yang aman, di mana ia bisa meninggalkan barang-barangnya tanpa khawatir. Setelah memarkirkan mobil, ia mengambil beberapa detik untuk menenangkan dirinya.

Dengan sekali lagi menatap jam tangannya, Nadia menepuk-nepuk kemudi mobilnya dan keluar, siap memasuki dunia yang berbeda malam itu.

Dengan sedikit nafas dalam, Nadia menutup pintu mobilnya dan mengunci kendaraan. Ia berdiri sejenak, memandangi gedung klub elit itu, merasakan udara malam yang dingin mengelilinginya.

Setelah itu, Nadia melangkah mantap menuju pintu utama klub. Ia menatap pintu besar yang terbuat dari kaca dengan logo yang mencolok di atasnya. Lampu yang menyinari pintu itu memantulkan bayangannya, membuatnya terlihat lebih percaya diri meski hatinya sedikit berdebar. Setelah beberapa detik menatap pintu, ia menarik napas dan melangkah ke arah pintu masuk

Saat Nadia mendekati pintu masuk klub, dua penjaga berbadan besar berdiri di sana, mengenakan setelan hitam yang rapi. Tatapan mereka langsung tertuju pada Nadia. Penampilannya malam itu, dengan gaun seksi dan penuh percaya diri, membuat kedua pria itu terdiam sejenak, sedikit terpesona.

“Selamat malam, Nona. Anda terlihat sangat memukau malam ini,” salah satu penjaga berkata dengan senyum tipis.

“Terima kasih,” jawab Nadia sambil tersenyum sopan. “Saya punya janji dengan seseorang di dalam.”

“Ah, tentu saja. Siapa nama tamu Anda, jika boleh tahu?” tanya penjaga kedua, memandangnya dengan sopan namun tetap profesional.

“Hendrik,” jawab Nadia singkat, menatap mereka dengan tenang.

Penjaga pertama melirik rekannya, lalu memeriksa daftar nama yang ada di tabletnya. Setelah beberapa detik, dia mengangguk dan memberi isyarat agar pintu dibuka. “Silakan masuk, Nona. Selamat menikmati malam Anda.”

“Terima kasih,” balas Nadia sambil melangkah melewati mereka. Ia dapat merasakan tatapan mereka yang masih mengikutinya hingga ia masuk ke dalam klub.

Begitu melewati pintu, Nadia langsung disambut oleh dentuman musik yang keras dan lampu-lampu berwarna yang berkelap-kelip, memantulkan cahaya di seluruh ruangan. Suasana di dalam sangat ramai, dengan orang-orang berpakaian mewah yang berdansa di lantai dansa. Lampu disko bergerak dengan cepat, menciptakan suasana yang megah dan menggairahkan.

Nadia melangkah perlahan, matanya menyapu sekeliling ruangan. Ada bar panjang di sisi kanan, tempat bartender sibuk melayani minuman. Beberapa kelompok orang terlihat tertawa dan berbicara dengan antusias di sofa-sofa mewah yang tersebar di beberapa sudut.

Sesaat, Nadia merasa sedikit gugup. Tempat ini terasa jauh dari dunia yang biasa ia kenal. Namun, ia segera mengingat tujuannya malam ini. Ia datang bukan untuk bersenang-senang, melainkan untuk mendapatkan jawaban.

Dengan langkah mantap, Nadia mulai bergerak ke tengah ruangan, mencari sosok Hendrik di tengah keramaian. “Ayo, Nadia. Kau bisa melewati ini,” gumamnya pada dirinya sendiri, mencoba menenangkan detak jantungnya yang sedikit berdebar.

Di tengah keramaian klub, mata Nadia akhirnya menangkap sosok Hendrik. Ia sedang duduk di salah satu sofa mewah di area VIP, dikelilingi beberapa pria berpenampilan necis dan wanita cantik dengan pakaian glamor. Hendrik tampak santai, mengenakan setelan jas yang rapi namun kasual. Gelas minuman di tangannya sesekali ia angkat sambil tertawa bersama orang-orang di sekitarnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!