Suami lebih memilih menikah lagi hanya karena tidak kunjung hamil membuat Nadira Yasmine Aulia memang merasakan sakit. Namun, Rasa sakit itu tidak ia perlihatkan. Cukup di dalam saja, Tapi tidak dengan di luar.
Sikap protagonis yang selama ini tulus ia berikan kepada sang suami berubah menjadi sikap antagonis detik itu juga. Yasmine bukan wanita lemah yang bisa di tindas begitu saja. Dia bukan wanita penurut yang iya-iya saja saat di sakiti. Ia harus balas semuanya..
•••••
"Aku paling benci dengan sebuah pengkhiatan! Silahkan kau menikah lagi. Tapi setidaknya kau dan keluargamu, termasuk istri barumu itu tidak menjadi benalu dalam hidupku!!. Mungkin aku tidak sempurna di mata kalian.. Tapi perlu kalian ketahui, Bahwa aku lebih sempurna daripada kalian!"Nadira Yasmine Aulia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mau Menjadi Milikku?
Setelah video tak senonoh Farhan dan Sinta sempat tersebar serta menjadi bahan pembicaraan semua orang di luar sana. Kini Video itu telah lenyap dan entah kemana.
Tentu saja semua itu Yasmine yang melakukannya. Dengan syarat Farhan segera menandatangani surat gugatan cerai yang ia ajukan beberapa tempo yang lalu telah turun.
Lagipula, Yasmine juga tak cukup tega dengan melihat kekacauan yang sangat jelas di wajah pria yang masih berstatus suaminya itu.
Yang paling penting, Sebentar lagi Yasmine akan bebas dari pernikahan ini. Ia sudah tak ingin kembali bersama Farhan lagi. Tapi bukan berarti, Yasmine akan diam saja. Ia harus membalas rasa sakit hatinya ini.
"Rain..Ayo sarapan dulu sayang..
Rainer hanya diam dengan tatapan datar khasnya. Karina, Ibu dari pria itu hanya bisa menghela nafas. Sikap putranya menjadi dingin alias enggan tersentuh usai satu adiknya pergi meninggalkannya karena insiden penculikan itu.
Pria itu duduk di kursi samping sang papa yang hanya menatapnya singkat. "Sarapan dulu, Setelah ini pergilah ke kantor terlebih dahulu.. Papa masih ada urusan di luar..." Rainer yang hendak memasukan makanan me mulutnya itu terhenti begitu saja.
"Ada urusan apa pa?
"Papa sama mama mau ke rumah sakit luar kota, Mau jenguk anak dari salah satu rekan kerja Papa.. Sebenarnya dia sudah vakum sih.. Tapi dia tetap teman Papa.. "Jelas Tuan Anggara, Pria tersebut menatap sang putra yang masih tak bereaksi apapun. "Kau mau ikut?
"Tidak!" Jawaban yang selalu Rainer ucapkan saat kedua orang tuanya bertanya hendak pergi.
"Memang siapa yang sakit?
"Itu, Putri Tuan Fahri. Dia, Keguguran...
Rainer mulai bereaksi, Ia menatap sang papa. Sudut bibirnya terangkat, Ia tahu siapa putri teman papanya yang di maksud tersebut.
"Aku ikut. Kapan kalian mau ke rumah sakit? sekarang? " Karina mengulum senyum, Entah mengapa wanita paruh baya itu mengerti akan sesuatu.
"Siang ini kita pergi, Dan ke rumah sakitnya nanti malam saja.. Pagi ini bukankah kalian ada kesibukan di kantor? " Nyonya Karina menatap sang suami dengan tatapan manisnya. Pria itu mengangguk, Setidaknya Rainer bisa mendapatkan pengganti Nalara.
Usai sarapan pagi bersama, Rainer beranjak lebih dulu. Pria dengan raut wajah datar dan dingin bak es kutub tersebut mulai mengendarai kendaraan roda empatnya.
"Mama udah telfon Rania?" Tanya Tuan Anggara kepada sang istri yang mengangguk. Rania adalah anak kedua mereka yang sekarang tengah sekolah di luar negeri.
"Seperti biasa, Rania tanya Raysa pa.. "Pria paruh baya itu hanya bisa menghela nafas panjang. Raysa, Putrinya yang hilang dan bahkan belum di temukan hingga sampai sekarang. Entah putri bungsu nya itu masih ada atau? Ah entahlah..
"Tenanglah sayang.. Kita hanya bisa berdoa.."Lirih Tuan Anggara. Karina hanya memaksakan senyumnya.
*****
"Rain! Tunggu, Rain!! Kita harus bicara sekarang" Lagi dan lagi Nala datang ke perusahaan Rainer. Tentu saja hanya karena ingin bertemu dengan mantan suaminya ini. Nalara tidak ingin cerai, Perlahan rasa cinta itu timbul dengan sendirinya. Nalara telah mencintai Rainer.
"Pergi dari sini!" Ucapnya penuh dengan penekanan. Nalara menggelengkan kepalanya, Ia tidak mau. Ia sudah jatuh cinta dengan Rainer, Hanya dialah pria yang bisa menghargai seorang wanita. Tidak seperti kekasihnya yang hanya bisa semaunya.
"Kenapa? Apa Kau sudah di buang oleh kekasihmu itu? " Nala hanya diam dengan kepala menunduk. Ia tidak dibuang, Hanya saja sekarang Nala sadar bahwa yang lebih penting ia pertahankan adalah Rainer.
"Prinsipku hanya satu, Aku tidak akan mengambil sampah yang telah aku buang. Sampah tetaplah sampah! Jadi lebih baik kau pergi dari kehidupanku..."Rainer berbalik badan..
"Tapi aku yakin kau juga pasti juga mencintai ku kan? Kita bersama selama tiga tahun, Mustahil kalau kau tidak mencintaiku.."Rainer terkekeh sinis. Wanita ini memang memiliki daya kepercayaan yang sangat tinggi.
"Jika aku memang mencintaimu, Sudah dari dulu aku menyentuhmu sebagai istriku.. Tapi mana buktinya? Bahkan sampai sekarang, Aku tidak merusakmu sama sekali. Oh, Aku lupa. Bukankah kau sudah di rusak pria itu ya.."Rainer kembali meninggalkan Nala yang berdiri kaku disana.
"Permisi, Maaf..Tuan Rainer meminta anda untuk segera pergi dari kantor ini Nona!" Ucap salah satu penjaga tersebut dengan tegas. Nala hanya bisa menahan kesal sembari mengepalkan kedua tangannya.
"Sial!
.
.
.
Waktu meeting sudah selesai, Rainer kini sudah bersiap untuk pulang ke rumahnya mengingat sekarang pria itu punya janji terhadap kedua orang tuanya.
Sebuah senyum tipis terukir di wajahnya yang tampak bak es kutub itu. Ia sudah tak sabar ingin bertemu dengan Yasmine,,Calon janda yang mungkin sudah Rainer gadang-gadang sebagai calon istri nanti.
Rainer langsung naik ke atas kamarnya begitu pria tersebut sampai di kediaman mewahnya.
"Wanita tangguh,,Kenapa kau lemah sekarang.. " Gumamnya seorang diri mengingat kabar menyedihkan bahwa Yasmine masuk ke rumah sakit karena keguguran. Semua itu terjadi tepat di hari dimana video pergulatan panas antara Farhan dan Sinta tersebar. Farhan, Pria itu adalah suami dari Yasmine sendiri.
Dan hari ini, Setelah video itu sudah kandas. Muncul sebuah Video klarifikasi dari Sinta bahwa wanita itu mengaku dan mengungkap kebenaran jika Farhan dan dirinya telah menikah secara siri.
"Dasar wanita bo-doh!!" Umpat Rainer kemudian pria itu bangkit untuk membersihkan diri. Rainer turun dari tangga usai dirinya telah siap. Di bawah sana, Sudah ada kedua orang tuanya yang telan menunggu.
"Kalian berangkat saja dulu, Aku nyusul sebentar lagi.. "Karina tersenyum, Putranya ini selalu menolaknya ketika di ajak pergi bersama.
"Ya, Sudah.. Mama sama papa berangkat dulu ya sayang.. "Rainer mengangguk, Pria itu tersenyum tipis nyaris tak terlihat. Ia meraih kunci mobil sport miliknya dan mulai pergi.
Sebuah mobil Spor berwarna hitam memasuki area parkiran rumah sakit di kota itu setelah sekitar lima jam perjalanan. Rainer menghentikan kendaraannya. Sepertinya orang tuanya masih di dalam, Terbukti mobilnya masih terparkir disana. Rainer membuka pintu dan mulai melangkah masuk. Dengan satu Buket bunga di tangan, Rainer seolah tidak sabar ingin segera menemui wanita tangguh miliknya itu.
Ceklek
Pintu terbuka, Rainer masuk setelah mengucap salam serta menyalami Aban Fahri serta Ummi Shafira yang hanya mengatupkan tangan. Rainer juga memperkenalkan diri bahwa ia putra dari Tuan Anggara. Begitupun dengan Tuan Anggara yang memperkenalkan sang putra yang sangat pria paruh baya itu banggakan.
Abah Fahri awalnya menatap curiga, Tapi pria mencoba berpikir positif saja. Tuan Anggara hanya bisa tersenyum tipis melihat itu.
"Kamu?
Rainer tersenyum, Pria itu meletakkan Buket tersebut di atas meja.
"Iya,,Ini aku.. Kau masih ingat?
Yasmine mendengus, Siapa yang lupa dengan pria dingin bak es kutub yang sangat menyebalkan ini.
"Jangan bilang kau adalah putra mereka?" Rainer menoleh ke arah kedua orang tuanya yang tengah berbincang.
"Mereka? Papa dan mamaku..
"Sudah aku duga.."
"Bagaimana kondisimu? Apa sudah lebih baik?
"Seperti yang kau lihat??" Jawab Yasmine seraya mengangkat bahu. Rainer hanya mengangguk..
"Yang sabar ya.."Yasmine hanya tersenyum tipis mendengar ucapan itu.
"Ohya, Boleh aku tanya sesuatu??"Yasmine tatap pria itu.
"Mau tanya apa??
"Mau menjadi milikku?
Hah??
"Mak..maksudnya gimana??
"Cepat lepaskan pria tak berguna itu, Dan segera lah menjadi milikku.."Yasmine menutup mulut nya. Apa-apaan ini? Apa pria di hadapannya ini telah gila? Mudah sekali bicara..
"Jangan mengada-ngada..Aku..
"Aku serius..
"Apa ini??.Dia menembakku atau bagaimana??
.
.
.
Tbc