Karena kesalah pahaman Satria harus menikahi cewek yang masih duduk di bangku kuliah bahkan masih satu fakultas dengannya.
Lalu apa yang terjadi pada satria selanjutnya?
wajib baca sampai end !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Bajingan!"
Umpat Vega karena Wasa dan Supra mengembalikan kata-katanya.
Supra dan Wasa yang mendengar umpatan Vega pun tertawa cekikikan.
😙😙😙
Malam semakin larut jalanan pun semakin sepi karena waktu sudah menunjukan pukul 23:00, Malam.
Motor hitam milik Satria berhenti dibahu jalan. Tepat dilokasi yang jauh dari pemukiman warga.
Satria mematikan mesin dan turun dari motor. Jongkok disisi motor dan menilik ban motor bagian depan.
Satria berdecak.
Terlihat ban motor milknya kempes dan Satria terpaksa harus mendorongnya.
Sekitar lima meter Satria menuntun motornya terdengar raungan motor dan terlihat sorot lampu menerpa dirinya dari arah belakang.
Satria tidak berniat menoleh ia hanya fokus pada urusannya sendiri.
"Hahaha!"
"Satria baja hitam dorong motor cok! Perlu diabadikan ini. Eh video-in video-in!"
Mendengar tawa dan suara yang tak asing dikuping. Satria berhenti mendorong motor dan standarkan motor dipinggiran jalan.
Satria menoleh pada orang yang sudah pasti menertawakan dirinya. Karena disini tidak ada orang lain kecuali dirinya dan orang itu.
Dibalik helm full facenya Satria tersenyum sinis ternyata dugaannya benar dia adalah Win dan satu temannya. Mereka berboncengan dengan Win yang ada didepan.
Sreeettt
"Woi balikin woi!"
Teriak Win karena Satria mengambil hapenya.
Satria tak menggubris teriakan Win ia mengotak-atik hape Win dan men-delete video dirinya yang baru saja Win curi.
Prakkk!
"Woi!"
Teriak Win lagi dengan kedua mata yang melotot. Hape mahal miliknya hancur lebur karena dibanting oleh Satria.
Satria mengedikan kedua bahu, tersenyum sinis melihat wajah Win yang begitu jelek karena syok.
"Itu balasan untuk seorang pencuri!"
Ucap Satria dibalik helm full facenya.
Tak memperdulikan Win lagi Satria kembali menuntun motornya untuk mencari bengkel terdekat. Walau dirinya nggak yakin kalau dijam segini masih ada bengkel yang buka.
Win menatap Satria yang mulai menjauh. Matanya berkilat amarah dan sikap kriminalnya mulai hadir.
"Al, telfon yang lain. Kita kasih Satria kado spesial dimalam ini"
"Oke"
Alfa teman Win yang ada diboncengan belakang mengambil hape di msaku lalu menghubungi kawan-kawannya meminta untuk datang ke lokasi dimana dirinya berada.
Setelah berbicara pada kawan-kawannya Alfa mematikan panggilan dan menyimpan hape disaku lagi.
"Gimana?"
Tanya Win yang tangannya sudah gatal.
"Beres bos"
Jawab Alfa mengacungkan jempolnya pada Win.
..
Setelah lelah menuntun motor sportnya yang berat akhirnya Satria menemukan bengkel yang masih buka. Satria merasa lega dan tidak perlu merepotkan teman-temannya.
Iya. Biasanya Satria atau pun teman-temannya akan meminta bantuan pada satu yang lainnya jika mengalami musibah seperti ini.
Tapi untuk kali ini Satria sengaja tidak meminta bantuan mereka. Satria ingin olahraga, mengulur waktu untuk tidak terlalu cepat sampai dirumah.
Kenapa?
Satria kecewa dengan jawaban Eria sewaktu ditanya Papa.
"Kenapa Mas?"
Tanya seorang lelaki saat Satria masuk dihalaman bengkel dan standarkan motor.
Satria melepas helm full facenya.
"Kempes Bang"
Jawab Satria sambil duduk dibangku yang ada dengan nafas yang tidak beraturan. Keringatnya pun terlihat mengkilat dikeningnya.
Lelaki itu pun mulai melucuti ban motor Satria. Melakukan tugasnya.
Sedangkan Satria lebih memilih memainkan hapenya supaya tidak bosan menunggu sampai motornya beres.
"Wah kena paku ini Mas. Ini bannya diganti saja ya?"
"Iya ganti aja Bang"
Jawab Satria yang terpenting motornya jadi.
Dua puluh menit.
Akhirnya motor milik Satria sudah jadi dan Satria memberi uang satu lembar pada pekerja bengkel.
Setelah itu Satria melajukan motornya pergi dari lokasi bengkel. Dan setelah jauh dari area bengkel Satria menambah laju kecepatan membuat motornya meraung keras dijalanan.
Wusss
Tanpa Satria sadari dia telah melewati beberapa motor lengkap dengan pengendaranya dibalik pagar pos ronda milik orang.
Siapa mereka?
Siapa lagi kalau bukan Win dan teman-temannya.
"Go! kejar dia"
Ucap Win pada teman-temannya.
Dan tanpa menunggu lagi teman-teman Win melajukan motornya dengan cepat mereka melesat mengejar Satria.
Melihat teman-temannya yang sudah pergi Win menyeringai setan membayangkan Satria yang buruk rupa mohon-mohon didepannya karena telah berani mengganggu ketenangannya.
Dengan santai Win mengendarai motor kuningnya mengikuti teman-teman, dia tidak perlu ikut dalam aksi pemberian kado ini dirinya cukup hanya melihat dan mereka yang bekerja.
Ditengah keasikan menikmati raungan motor miliknya dikeheningan malam, Satria mendengar dari arah belakang ada raungan motor yang tak kalah keras dari motor miliknya.
Dari arah belakang terdengar tak hanya ada satu motor tapi terdengar ada beberapa motor.
Satria menatap kaca spion, dan benar saja dibelakang motornya sana terlihat ada empat motor.
Karena merasa tidak mengenal mereka, Satria Tetap santai dia menikmati keasikannya sendiri.
Tapi.
Wusss
"Woi berhenti woi!"
Teriak pengendara yang tak lain adalah Alfa dia menghadang motor Satria.
Satria yang terkejut pun mengerem motornya mendadak, membuat ban motor bagian belakang mengesot ke samping. Untungnya Satria masih bisa mengendalikan dan tidak terjatuh ke aspal.
Dengan jantung yang berdebar karena terkejut dengan aksi si pemotor itu Satria standarkan motor lalu turun dari motornya.
"Kalian nggak tahu caranya naik motor ya?kalau nggak tahu noh belajar dulu dilapangan!"
Seru Satria marah menatap pemotor itu tanpa melepas helm full facenya.
Alfa yang merasa tertantang dengan perkataan Satria melepas helmnya. Begitu juga dengan teman-teman yang lain.
Alfa dan teman-temannya turun dari motor menatap Satria penuh tatapan mengejek.
"Belagu banget lo. Emang lo siapa nyuruh kita belajar dilapangan?"
Alfa menatap Satria dengan kedua tangan menekuk dipinggang tidak lupa senyuman sinis terukir dibibirnya.
"Gue saranin deh ya mending lo minta maaf sama Win daripada pulang jadi buruk rupa"
Seru Grand. Dia juga salah satu teman Win.
Mendengar perkataan itu. Satria tersenyum sinis.
Apa katanya?
Minta maaf sama Win?
Satria meludah ke samping Satria tidak sudi meminta maaf pada Win. Sudah jelas-jelas tadi itu adalah salahnya Win, jika Win tidak sembarang mengambil gambarnya dan berniat buruk dengan itu. Satria tidak akan merusak hp-nya.
"Jadi kalian semua ini kacungnya Win? Kalian dibayar berapa? mau-maunya menindas seseorang yang kalian sendiri tidak tahu apa kesalahannya, kalian beg0 kalian tol0l!"
Maki Satria tidak takut. Biar bagaimanapun juga dirinya tidak salah dan yang salah adalah Win.
"Brengsek! berani-beraninya lo ngatain kita!"
Alfa tak terima wajahnya sudah mengkilat marah.
"Habisi dia!"
Satria yang melihat mereka mendekat melepas helm full facenya dan
Bug
Bug
Bug
Helm full face milik Satria mendarat tepat dikepala mereka.
Grand dan dua temannya pun tersungkur.
Hadehh Eria Eria....dibalikin pulang lu baru rasa
walaupun kamu nggak cinta tapi satria adalah suami kamu.
ada orang yang bilang.
lebih baik di cintai daripada mencintai
si eria kok gitu apa beneran nggak ada rasa sayang buat satria secara kan mereka suami istri.
eria /Angry//Angry/
erianya baru bangun tidur nyenyak.
/Proud//Proud/
jadi pingin tahu reaksi eria pas tahu satria yang keadaannya kaya gitu.