NovelToon NovelToon
Kontrak 365 Hari

Kontrak 365 Hari

Status: tamat
Genre:Tamat / Duniahiburan / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:16.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Clarissa icha

Jihan yang polos dan baik hati perlu mengumpulkan uang dalam jumlah yang besar untuk membayar tagihan medis ibunya yang sakit parah. Terpaksa oleh situasi, dia menandatangani kontrak pernikahan dengan CEO perusahaan, Shaka. Mereka menjadi suami istri kontrak.
Menghadapi ibu mertua yang tulus dan ramah, Jihan merasa bersalah, sedangkan hubungannya dengan Shaka juga semakin asmara.
Disaat dia bingung harus bagaimana mempertahankan pernikahan palsu ini, mantan pacar yang membuat Shaka terluka tiba-tiba muncul...

Bagaimana kisah perjalanan Jihan selama menjalani pernikahan kontrak tersebut.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Jihan sudah rapi dengan baju kerjanya. Wanita itu sedang mengeringkan rambut menggunakan hairdryer. Tadi dia sempat membantu ART, membuat sarapan agar terlihat berguna sebagai menantu yang tinggal di rumah mertua. Walaupun Mama Sonia tidak pernah menyuruh Jihan mengerjakan pekerjaan rumah, setidaknya Jihan cukup sadar diri.

Tak berselang lama, Shaka muncul dari pintu kamar mandi. Jihan menoleh karna reflek, tapi langsung mengalihkan pandangannya. Sebenarnya Jihan sudah hapal kebiasaan Shaka yang hanya menggunakan handuk setiap kali selesai mandi. Tapi tetap saja ada yang kurang kalau tidak melirik suaminya itu, walaupun berakhir malu sendiri.

Shaka berlalu begitu saja ke walk in closet. Dia cukup percaya diri tampil terbuka di depan Jihan. Mungkin karna merasa memiliki bentuk tubuh yang sempurna, jadi membiarkan roti sobeknya dilihat oleh Jihan.

"Jihan,,! Kesini sebentar." Suara bariton Shaka mengakhiri kegiatan Jihan. Wanita itu langsung mematikan hairdryer dan meletakkannya di atas meja rias.

"Ya Pak,,!" Jihan berjalan cepat memasuki walk in closet. Di dalam sana, Shaka terlihat sedang mencari sesuatu di dalam lemari.

"Kenapa Pak.?" Jihan mengerutkan kening di sebelah Shaka. Sebab, isi di dalam lemari jadi sedikit berantakan. Padahal Jihan baru saja membereskan isi lemari itu tadi malam.

"Kamu taruh dimana kemeja blue sky saya.?!" Ada nada kekesalan di balik pertanyaan Shaka. Mungkin geram lantaran yang dicari sejak tadi tidak ketemu.

"Ck,, Pak Shaka kenapa tidak bilang dari tadi. Lihat, isi lemarinya jadi berantakan." Jihan reflek menggerutu. Sebab, wanita itu paling tidak suka melihat isi lemari berantakan. Satu saja ada baju yang letaknya miring atau keluar sedikit dari tumpukan, pasti akan langsung di rapikan.

"Kamu nyalahin saya.?!" Celetuk Shaka dengan lirikan kesal.

Jihan meringis kikuk sembari menggelengkan kepala. Mana berani dia menyalahkan Shaka.

"Nanti biar saya rapikan lagi." Kata Jihan.

"Harus. Bukankah itu tugas istri.!" Ketus Shaka seraya berlalu ke lemari khusus celana bahan.

Dia meninggalkan Jihan yang mematung di tempat karna ucapan Shaka. Rasanya kok ada yang bergetar di dalam hati saat mendengar kata istri dari mulut Shaka. Namun Jihan buru-buru menepis perasaan itu. Dia menutup lemari dan membuka pintu lemari satunya untuk mengambil kemeja yang diminta Shaka.

"Ini Pak." Jihan memberikan kemeja blue sky pada Shaka.

"Sekalian carikan dasi yang cocok." Titahnya datar, tapi sembari menyambar kemeja dan langsung memakainya.

Jihan menggaruk tengkuknya sambil menuju laci besar, tempat menyimpan dasi dan jam tangan koleksi Shaka. Kalau sudah begini, dia merasa menjadi seorang istri sungguhan yang menyiapkan baju kerja suaminya.

Jihan mengambil dasi warna navy dengan sedikit corak. Setelah memberikannya pada Shaka, dia bergegas keluar kamar dan pergi ke ruang makan.

...******...

Di ruang makan, Mama Sonia senyum-senyum melihat rambut menantunya kelihatan basah. Pikirannya sudah mengarah ke pertempuran suami istri. Padahal Jihan hanya sekedar keramas lantaran gerah setelah membantu memasak. Dan salahnya, rambutnya belum terlalu kering karna sudah di panggil Shaka. Alhasil Mama Sonia mengira anak dan menantunya baru selesai mengadon cucu untuknya.

"Ayo duduk disini sayang," Mama Sonia merangkul Jihan dan menarikkan kursi untuk menantunya duduk. Jihan sedikit bingung, bukan bingung dengan perlakuan Mama mertuanya yang memang sejak awal sudah sebaik ini. Tapi Jihan bingung melihat senyum dan tatapan penuh arti dari mertuanya.

"Makasih Mah,," Ucap Jihan di tengah kebingungannya.

Mama Sonia mengangguk seraya tersenyum lebar.

"Shaka mana.?" Tanyanya.

"Masih pakai baju."

Mama Sonia kembali mengangguk, lalu sibuk menyiapkan piring untuk suaminya yang baru datang.

"Kamu masih ingin bekerja di perusahaan.?" Tanya Papa Mahesa.

"Iya Pah. Rasanya sayang kalau berhenti atau pindah bagian. Sudah nyaman dengan teman kerja yang lain." Tutur Jihan.

"Ya sudah biarkan saja Jihan tetap bekerja jadi Staff. Selagi dia nyaman dan betah." Kata Mama Sonia tanpa ingin memaksa atau mengatur pekerjaan Jihan.

Disisi lain, Jihan punya alasan sendiri kenapa memilih bertahan menjadi staff meski sudah menyandang status sebagai istri seorang CEO. Sebab, akan ada saja orang-orang yang berkomentar buruk tentangnya. Bahkan hari ini Jihan sudah menyiapkan diri untuk mendapat komentar buruk tentang pernikahan dadakannya dengan Shaka. Bagaimana kalau nanti Jihan naik jabatan, bisa-bisa satu perusahaan heboh dibuatnya.

Sarapan sudah selesai. Tidak banyak obrolan yang terjadi setelah sarapan, karna Shaka sudah buru-buru ingin berangkat.

"Kita berangkat dulu Mah, Pah." Jihan pamit sopan pada mertuanya. Mencium punggung tangan mereka bergantian. Tidak seperti Shaka yang cuek.

"Hati-hati di jalan."

"Nanti jangan pulang terlalu sore, Kakakmu mau datang." Pesan Mama Sonia pada Shaka. Pria dingin itu hanya mengangguk singkat, lalu beranjak dari ruang makan.

Jihan segera menyusul dan menggandeng tangan Shaka.

Wanita itu menyengir kuda saat Shaka melirik tajam.

"Biar Mama sama Papa tidak curiga." Lirih Jihan dan menarik tangan Shaka yang sempat menghentikan langkah.

Jihan melepaskan tangan Shaka begit sampai di ruang keluarga, saat posisinya tidak terlihat lagi dari ruang makan.

"Pak Shaka jangan salah paham, saya hanya ingin menyelamatkan rahasia kita agar tidak terbongkar." Jelas Jihan.

Shaka berdecak.

"Bilang saja kamu ingin menyentuh tanganku." Sahutnya percaya diri. Jihan memutar bola matanya malas, lalu berjalan cepat mendahului Shaka. Selain dingin dan cuek, tingkat kepercayaan diri Shaka juga sangat tinggi.

...*******...

"Selamat Pagi Pak, Bu,,"

"Selamat pagi Pak Shaka, Bu Jihan,,"

Jihan tersenyum lebar seraya menganggukan kepala setiap kali ada karyawan yang menyapa mereka. Sesekali Jihan melirik Shaka dan menyenggol lengannya, dengan maksud agar Shaka menjawab sapaan karyawannya. Tapi Shaka tetaplah Shaka yang punya julukan CEO dingin dan cuek. Pria itu hanya mengangguk samar setiap kali di sapa, bibirnya mengatup rapat, sedikitpun tidak ada senyum di wajahnya.

Jihan jadi tidak enak sendiri, takut ada karyawan yang tersinggung karna respon Shaka sangat cuek.

"Saya duluan Pak,," Jihan berucap lirih, sangat lirih agar tidak di dengar karyawan yang masih berlaku lalang.

Baru sempat berjalan dua langkah, Jihan di buat terkejut karna pinggangnya di tarik Shaka.

"Ehh,, apa-apaan,,,

"Diam Jihan.!" Bisik Shaka penuh penekanan.

Tangannya semakin erat merangkul pinggang Jihan dan mengajaknya memasuki lift khusus.

Dari kejauhan, Jihan melihat seorang wanita berjalan cepat ke arah mereka. Namun Shaka buru-buru menekan tombol agar pintu lift tertutup.

Begitu pintu lift tertutup, Shaka langsung melepaskan tangannya dari pinggang Jihan. Sikapnya yang tadi kelihatan posesif, kini kembali ke setelan awal. Dingin, kaku dan cuek.

"Pak, ruangan saya di lantai 6." Lirih Jihan protes. Dia malah dibawa Shaka ke lantai 16, dimana ruangan penting ada di lantai itu.

"Ikut ke ruangan saya dulu.!" Tegasnya tanpa mau dibantah.

"Tapi kalau saya di tegur manager bagaimana.?"

"Saya CEO di perusahaan ini kalau kamu lupa.!" Jawab Shaka. Jihan tidak berani protes lagi. Kalau pun nanti di tegur managernya, Jihan hanya perlu menyebut nama Shaka.

1
Asus Zen5
Luar biasa
Rahma Junia11
seru lanjut
Rahma Junia11
lni cerita nya seru banget
@bimaraZ
hati2 shaka kamu akan kecanduan bibir si jihan😍
Reni Setia
makasih untuk ceritanya ya thor
Ananda Muthaharoh
jihan umur aja 25, tp kelakuan kaya anak bayi, belajarlah dewasa jihan agar km memahami situasi jngan kekanak2an yg membuat rugi km nanti, pikirkan baik2 sebelum bertindak.
Siti Khotijah
gllnjjmm
Siti Nurbaidah
Luar biasa
Dian Min Young
serang terus 🤣🤣🤣
Indahokt
Kecewa
Indahokt
Buruk
Titin Taslim
/Facepalm/
Ida Sahil
ahhh bakal ada bunga² cinta nih ....🥰
Tarry Lestarry
bahasanya masih kaku, harusnya aku kamu bukan saya, kayak masih orang lain gitu
Ida Sahil
masi mending nikah kontrak dr pada jual diri,
Ida Miswanti
tampaknya hilal adik Flora akan segera Launching 🤭
Eka Sari Agustina
👍👍👍
Nur Andi Baharuddin
Kecewa
Nur Andi Baharuddin
Buruk
Nur Andi Baharuddin
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!