NovelToon NovelToon
Fell Harder To You

Fell Harder To You

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:626
Nilai: 5
Nama Author: Byanzaa

Fell Harder to You
Awalnya Marley merasa biasa saja dengan Elang. Semakin kesini takdir selalu mempertemukan mereka. Berteman dengan kaka dan teman teman kaka nya membuat Marley seperti berada di kebisingan yang tiada henti.
Termasuk Clara ia lah mak comblang bawel nya.

Apakah Marley akan menyukai ketos itu?
atau apakah Marley akan menelan ludah nya sendiri dengan berkata tak akan suka dengan lelaki populer?
Saksikan kisah mereka dii Fell Harder to You yaaa

jangan lupa tinggalin jejakkkk!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byanzaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Api

Hari hari yang di lewati Marley menuju hari lomba nya, di isi dengan belajar, belajar, belajar dann belajar.

Ia bahkan tak ingin di ganggu, makan malam selalu telat. Ini lah yang keluarga nya tak suka kalau Marley terlalu berlebihan. Ya, Marley seorang yang perfeksionis dimana ia tak mau salah sedikit pun. Tak salah, ia mempunyai kecemasan berlebih.

H-2 Elang dan Marley sudah berangkat ke Jakarta yaitu tempat mereka lomba.

Menginap ke hotel yang tentu nya di bayar oleh pihak sekolah. Jujur saja ia tak dekat dengan teman olimpiade yang lain selain Elang, terpaksa ia harus ikut berbaur apalagi teman sekamar nya ini yang paling di benci Marley.

Peserta olimpiade dari sekolah High School Nusantara berpendapat mereka harus belajar kembali bersama sama. Partner mereka lawan jenis jadi mau tak mau berkumpul di satu kamar.

Elang dan Marley meminta tolong pada yang lain yang sedang santai untuk membacakan soal yang di tulis bu Wulan untuk peserta olimpiade matematika.

Elang menyadari Marley lebih banyak diam hari ini. Soal di baca kan, Elang sengaja tak menjawab ia kasih pertanyaan itu ke Marley.

"Marley?" panggil Elang lembut.

Marley masih diam melamun, meremas celana yang ia pakai, di susuli sesak napas yang terlihat.

"Marley!" panggil Elang sedikit memakai nada tinggi sembari tangan nya memegang pundak Marley.

"h-hah?" ucap nya polos, seperti tak terjadi apa apa.

"kayanya kita harus istirahat dulu deh, gw di sana kalo mau latihan lagi panggil gw aja" Suruh Camila, karena ia tahu itu bukan urusan nya jadi ia pamit.

Marley berdiri dari duduk nya, namun tangan nya di tahan oleh Elang "kemana?"

"beli cemilan" jawab nya datar lalu melepas tangan Elang yang berada di tangan nya.

Memang benar Marley membeli cemilan ke bawah hotel, hanya pakaian se adanya saja. Tak memakai jaket ia hanya membawa earphone kesayangan nya, ho dan dompet.

Ketika pulang, Marley tak langsung ke kamar. Kaki nya berjalan ke arah tangga, untuk naik ke paling atas hotel.

Di sana ada 2 buah kursi yang tersedia, entah itu di sediakan siapa.

Memasang earphone nya di telinga, dengan volume maximal, pagu indie kesayangan, melihat ke arah gedung yang dengan cahaya minim.

Masih mengingat kecemasan nya, tangan nya di kepal untuk menahan itu, berbekas pun tak apa. Sesak napas masih ada, sungguh Marley benci dengan ia saat ini.

Jaket berwarna hitam ter simpan di pundak nya, "kalau kamu sakit, nanti siapa yang menjadi partner lomba saya" ucap Elang mesih merapikan jaket nya di depan Marley yang sedang memakan cemilan nya.

Marley tersenyum tipis "bisa tinggalin gw sendiri kak?" tanya nya sopan.

Kepalan tangan nya id buka, terlihat merah pada bekas nya "jangan gitu, tangan kamu nanti sakit. Coba sakitin tangan saya aja kalau kamu ga kuat" Elang mengenggam tangan Marley, agar Marley tak menyakiti diri nya.

Usai sudah air mata yang ia tahan tadi "emang gw kenapa?" tanya nya sedikit getar, ia menahan nangis sendari tadi.

"gimana kalau kita kalah nanti kak? Nanti ga ada yang bangga dama gw lagi" ia membiarkan tangan nya menyakar tangan Elang.

Elang mendengar itu menggelengkan kepala nya "kita pasti menang"

Yang sendari tadi melamun, sekarang melihat ke arah mata Elang "kalau kita kalah gimana? Nanti bunda sama ayah ga bangga sama gw kak? Gimana? GIMANA?" emosinya naik sekarang, karena perasaan yang ia pendam.

"saya yang bangga sama kamu, ga usah berbicara seperti itu Marley. Jika kamu merasa sendiri ada saya di sini, jangan menyakiti diri sendiri ya?"

"lo ga ngerti gw kak, lo ga akan ngerti!" membuang cemilan yang tadi ia pangku, melepas gengaman tangan Elang.

Namum mau seberapa hebat ia melepas genggaman tangan Elang, tetap genggaman utu tak terlepas. "iya saya ga ngerti, maka nya coba lepaskan beban kamu kasih ke saya."

Di tarik nya Marley kedalam pelukan nya "izinkan saya memeluk kamu dan kecemasan mu ya?"

Pelukan hangat yang dirasakan Marley. "lo ga ngerti gw kak, lo...hiks Gw lagi lebay jangan temenin gw, pergi aja gw mau sendiri" ucap nya sembaru memukul dada bidang Elang, masih dengan suara bergetar di ganti dengan isak tangis.

Mengelus rambut Marley "peluk sini sama kakak, jangan bicara seperti itu lagi ya. Gapapa cemas ya? Ada kakak di sini, kakak yang bakal garda terdepan nya kamu. Nangis yang kenyang"

Di kasih kata kata seperti itu, pukulan di dada bidang nya berkurang, namun isakan tangis semakin kencang. Elang tetap mengelus punggung dan kepala Elang, membiarkan si muda ber istirahat yang sudah bergelut dengan pertanyaan di kepala nya.

Tangis nya sungguh sangat rapuh, Marley terlalu memendam perasaan ketika menuju lomba. Keluarga nya tentu tahu, namun karena Marley yang belum bisa mengatur emosi nya jadilah ia sensitif dan sering marah perihal masalah kecil.

Yang orang tahu terhadap nya adalah Marley yang kuat akan berantem nya. Mereka yak tahu bahwa orang yang merema banggakan gegara pukulan nya adalah orang paling rapuh akan emosional nya, akan diri nya, ia seperti lebih menunjukan sikap manis pada teman teman nya.

Baru kali ini ia merasakan api nya di peluk oleh manusia yang ia bertemu di 1 bulan yang lalu, pelukan nya hangat, itu yang di butuhkan Marley. Api nya mulai mereda, juga dengan isakan nya.

Sekeliling mata nya merah, bahkan hidung nya juga. "maaf"

Tahu Marley sudah selesai dengan tangis nya Elang melepaskan peluk nya "maaf kenapa?" ucap nya, tangan nya turun ke arah sekeliling mata Marley.

"ngerepotin"

Elang tersenyum "siapa yang ngerepotin? Engga sama sekali, nanti simpan sendok di freezer ya, tempel ke mata kamu. Mata kamu indah nya berkurang karena pemilik nya menangis"

"malu"

"panggil saya kalau api nya merambat lagi ya, jangan sendiri. Mau balik ke kamar sekarang?" tanya nya mengelus lembut rambut Marley.

Marley mengangguk setuju untuk kembali ke kamar hotel. Setiba nya di pintu kamar, mereka pamit karena kamar mereka yang berbeda.

Melemparkan badan nya ke kasur empuk itu. Ia melihat jam di ponsel nya, baru jam 01.03.

01.03? Selama apa ia di rooftop hotel dengan kakak kelas nya itu. Pantas saja teman sekamarnya sudah tertidur lelap.

Wangi di jaket yang di beri Elang membuat Marley nyaman, sangat nyaman. Ia melihat ke langit langit di kamar nya, menutup muka dengan pipi pink nya, malu, membayangkan tadi di rooftop hotel.

...****************...

YEAY HAPI NEW YER TEMAN TEMAN, jangan lupa jejak nya yaaa 🤝🏻🤝🏻💥

1
Hakim Bohiran
Nggak bisa bayangkan hidup tanpa cerita dan karakter dalam karya ini!
Táo mèo
Keep up the good work, thor. Ceritamu menginspirasi banyak orang!
Tình nhạt phai
Saya tak bisa berhenti membaca, ingin tahu kelanjutannya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!