mengagumi Idola, hingga jatuh cinta dan ternyata gayung itu bersambut.
bagaimana rasanya.???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisetsuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Bekerja di cafe milik kak Rio
Keesokan harinya Meri & Yuan tinggal di apartment milik Jeano, ketika tiba di apartement.
“rindunya, rindu sekali punya privasi begini.” ucap Meri ketika memasuki ruangan seraya merentangkan tangannya dan menjatuhkan tubuhnya di sofa empuk ruangan.
“iya bener. Hampir setahun kita berada di agensi, tinggal bareng dengan banyak orang dan para tuan muda itu benar benar seperti tidak punya privasi. Aku juga rindu pakai baju tidur mini dan seksie aku.” ucap Yuan sambil cekikikan.
“bener pakai banget. Selama tinggal di sana, baju baju seksie kita hanya sebagai penghuni koper dan lemari saja. Yuk ah, malam ini kita pakai salah satu dari mereka dan mari kita berfoto seksie. Hahahaha….” ucap Meri.
“woiy,,, aku tidak bisa sembarangan posting nih,, kamu mau aku di penggal mereka dan juga agensi.?” ucap Yuan mengingatkan.
“eh iya bener juga. Meskipun kamu belum terekspose bagaimanapun juga jejak digital tak bisa hilang, jadi mending gak usah kita post.” jawab Meri.
“eh beb,,, ngomong ngomong, kan kamu bebas nih beberapa waktu ini, udah ada plan kah mau ngapain beberapa bulan kedepan.? gak mungkin kan hanya berdiam diri saja, cuma seminggu tiga kali ke agensi untuk latihan dan rekaman itu sangat membosankan.” ucap Meri.
“eh benar juga. Aku juga udah menghilang beberapa waktu ini, hanpir setahun juga aku tidak bertemu dengan teman teman yang lain. Gimana kalau aku kembali bernyanyi.? bagaimana menurutmu.?” tanya Yuan meminta pendapat Meri sebagai sahabat sekaligus assisten managernya.
“ide bagus, gimana kalau kamu kembali nyanyi di cafe kak Rio.? dia pasti tidak akan menolak, secara calon penyanyi terkenal mau ngisi lagi di cafenya. Eh bukan calon, tapi emang udah.” ucap Meri sambil cekikikan.
Tidak menghiraukan candaan Meri, Yuan menjawab.
“aku sih gak ada masalah mau di mana aja, tapi pastiin aku tidak merusak jadwal musisi lain yang sudah mempunyai jadwal perform di cafe kak Rio. Aku tidak mau membuat mereka kehilangan tempat mereka mengais rejeki hanya gara gara kedatanganku. Lagian siapa juga yang penyanyi terkenal.” jawab Yuan seraya merevisi ucapan sahabatnya itu.
“duuuh,,, segitunya mikirin nasib orang lain. Iya pasti, aku akan tanyakan dulu pada kak Rio apakah ada hari kosong yang belum ada jadwal talent. Kalau misal ada, kamu akan ngisi sama siapa.?” tanya Meri sambil mengirim pesan kepada kakaknya melalui ponsel.
“ada kok, aku udah hubungi mereka kemarin lusa. Aku bilang kalau aku mau kembali nyanyi dan mereka setuju, cuma ya harus pastiin jadwal juga sih kan mereka juga punya vocal yang lain.” jelas Yuan.
Sore harinya.
“beb,, kita ke cafe sekarang yuk.” ajak Meri.
Yuan yang masih malas bergerak bingung dengan ajakan sahabatnya itu hanya memandang Meri sekilas kemudian melanjutkan kegiatannya menonton drama Korea. Karna tidak ada respon dari Yuan Meri menarik tangan sahabatnya dan menyeretnya keluar menuju ke arah lift.
“Meri,,, kita mau kemana.? aku masih males ini mo kemana mana.?” rengek Yuan setelah berada di dalam lift.
“memulai kerja.” jawab Meri singkat.
“haah,,, gimana maksudnya.?”
“udah ngikut aja, jangan banyak tanya.” perintah Meri.
Di dalam mobil, Meri menjelaskan apa yang di maksud dengan ‘memulai kerja’.
“vocal dari band yang mengisi cafe kak Rio hari ini mendadak ijin gak masuk, jadi mereka gak ada vocal cewek. Makanya kak Rio langsung memintaku membawamu kesana, ketika aku bilang kalau kamu mau balik nyanyi dicafenya lagi.” jelas Meri.
“gak salah aku memilih asisten manager, gercep abis.” kata Yuan sambil bertepuk tangan.
Hampir dua puluh menit membelah jalanan kota Siena, mereka berdua akhirnya sampai di cafe tujuan mereka. Memasuki pintu masuk, mereka segera di sambut sang pemilik cafe yang tak lain adalah kakak Meri
“haah,,, untung ada kamu, kami semua sudah kebingungan mencari pengganti vocal dadakan. Yuk aku kenalin sama semua playernya, aku udah jelasin kepada mereka siapa kamu jadi kamu santai aja.” mendengar penjelasan dari kak Rio seketika Yuan dan Meri menghentikan langkahnya.
“kakak menjelaskan siapa diriku kepada mereka.?” tanya Yuan.
Kak Rio mengangguk mendengar pertanyaan Yuan, dan memandang kedua gadis itu dengan wajah kebingungan. Meri dan Yuan saling memandang, sekeika kak Rio paham dengan maksud dari pertanyaan Yuan.
“akh,, astaga bukan itu maksudku.” ucap kak Rio sambil menepuk keningnya.
“aku hanya menjelaskan kalau kamu juga pernah mengisi di cafe ini sebelumnya dengan musisi yang lain, selebihnya aku tidak mengatakan apa apa.” kak Rio menjelaskan sambil membuat gerakan mengunci mulut.
Mendengar penjelasan itu Yuan dan Meri menghela nafas lega, mereka kemudian melanjutkan langkah kaki ke arah para player berkumpul.
Tak di duga ternyata dari ke empat orang player dan satu vocal cowok, Yuan mengenal dua di antaranya, sehingga mereka tidak terlalu canggung dan dapat bersikap santai.
Tiga jam pertunjukan akhirnya, mereka menyudahi acara live musik pada hari itu. Sebelum mereka berpisah salah satu dari player band tersebut meminta Yuan untuk bersedia menjadi vocal pengganti selama vocal sebelumnya ijin istirahat perihal kesehatan, karna di rasa jadwal dari band tersebut tidak berbenturan dengan jadwal latihannya dengan agensi, Yuan menerima tawaran tersebut.
Sedang seru bicara dengan mereka Yuan di kagetkan dengan dering dari ponselnya, saat di lihatnya nama yang muncul dalam layar ponselnya, Yuan segera meminta ijin menjauh dari mereka untuk mengangkat telepon.
“eh,, maaf aku permisi sebentar.” pamit Yuan.
“mau kemana.?” tanya Meri.
Tanpa menjawab Yuan menunjukan layar ponsel yang bergetar, di mana tertera nama ‘Tuan Muda Body Guard Keren’ Meri segera memahami siapa yang menghubungi sahabatnya itu.
“lagi di mana.?” tanya suara dari seberang.
“di cafe kak Rio.” jawab Yuan.
“enak ya,, udah bisa kelayapan sekarang. Awas kena jam malam.” ucap Ian.
“gak kelayapan kok, kan lagi nemenin Meri ketemu kak Rio, sekalian makan malam juga.” jawab Yuan.
“e eh,, awas itu badan melar jam segini makan malam, sampai di agensi lusa harus di cek nih.”
“heiy gak bakal mungkin ada cerita kalau badan aku bakalan melar, paling banyak juga tujuh kilo naiknya. Hahaha.” jawab Yuan tertawa.
“gak ada cerita ya, naik sampe lebih dari lima kilo. Awas aja kalau sampe berat badan naik lebih dari lima kilo, siap siap latihan fisik bakal di perketat.” ucap Soni menyela.
Ternyata panggilan telepon itu dalam mode pengeras, sehingga semua orang yang ada di ruangan itu dapat mendengar pembicaraan mereka.
Dalam hati Yuan mengutuk tingkah si bontot yang selalu melakukan panggilan dengan mode itu, tapi Yuan selalu lupa dengan kelakuan tengil bocah satu itu.
Sialan nih bocah, pakai mode load speaker pula. Batin Yuan.
“enggak dong. Jangan khawatir aku juga gak mau kelihatan gemuk, bagaimna nantinya dengan nasib semua baju seksi ku kalau aku gemuk.” ucap Yuan.
“ya sudah, jangan pulang terlalu malam. Hati hati di jalan, dan jangan ngebut.” ucap Jeano.
“iya. Setelah ini juga mau balik kok. Okaiy bye.” kemudian sambungan itu terputus dan Yuan kembali berkumpul dengan mereka semua.
“duuuh,, bener bener ya, yang udah jadi princesnya mereka, baru juga keluar dua hari udah di absen aja.” goda Meri saat Yuan kembali duduk di sampingnya.
“mereka tahu kamu ngisi di sini.?” tanya kak Rio kemudian, setengah berbisik.
“aduuh,, jangan sampai. Kalian pasti tahu siapa yang paling ngamuk kalau sampai mereka tahu. Maka dari itu, aku mohon jangan kasih tahu mereka.” jawab Yuan sambil menelungkupkan kedua tangannya memohon.