"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Aldo masuk ke kamar dan menutupnya.
"Lah.. Kenapa dia yang sewot?" Siska tak paham.
Sementara Siska masih asik nonton drama di tv, Aldo sudah terlebih dahulu merebahkan punggungnya di kasur.
"Gilak.. gilak!! Ya Allah Choi Seung Hyo, ini fix romantis banget" Siska menutup mukanya dengan bantal sofa saat melihat adegan kiss nya Choi Seung Hyo dan Bae Seok Ryu.
"Bisa diem nggak sih lo?! Berisik tau, gue mau tidur. Lo nggak liat ini udah jam berapa?" Aldo keluar kamar karna mendengar teriakan fanatik Siska yang sedang menonton drama, membuatnya tak bisa tidur.
"Sorry.. Sorry.. Ah, iya udah jam 11 ya. Gue matiin deh" Siska langsung mematikan tv.
Siska naik ke sofa dan menata bantal untuk segera tidur.
"Ngapain lo disitu?" Aldo mengerutkan kening.
"Tidur lah. Lo pikir gue mau karate?"
"Masuk kamar nggak?!"
"Lo aja deh.. Gue disini aja lebih nyaman" Bohong Siska, sebetulnya ia tak mau seranjang dengan Aldo karna takut Aldo bertindak yang lebih berbahaya.
"Nyaman? Oh, jadi lo mau ngelawan suami lo?" Aldo mendekat ke arah Siska.
"Mau apa lo?" Siska menarik selimutnya hingga batas setengah wajahnya.
"Mau makan lo.. Karna lo udah nolak ajakan suami"
"Apaan maksud lo dah?"
Aldo langsung menggendong Siska ala bridal style "turunin gue Aldo!!" Siska mencoba untuk memberontak, tapi rasa-rasanya percuma. Tenaga Aldo lebih kuat ketimbang dirinya.
Aldo mengunci pintu kamar "kenapa di kunciin sih?" Siska protes.
"Biar lo nggak kabur-kaburan lagi" Aldo menaruh Siska ke ranjang.
"Dah sekarang tidur, udah malem. Lo lupa? Besok ada kegiatan bazar di kampus? Bukannya lo juga ikutan?" Aldo ikut naik ke ranjang.
"Astaghfirullah" Siska menepuk keningnya.
"Kenapa?"
"Gue lupa, belum nyiapin apa-apa. Gue telpon Rendi sama Anggi dulu ya" Siska mencoba meraih ponselnya di nakas.
"Nggak usah, lo tinggal bawa diri aja. Gue udah siapin semua"
"Maksud lo?" Siska tak paham.
"Iya.. Gue udah minta tolong sama asisten gue buat nyiapin keperluan lo di acara bazar"
"Sejak kapan lo punya asisten?" Pasalnya Siska belum pernah melihatnya.
Siska makin tak paham dengan ucapan Aldo. Ia masih mencerna kata-kata Aldo. Asisten? Btw asisten apaan? Kek orang penting aja nggak sih?
"Selama ini gue kan juga kerja di perusahaan papa. Gue bantu-bantu dikit, karna gue juga butuh buat tabungan masa depan. Karna nggak mungkin kan gue minta terus sama papa. Lagi pula sekarang gue udah punya tanggung jawab buat nafkahi lo, jadi gue nggak boleh santai-santai" Jelas Aldo panjang lebar.
Siska memandangi Aldo, kagum. Itulah kata-kata yang pantas ia ungkapkan untuk sang suami.
"Al.. " Panggil Siska serius.
"Hmm" Aldo membalas tatapan Siska.
"Kalo boleh tau. Kenapa lo mau mempertahankan pernikahan ini? Bukannya lo bilang, kalo pernikahan kita cuma karna sebatas perjodohan?"
"Gue juga nggak tau. Tadinya gue mikir bakal bales dendam sama lo, gue bakal bikin hidup lo sengsara karna udah mau nikah sama gue. Tapi gue nggak bisa"
"Kenapa?" Siska memotong.
"Karna.. Gue masih sayang sama lo. Setiap hari, setiap malem gue mau tidur selalu kepikiran sama lo. Gue mau percaya sama lo, tapi bukti yang mengarah buat gue percaya sama lo nggak ada. Gue hampir gila Sis, makanya gue memutuskan buat pindah sekolah dan ngelupain lo"
"Terus sekarang, gimana perasaan lo sama gue?" Siska penasaran.
"Lo lihat mata gue"
"Iya gue liat.. Mata lo ada dua kan?" jawabnya polos.
Pletakk
"Aww.. Sakit ege!!" Siska mengusap keningnya karna disentil Aldo.
"Lagian, gue lagi serius malah lo bercanda" Aldo meniup kening Siska yang memerah.
Cup
Mulut Siska menganga mendapat ciuman spontan Aldo di keningnya.
Seketika muka Siska seperti kepiting rebus, ia berbalik badan. Yang tadinya saling berhadapan dengan Aldo kini memunggunginya.
"Siska.." panggil Aldo.
"Lo nggak apa-apa kan?" Aldo sedikit khawatir, pasalnya kening Siska memerah akibat ulahnya tadi.
"Diem lo!"
"Gue minta maaf Sis.. Beneran, gue cuma reflek doang"
"Sakit tau!!"
"Sini dong makanya gue mau liat"
Siska menutup wajahnya dan berbalik mengahadap ke Aldo.
"Lo mau sembuh nggak?"
"Hah? Lo mau ngapain Al?" Siska membuka tangannya dan menatap Aldo penuh curiga.
"Merem dulu deh" pinta Aldo.
"Jangan macem-macem lo ya. Gue tonjok muka lo kalo aneh-aneh"
"Sadis banget lo. Gue nggak macem-macem, orang cuma semacem doang" Aldo tertawa keras.
Siska pasrah berharap Aldo tak bercanda dan ia pun menutup matanya.
1 detik, 2 detik, 3 detik.. Masih tak ada apa-apa. Ini sebenarnya Aldo mau ngapain sih?
"Jangan coba-coba buka mata ya. Gue bisa liat!" Siska menurut.
"Sekarang buka mata lo" Aldo kembali duduk di kasur setelah pergi mengambil sesuatu.
"I-ni.. Ap-aan?" Aldo menujukkan sebuah kotak kecil berwarna navy dengan tekstur bludru.
"Lo buka aja"
Siska lalu membukanya, tak menyangka bahwa isinya akan seperti itu.
"Waahhh.. bu-at gue?" Siska menatap benda itu yang ternyata kalung dengan liontin bentuk infinity.
"Iya lah.. Ini sebenernya mau gue kasih ke lo pas acara perpisahan kelas 12. Tapi sebelum waktunya tiba, kita malah udah nggak berhubungan. Jadi, gue simpen sampe sekarang" Aldo memakaikan ke leher jenjang Siska.
"Kenapa masih lo simpen?"
"Tadinya mau gue buang, tapi gue kan belinya mahal" Aldo terkekeh.
"Cantik banget" Siska memandangi liontin itu.
"Jelas cantik, tapi lo lebih cantik"
Blush! Pipi Siska mendadak seperti mendapat serangan kepiting rebus.
"Sis, lo sakit? Kenapa pipi lo merah gitu?" Aldo memegangi pipi Siska.
"Apaan deh, jangan pegang-pegang" Siska menepis tangan Aldo.
"Dih!! Galak banget sih lo, gue kan cuma ngecek doang. Lagian muka lo mendadak merah gitu"
"Lo diem deh, nggak usah sentuh-sentuh gue ya! Gue cakar mulut lo! Dasar cowok nggak peka" Siska melengos.
"Kenapa lo jadi marah-marah sama gue sih? Harusnya kan lo seneng gue kasih kado. Lo nggak mau gitu, ngasih gue kado sesuatu?" Aldo mengerucutkan bibirnya.
"Kado apaan? Nggak ada, lagian gue belum beli kado buat lo. Kan lo juga belum ulang tahun"
"Bukan.. Ta-pi.. Kado malam pertama kita" Aldo cengengesan.
"Apa? Jangan ngaco lo!" Siska menoyor kepala Aldo.
"Ayolah Sis.. Hmmm.. Hmm" Aldo memohon.
Tapi Siska malah kembali berbaring dan membelakangi Aldo. Bisa-bisanya disaat seperti ini, kenapa sekarang Aldo jadi mesum ya.
Pagi hari sudah jam 5 pagi, Aldo dan Siska telah menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim secara berjamaah.
"Kita bareng ya ke kampus" tawar Aldo sambil memakan roti panggang buatan Siska.
"Emang gapapa? Lo nggak takut kalo cewek lo nanti tau, kalo gue sama lo berangkatnya bareng?" Siska masih sibuk membuat sarapan pagi dengan omelet.
"Kan.. nggak bisa jawab lo" Siska melirik Aldo yang masih sibuk dengan pikirannya.
"Yaudah.. Gue nanti pesenin lo grab car aja"
"Dah lah nggak usah mikirin gue! Lo mending berangkat sekarang, kan lo harus persiapan juga. Masa ketua BEM datengnya belakangan"
Benar kata Siska, ia harus cepat-cepat. Sedangkan bazar akan di mulai jam 8 pagi karna akan dilakukan pembukaan terlebih dahulu. Otomatis, sebelum jam 7 Aldo sudah harus sampai di kampus.
"Lo nggak apa-apa gue tinggal berangkat sendiri?" Aldo sudah siap dengan segala perlengkapannya.
"Lo pikir gue bayi.. Lagian selama ini gue kan emang apa-apa sendiri kan. Dah sana, ntar lo telat"
Jawaban menohok Siska membuatnya kalang kabut, kenapa dadanya terasa sesak sekali. Padahal biasanya saja Aldo membiarkan Siska berangkat sendirian. Tapi sekarang ia merasa tak tega jika istrinya itu harus berangkat sendiri.
"Yaudah deh. Suami mu ini berangkat dulu ya" Aldo mengelus puncak kepala Siska dan mengecup keningnya.
Aahhh.. Sweett
Siska terpaku melihat physical touch yang dilakukan suaminya itu. Jantungnya akan dalam kondisi kritis jika setiap waktu Aldo melakukannya.
NEXT...