NovelToon NovelToon
ANYELIR

ANYELIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Dendam Kesumat / Permainan Kematian
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Anyelir adalah salah satu nama apartemen mewah yang terletak di sudut kota metropolitan. Suatu hari terjadi pembunuhan pada seorang wanita muda yang tinggal di apartemen anyelir 01. Pembunuhnya hanya meninggalkan setangkai bunga anyelir putih di atas tubuh bersimbah darah itu.

Lisa Amelia Sitarus harus pergi kesana untuk menyelidiki tragedi yang terjadi karena sudah terlanjur terikat kontrak dengan wanita misterius yang ia ditemui di alun-alun kota. Tapi, pada kenyataan nya ia harus terjebak dalam permainan kematian yang diciptakan oleh sang dalang. Ia juga berkerjasama dengan pewaris kerajaan bisnis The farrow grup, Rafan syahdan Farrow.

Apa yang terjadi di apartemen tersebut? Dan permainan apakah yang harus mereka selesaikan? Yuk, ikutin kisahnya disini.

*
Cerita ini murni ide dari author mohon jangan melakukan plagiat. Yuk! sama-sama menghargai dalam berkarya.

follow juga ig aku : @aca_0325

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

"Hei! Bangun!"

Suara yang memanggil pelan itu membuat kesadarannya perlahan kembali, ia meringis pelan merasa sangat pusing di kepalanya. Apa yang terjadi? Dimana ini? Hanya kegelapan yang bisa dilihatnya.

"Siapa?"cicitnya dengan suara parau.

"Tiara," sahut suara itu pelan hampir berbisik, dia mendekat," Aku bangun satu jam lalu saat hari belum gelap dan menemukanmu sedang tidur disini. Kenapa kamu ada disini, Rafan? Apa ini rumahmu?"

Dalam gelap dahi Rafan membentuk kerutan samar, sedang berpikir apakah yang baru saja berbicara dengannya Tiara Lavony?

"Aku tidak tahu. Apakah kamu juga bertemu Lisa atau setidaknya melihatnya?" Tanya Rafan.

"Lisa? Si miskin itu?"Tiara bertanya tidak suka, ia sangat benci pada orang miskin terlebih lagi sebelum Naomi meninggal mereka bersiteru singkat dengan gadis itu.

"Kamu melihat nya?"Rafan mengulangi pertanyaan nya.

"Tidak."

Rafan tidak lagi bertanya. Ia berdiri sempoyongan, seingatnya tadi ia sedang bersama Lisa mendatangi rumah papan dua tingkat di lapangan rumput. Rafan menemani gadis itu menjemput adiknya yang sedang sakit. Tapi kemana Lisa? Kenapa tidak ada disini? Apa dia yang membawanya kesini? Tapi,kenapa Tiara juga ada disini?

"Mau kemana, Raf?"Tanya Tiara mendengar pergerakan Rafan.

"Aku akan memeriksa keadaan diluar,"

"Diluar hanya ruang tamu biasa, selain itu banyak pintu-pintu lain diluar yang mungkin menuju suatu tempat. Aku sudah memeriksa beberapa dan itu kosong."kata Tiara menjelaskan.

Rafan tidak peduli, pria itu meraba sekitar dinding sebagai acuan untuk mencapai pintu. Lagipula kenapa Tiara betah gelap-gelap disini.

Tidak butuh waktu untuk keluar dari ruangan itu. Diluar tidaklah segelap di dalam, karena ada beberapa lampu yang menyala meski redup. Setidaknya Rafan masih bisa melihat dengan jelas.

"Raf, sebaiknya kita masuk kembali."kata Tiara cemas.

"Kenapa?"Tanya Rafan mulai menyusuri ruang tamu yang sangat luas itu. Ia melangkah lebar ke ujung, ada tangga menuju kebawah.

Dalam sekejap Rafan tiba di dekat tangga tersebut, ia mengintip sejenak kebawah, ada ruangan lain dibawah sana, mungkin lantai satu. Rafan menoleh ke belakang pada Tiara yang mengikutinya dengan ekspresi takut, ada apa dengannya?

"AAAA!!!"Teriakan keras dari tangga membuat Rafan kembali memusatkan perhatian kebawah,

"Lisa! Ada apa? Kenapa kamu berteriak?"Tanya Rafan cemas sembari menuruni tangga dengan cepat, ia menghampiri Lisa yang berdiri mematung di pertengahan anak tangga. Gadis itu menunjuk kearahnya dengan mulut terbuka lebar.

"Hugo?"Rafan menaikkan sebelah alisnya mendapati tetangganya di anyelir itu juga ada disini.

"Rafan! Astaga kukira kamu sudah meninggalkanku,"Lisa memeluk pria itu erat, syukurlah Rafan masih baik-baik saja dan tidak meninggalkan nya.

"Heh! Apa-apaan kamu,"Rafan mendorong kesal Lisa, hampir saja ia jatuh menggelinding di tangga karena pelukan tiba-tiba Lisa.

"Ish, jahat banget sih."

"Kamu ngapain teriak tadi?"Tanya Rafan.

"Karena kamu lah, ngapain berdiri diam diatas sana kan tadinya ku pikir kamu hantu penunggu rumah ini."Kata Lisa menjelaskan kenapa ia berteriak tadi. Lisa sudah memeriksa seluruh lantai dasar dan tidak menemukan Rafan jadi ia berinisiatif untuk naik ke lantai dua, siapa sangka saat di pertengahan tangga saat mendongak keatas Lisa melihat satu sosok berdiri diam. Karena gadis itu sudah dikuasai rasa takut sejak tadi ia langsung saja berteriak mengira yang ia lihat adalah hantu atau orang jahat yang sudah membunuh Clarissa.

"Rafan! Ayo kita kembali kedalam,"Tiara muncul dari belakang Rafan, ia masih terus mendesak Rafan untuk masuk ke ruangan tadi.

"Dia ngapain disini,Raf?!"Lisa tidak menyangka akan bertemu sahabat Naomi itu disini. Ia semakin merasa ada yang janggal.

"Bukan urusanmu,"ketus Tiara.

"Lisa,"Hugo menyentuh lengan Lisa, " aku melihat seseorang berdiri dibawah sana."Bisiknya.

Lisa melirik kebawah. Benar saja ia melihat siluet seseorang berdiri disamping tangga. Lisa dan Hugo saling bertatapan, mereka berpikiran sama bahwa siluet itu mungkin saja milik orang yang sudah membunuh Clarissa.

"Ki-kita harus sembunyi!" Kata Lisa melihat siluet itu perlahan mulai bergerak.

"Ya, Tuhan!! Rafan, kita harus masuk kembali ke ruangan tadi." Tiara memucat, ia meraih tangan Rafan dan secepatnya berlari menaiki tangga.

Lisa dan Hugo mengikuti dari belakang, beberapa kali Lisa menoleh untuk melihat apakah orang itu akan naik atau tidak.

"Kenapa kita lari? dia hanya satu dan kita berempat. Kalau dia berniat jahat, kita bisa memukulnya bersama." Kata Rafan setelah mereka masuk kedalam salah satu ruangan.

"Nggak, raf. Kita nggak akan bisa melawannya." Kata Tiara sembari menyalakan layar ponselnya agar bisa menerangi tempat itu sedikit.

"Kenapa?" Tanya Rafan dan Hugo bersamaan.

Tiara duduk menyandar pada pintu, kepalanya menunduk memperhatikan layar ponselnya yang hanya menyisakan sedikit daya. Pada sudut kanan atas hanya ada tanda silang, tidak ada sinyal disini.

"Aku sudah ada disini sejak dua hari lalu. Saat mengelilingi tempat ini aku bertemu Clarissa dan bahkan dia sudah lebih lama berada disini." Kata Tiara pelan dan lirih,

"Malam tadi Clarissa diseret dan di siksa. Dia memasang pengeras suara di dalam ruangan penyiksaan itu, ada speaker yang dipasang disetiap sudut rumah ini. Su-suara kesakitan Clarissa menggema," Tiara melanjutkan dengan suara bergetar, bahunya naik-turun karena isak tangis yang tidak bisa ia tahan.

Sekujur tubuh Lisa merinding mendengar cerita Tiara.

"Kenapa kamu tidak pergi saja?" Tanya Hugo.

"Tidak ada jalan keluar, "

"Tadi kulihat ada pintu keluar di lantai dasar,"Ucap Hugo. Ia melihat jelas pintu utama di lantai satu.

"Rumah ini di kelilingi tembok tinggi,"

Bahu Lisa merosot jatuh, ternyata benar tembok yang ia lihat secara sekilas itu mengurung rumah ini. Rafan pun hanya bisa terdiam di sudut, dekat jendela yang dilapisi teralis besi. Rafan mengintip sedikit keluar, memang ada tembok yang menjulang tinggi diluar halaman.

...***...

Jangan lupa vote, komen dan subscribe yaa...

1
Lunaire astrum
penasaran 😯😯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!