Nathan merasa dirinya tidak normal. Sudah banyak gadis yang dia pacari mulai dari lokal, sampai internasional. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa membuatnya bergairah. Sampai akhirnya, orang tua Nathan memaksanya menikah dengan wanita pilihan mereka.
Sayangnya, takdir membawa Nathan bertemu dengan Sheren, gadis malang yang dikhianati pacar dan kakak tirinya saat baru kembali dari luar negeri. Akibat jebakan ibu tiri Sheren, membuat pertemuan pertamanya dengan Nathan harus berakhir dengan cinta satu malam.
Akankah Sheren benar-benar menjadi penyembuh untuk kelainan Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HTI | Bab 23
Kedatangan desainer gaun pengantin itu sukses membuat seisi rumah heboh karena kedatangannya. Masalahnya, yang desainer itu bawa bukan hanya sepotong dua potong gaun, tapi seluruh koleksi di butiknya. Begitupun dengan Sheren yang akan menjadi pengantin perempuan dari keluarga itu, dia juga sampai tidak bisa berkata-kata karena apa yang dilihat di ruang tamu.
“Apa di rumah ini akan ada festival?” tanya wanita itu dengan ekspresi bingung. Dia masih mengenakan handuk di kepala karena memang ini masih terlalu pagi.
“Nona Sheren, Tuan Winata sudah memerintahkan supaya Anda segera memilih gaun untuk pernikahan Anda yang akan dilaksanakan besok besok,” kata Evan Hermawan, desainer yang membawakan gaun-gaun untuk Sheren pilih.
“Oh sekarang ya? Kenapa kalian harus ke sini? Kan aku bisa ke sana?” Sheren melangkah lebih dekat menghampiri laki-laki yang sudah sangat terkenal karya-karyanya itu.
“Tuan Winata ingin anda fokus di rumah, mempercantik diri supaya besok terlihat semakin cantik. Sekarang mari kita pilih gaun mana yang kira-kira cocok dengan bentuk tubuh dan wajah Anda, Nona Sheren!”
Sheren tidak menyangka jika keluarga Nathan akan memperlakukannya seperti ini. Dia dilayani layaknya seorang putri, padahal orang tuanya sendiri tidak pernah memperlakukannya sebaik ini.
“Apa ini yang cocok untukku?” tanya Sheren sambil memegang sebuah gaun berwarna putih yang dihiasi kristal-kristal Swarovski.
“Selera anda ternyata sangat bagus, Nona. ini adalah gaun terbaik yang pernah saya buat. Sekarang saya jadi tidak heran kenapa Anda memilih Tuan Muda Nathan,” jawab laki-laki itu.
Evan Hermawan lalu menyuruh anak buahnya untuk membantu Sheren mencoba gaun yang baru saja dipilih itu. Dia tampak sibuk menjelaskan gaun yang sebenarnya akan dipamerkan untuk ajang internasional, tapi karena permintaan khusus dari Tuan Winata, sepertinya Evan Hermawan harus melepaskan pakaian itu untuk dipakai Sheren.
Sementara itu, Scarlet dan mamanya hanya bisa bengong mengamati dari jarak yang sedikit jauh. Mereka berdua tidak menyangka bahwa anak yang selama ini mereka sia-siakan itu akan menjadi istri seorang pangeran.
“Dia seperti Cinderella yang akan dinikahi oleh pangeran,” gumam Scarlet yang bisa didengar jelas oleh ibunya.
“Kamu benar, Sayang. Mama juga heran bagaimana takdir bisa mempertemukan mereka berdua? Mama juga baru tahu kalau keluarga Winata itu ternyata keluarga yang sangat kaya raya. Padahal, selama ini mereka terlihat biasa-biasa saja.” Mama Scarlet membenarkan ucapan putrinya.
Wanita tua itu sudah menyelidiki siapa keluarga Winata yang sebenarnya. Ternyata, keluarga mereka memang jarang memamerkan kekayaan, berbeda dengan keluarga Kenzo.
“Mana mertuanya kelihatan baik banget lagi, beda banget sama mertuaku,” imbuh Scarlet yang semakin merasa iri dengan saudari tirinya itu.
“Tapi mertua kamu itu juga sangat kaya raya Scarlet,” cibir mama Scarlet yang diiringi dengan helaan napas berat.
Kembali lagi pada Sheren, wanita itu saat ini sedang berputar-putar di depan kaca untuk mencoba gaun yang dipilihnya itu. Tiba-tiba ponselnya berdering. Sebuah panggilan dari Nathan membuatnya terpaksa menjawab panggilan itu.
“Iya halo, Pak Nathan,” kata Sheren setelah menyentuh layar ponselnya untuk menjawab panggilan dari Nathan.
“Kok kamu nggak bangunin aku? kamu nggak kerja ya?” tanya Nathan yang sepertinya sedang kebingungan karena tidak dibangunkan oleh sekretarisnya. “Apa kamu sengaja biar saya terlambat terus dimarahi papa?” tuduhnya.
Sheren menghela nafas dengan berat. Dia sebenarnya ingin marah pada Nathan, tetapi karena di sekelilingnya banyak orang wanita itu mengurungkan niatnya.
“Mohon maaf, Pak Nathan. Hari ini saya cuti karena saya sedang mencoba gaun untuk pernikahan saya besok,” jawab Sheren sambil menahan rasa kesal di dadanya.
“Kok kamu nggak bilang-bilang saya? Harusnya kan saya juga ikut fitting baju untuk besok. Memangnya kamu mau menikah sendiri?” tanya Nathan bingung.
“Ini butiknya dipindah ke rumah saya, Pak. Bapak kalau mau ke sini aja,” balas Sheren yang kemudian mematikan telepon secara sepihak.
“Sabar, orang kalau mau jadi pengantin memang ada aja yang bikin ribut!” sahut Evan Hermawan sambil menutup mulutnya dengan kipas lipat yang dibawanya.
***
Jangan lupa bawa kado gaess. Kembang kopi, hati juga boleh 🤭🤭