Semalam Bersama Calon Mertua

“Deandra Zacky Gautama.”

Kedua bola mata Kanaya melotot. Deandra Zacky? Kenapa nama anak Darius sangat mirip dengan nama mantan kekasih yang masih sangat dicintainya? Tatapan mata Kanaya pun kini nampak penuh menatap Darius.

“Deandra Zacky?” Ulang Kanaya.

Darius menganggukkan kepala. “Deandra Zacky Gautama.” Balasnya menambah nama putranya.

Kanaya terdiam dengan wajah yang nampak awas. “Kenapa nama anak Mas Darius sangat mirip dengan nama Dean. Tapi… nama kepanjangan Dean hanya Deandra Zacky saja. Tidak ada Gautama di belakangnya.” Kanaya bertanya-tanya dalam hati.

“Ada apa, Kanaya? Apa ada masalah?” Tanya Darius heran.

Kanaya menggeleng pelan. Dia berusaha untuk tidak mengeluarkan isi kepalanya saat ini pada Darius. Kanaya tidak ingin Darius mengetahui apa yang ia pikirkan.

Darius tak memaksa Kanaya untuk menjawab dengan jujur. Darius begitu menghargai Kanaya dan tidak ingin membuat Kanaya jadi tak nyaman jika bersama.

Kanaya berusaha untuk tenang setelah mendengar nama anak Darius. Dia berusaha untuk berpikiran positif. Di dunia ini, begitu banyak nama orang yang hampir sama. Dan itu terjadi pada Dean, mantan kekasihnya yang memiliki nama yang sama dengan anak Darius.

“Gak mungkin Dean adalah orang yang sama dengan anak Mas Darius. Ya, itu semua gak mungkin. Nama panjang Dean tidak sepenuhnya sama dengan nama anak Mas Darius. Dean juga bukan berasal dari keluarga ningrat. Keluarganya berasal dari golongan sederhana.” Kanaya menampik segala kemungkinan yang ada. Lima tahun menjalin hubungan dengan Dean, tidak ada satu pun hal yang disembunyikan oleh Dean dari dirinya. Kanaya pun yakin jika Dean tidak mungkin berbohong pada dirinya.

Pemikiran Kanaya tentang Dean tidak berlangsung lama. Wanita itu kini sudah fokus pada Darius karena mulai saat ini Darius akan tinggal bersama dirinya di apartemen. Kanaya berusaha untuk membiasakan diri hidup bersama dengan Darius walau pun sebenarnya masih dibuat canggung bila berdekatan dengan Darius.

“Kanaya, kamu tenang saja, aku tidak akan menyentuh atau pun meminta hak sebagai suami pada kamu jika kamu tidak menginginkannya. Sebisa mungkin aku akan melakukan apapun yang membuat kamu merasa nyaman.” Kata Darius saat melihat kecanggungan Kanaya saat ini.

Kanaya menatap wajah Darius lekat. Kenapa juga Darius begitu baik dan pengertian pada dirinya. Walau pun Darius terkenal dengan mafia seks di mata Kanaya, namun, pria itu sangat menjaga diri agar tidak melampiaskan hasratnya pada Kanaya kembali.

“Terima kasih karena kamu sudah mau mengerti, Mas.” Lirih Kanaya. Darius pun tersenyum tipis merespon perkataannya.

“Ya sudah, kalau begitu istirahatlah. Kamu bisa memanggilku di kamar sebelah jika kamu membutuhkan bantuan.” Kata Darius.

Kanaya mengiyakan perkataan Darius. Karena tubuhnya sudah sangat lelah setelah melewati kegiatan yang cukup melelahkan hari itu, Kanaya ingin segera mengistirahatkan tubuhnya.

Selepas kepergian Kanaya, Darius segera menghubungi Dean. Dia ingin memastikan jika putranya itu tidak mengetahui pernikahan mendadaknya dengan Kanaya. Ya, untuk saat ini Darius ingin menyembunyikan pernikahannya dengan Kanaya pada Dean sampai waktu yang sudah ia tentukan.

Malam sudah datang menyambut. Namun Kanaya belum juga keluar dari dalam kamarnya. Wanita itu masih saja setia berbaring di atas ranjang dengan mata yang masih terpejam.

Sementara itu, Darius nampak sedang berkutat di dapur. Membuatkan makanan untuk makan malamnya dan Kanaya. Walau pun tubuh dan pikirannya sedang lelah saat ini, tak membuat Darius patah semangat membuatkan makanan untuk istri kecilnya.

Di dalam benaknya, Darius menegaskan pada dirinya sendiri untuk selalu bisa memberikan yang terbaik pada Kanaya. Darius tidak ingin membuat Kanaya merasa sendiri lagi menjalani hidup dan kehamilannya.

Tepat pukul tujuh malam, Darius segera mengetuk pintu kamar Kanaya. Mengajak wanita itu untuk makan malam bersama. “Kanaya, ayo bangun.” Panggil Darius. Walau pun tidak tega membangunkan Kanaya, tapi Darius harus tetap melakukannya. Dia tidak boleh membiarkan Kanaya tidur dengan kondisi perut yanh belum terisi.

Tak menunggu waktu lama, sosok istri kecil Darius nampak keluar dari dalam kamar dengan wajah dan mata yang nampak sembab akibat terlalu lama tidur. Melihat itu, membuat Darius tersenyum. Entah kenapa penampilan Kanaya terlihat lucu dan menggemaskan di mata Darius.

“Maaf, Mas. Aku baru bangun.” Kanaya merasa tidak enak. Harusnya di hari pertama mereka menikah, Kanaya melakukan tugasnya sebagai istri dengan baik untuk Darius. Namun, efek kehamilannya membuat Kanaya jadi bermalas-malasan dan ingin tidur sepanjang hari.

Darius mengulas senyum. Sama sekali tidak mempermasalahkannya. “Gak papa kok. Sekarang kamu harus makan dulu. Nanti tidurnya dilanjutin lagi kalau udah makan.” Balas Darius lembut.

“Kamu beli makanan dari luar, Mas?” Tanya Kanaya.

Darius sontak menggeleng. “Enggak. Aku yang masak sendiri. Kebetulan stok bahan makanan di kulkas masih ada.” Balas Darius lembut.

Kanaya tertegun sekaligus merasa semakin tak enak hati. Kenapa jadinya Darius yang mengurus rumah tangga mereka, sementara sebagai seorang istri, seharusnya Kanaya lah yang melakukannya?

***

Sabar ya sayang-sayangku. Deannya muncul lagi nantiii.