NovelToon NovelToon
Ranjang Kontrak Tuan Anderson

Ranjang Kontrak Tuan Anderson

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nonaniiss

WARNING *** BIJAKLAH DALAM MEMBACA⚠️ ⚠️
Emile adalah seorang mahasiswi yang terpaksa harus menyudahi kuliahnya karena alasan ekonomi dan juga adik kesayangannya yang tengah sakit. Dia menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja dan membiayai pengobatan adiknya yang tak ramah di kantong. Dalam pertemuan yang tak di sengaja dengan bosnya di sebuah bar membuat hidupnya berubah drastis. Ia terjebak dalam sebuah perjanjian kontrak dengan Harry Andreson.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mangga Muda

Di tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba saja Emile melihat ada sebuah pohon mangga yang tengah berbuah lebat. Hanya saja, buahnya belum matang dan masih muda. Entah kenapa, melihat itu semua membuat Emile menelan ludahnya beberapa kali dan rasa ingin sekali memakan mangga muda itu.

Ia berseru pada Daniel yang membuat pria itu langsung menginjak remnya secara spontan. tentu saja ia terkejut apalagi ketika melihat Emile yang tiba-tiba saja turun dan berlari menyebrang jalan raya yang tengah ramai.

Daniel hanya bisa berdecak saja melihat hal itu, entah apa yang akan di lakukan Emile di malam-malam seperti sekarang. Ia pun memotong jalan dan mengikuti jalan Emile. ia memarkirkan mobilnya dan turun dari sana.

"Ada apa nona, kenapa kau tiba-tiba keluar?" tanya Daniel dengan bingungnya.

"Sepertinya rasanya sangat manis. Kau lihat itu, yang di sebelah sana." kata Emile membuat Daniel menatapnya saja

"Tapi itu belum matang." kata Daniel.

"Justru itu, yang belum matang rasanya manis enak." kata Emile dengan tersenyum penuh antusias.

"Sudahlah nona, kita cari di toko buah segar saja. Banyak yang sudah matang dan jauh lebih baik dari ini." kata Daniel yang langsung mendapatkan tatapan mematikan dari Emile.

"Ka kau...mau itu?" tanya Daniel dengan gugupnya.

Dengan segera Emile menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat. melihat itu membuat Daniel hanya bisa menghela nafasnya saja. ia pun mencari pemilik dari pohon mangga itu. setelah mendapatkan ijin, ia pun langsung memetik mangga itu sesuai instruksi dari Emile.

setelah mendapatkan 6 buah mangga muda, kini Emile pun tersenyum dengan lebatnya. Daniel melihatnya seperti anak kecil yang kegirangan saat di beri permen dan jajanan lainnya. saat di dalam mobil pun, ia di buat melongo karena tanpa di cuci, Emile langsung memakan buah itu.

"Kau mau?" tanya Emile dengan mengunyah mangga itu.

Spontan saja Daniel langsung menolak dengan keras. Emile hanya cuek saja tak kala Daniel menolak itu. Sepanjang perjalanan menuju apartemennya, gadis itu tak henti-hentinya mengunyah. Daniel tentu tahu betul rasa mangga muda itu seperti apa. Tapi, ketika melihat bagaimana Emile yang mengunyah tanpa ekspresi itu justru membuatnya terheran-heran. Apakah benar yang di katakan Emile jika mangga muda yang tengah dia makan rasanya bukan kecut melainkan manis.

Tak berselang lama, kini mereka pun sampai apartemen. Emile turun setelah mengucapkan terimakasih pada Daniel karena telah mengantarkan pulang. Tapi, tatapan Daniel pun tertuju pada kursi sebelahnya, dimana ada satu mangga lagi yang tidak Emile makan.

Karena sedari tadi ia sangat penasaran, tanpa mengatakan apapun ia langsung saja menggigit mangga itu. reflek ia langsung mengambil tisu dan mengeluarkan gigitannya itu.

"Sialan, kenapa aku jadi bodoh seperti ini. jelas-jelas rasanya asam, kenapa juga aku berfikir dan menganggap benar ucapan wanita itu." umpat Daniel dengan kesalnya kemudian meneguk air minum.

Di sisi lain, Emile yang menyadari jika mangga yang tadi dia pegang kurang satu pun langsung berlari sekencang mungkin. Hanya saja, ternyata mobil Daniel sudah tidak ada. Ia hanya bisa menghela nafasnya saja dan kembali ke atas.

Saat ia sudah selesai membersihkan diri, tiba-tiba saja bel berbunyi. Tanpa curiga sedikitpun, ia langsung membuka pintunya dan mendapati Harry tengah bersama seorang wanita yang tadi ia lihat di cafe. keduanya dalam keadaan mabuk dan mendorong Emile begitu saja agar tidak menghalangi jalan mereka.

Melihat hal itu ada sedikit rasa sesak di hatinya. Hanya saja ia mencoba menepisnya dan menganggap itu hanyalah hal biasa saja. Tapi, tepat saja seharusnya Harry tidak melakukan itu jika tahu di apartemen juga ada dirinya.

"Hei, ambilkan aku minuman." kata wanita itu yang membuat Emile hanya menaikkan alisnya saja.

Apakah dia berfikir jika ia adalah pembantu di apartemen itu. ia pun berlaku pergi dan menghiraukan ucapan wanita itu.

"Apa kau tuli!!!!" bentak wanita itu.

"Sudahlah, kenapa kau harus teriak-teriak seperti itu." kata Harry dengan menyipitkan matanya.

Emile menoleh sebentar dan berlalu begitu saja menuju kamarnya. Ia mengunci kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya. Ia memejamkan matanya berharap ia bisa langsung tidur, hanya saja bukannya malah tidur, pikirannya malah jauh entah kemana.

Ya, Emile sangat membenci malam. Biarpun tenang, tapi selalu membuatnya merasa tidak bisa apa-apa. yang ada hanya angan yang tak mungkin bisa menjadi nyata. Malam hari terlalu berisik untuk nya. Ia ingin segera tidur dan tidak memikirkan apapun. Tapi, hal itu mustahil terjadi. Yang bisa ia lakukan hanyalah terus berangan sampai ia benar-benar tertidur. Entah itu tertidur dalam keadaan menangis atau sebaliknya.

Ia membuka matanya dan mengusap air matanya yang sudah berada di pelupuk mata. Ia bangun dan membuka tirai jendelanya. kelap-kelip lampu kota di malam hari memang sangat indah dan juga menenangkan. Siapapun yang melihatnya pasti tidak akan bosan.

Ia menghela nafasnya panjang sambil sesekali mengelus perutnya yang sudah lumayan membuncit. Ia memikir jauh ke depan bagaimana anaknya nanti. Ia belum siap dalam kondisi seperti sekarang. Tapi, karena kesalahan yang ia anggap fatal itu membuatnya mau tak mau mempertahankannya.

"Jika saja kau masih disini, apa kau akan kecewa pada kakak, atau kau akan senang karena sebentar lagi kau akan menjadi aunty." gumam Emile dengan tatapan kosong.

Ya, ia selalu merasa sepi semenjak adiknya meninggal. Tidak ada harapan untuk hidup ataupun hal kecil lainnya. Selama ini ia hidup dan berjuang karena ia berharap jika adiknya akan bisa sembuh lagi. Sampai ia tak berfikir panjang menerima penawaran dari Harry dan berakhir seperti sekarang.

Tapi, sekarang keadaan sudah berbeda. Ada yang harus ia perjuangkan untuk bisa hidup di dunia dan menemani masa tuanya. Ia tahu itu tidak akan mudah baginya, tapi selama ini apakah hidupnya selalu di mudahkan? Tentu saja tidak. Ia adalah seseorang yang harus berjuang mati-matian untuk bertahan hidup.

"Kenapa aku lapar sekali." ucap Emile dengan mengelus perutnya.

Ia pun memutuskan untuk keluar dan mencari bahan makanan seadanya. Tapi, tiba-tiba saja ia mendengar ada suara aneh dari dalam kamar Harry. Ia hanya bisa menghela nafasnya saja dan mengelus perutnya.

"Ayahmu itu sangat brengsek, nak. Lihat saja dia sudah menikah dan akan segera mempunyai anak, tapi tetap saja tidak ada yang berubah. Ibumu ini harus menjaga jarak dengannya. Yang seharusnya kau selalu dekat dengan ayahmu, tapi memaksa ibumu untuk menjaga jarak dengannya." ucap Emile dengan tersenyum kecut.

Ia pun teringat saat Harry mengatakan "I love you" di sela-sela tidurnya. Entah pria itu mimpi atau memang menyadari ucapannya, Emile juga tidak tahu.

1
Sri Rezeki
mantap ceritanya
moonlight: makasih udah mampir kak❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!