seorang anak yang memiliki kelebihan bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam dan hewan-hewan, hingga dia dianggap gila oleh warga desa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 : Liburan (3)
Ayu “sarah buruan kakak-kakak kamu sudah pada siap ini”
Sarah “iya mah”
sarah keluar dari kamarnya, sambil tersenyum-senyum
Sari “kayak mau ke mall kamu ya dik, cantik kurang cantik, tidak ada yang melihat kamu loh di hutan”
Sarah “biarin, paling yang lihat aku kak danu, wek”
sari hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya yang sangat-sangat gemesin
Danu “pak, bu kami berangkat, do’akan kami baik-baik saja”
Abizar “iya danu, om titip anak-anak om, apalagi yang satu ini”
Danu “iya pak”
Assalamualaikum, mereka berpamitan untuk camping di hutan, waalaikumsalam abizar dan ayu membalas salam mereka, mendo’akan mereka semoga tidak ada masalah, mereka bertiga berjalan menuju pintu masuk hutan, melewati ladang-ladang warga, yang sedang ditumbuhi beberapa tanaman, suasana pagi itu sangat lah cerah, udaranya juga sangat segar.
Mawar “hmmm nikmatnya hidup, kalau kayak gini, gak kayak di kota banyak polusi”
Sarah “iya kak, kalau pa kakak tinggal di sini saja”
Mawar “rencana kalau sudah nikah nanti, beli tanah disini buat rumah sederhana, jadi petani, rasa ku hidup seperti itu sangat lah nyaman”
Danu “iya benar tuh mawar”
sesampainya di hutan danu permisi dengan alam, leluhur yang ada dan tidak lupa berdo’a agar perjalanannya kali ini berjalan dengan lancar, sarah dan mawar sedikit heran, tetapi itu semua mereka hiraukan karena mereka maklum setiap tempat berbeda tradisinya.
Danu “ayo kita masuk, assalamualaikum”
mereka berempat berjalan dengan santai menuju lokasi yang menurut danu sangat indah, memang ada tempat lokasi yang sangat favorit danu, di area terlarang desa, tapi danu tidak mau ajak mereka kesana, takut berbahaya bagi mereka, jadi mereka pergi ke satu tempat yang lumayan indah bagi danu, di tengah- tengah perjalanan.
Danu “pakai mantel hujan kalian, hujan akan menyambut kita sebentar lagi”
mereka bertiga hanya bisa mengikuti perintah danu, karena perjanjian mereka dengan danu ikut apa kata danu, jangan membantah, mereka pun berhenti sejenak sambil istirahat makan cemilan yang sudah disiapkan. tidak lama berselang hujan turun dengan perlahan-lahan.
Sarah “benar kata kak danu, hujan turun walau tidak lebat”
Danu “mereka menyambut kita dengan senang, angin pun berpesan agar kita selalu menjaga dan menghormati sesama makhluk ciptaan tuhan”
Danu “(di dalam hati) kalau kamu rindu nanti malam saja kamu datang, jangan sekarang, aku tau kamu sedang mengintip memperhatikan kami, aku takut tema-teman ku trauma melihat kamu”
Anak Harimau “baiklah danu, aku akan pergi, tetapi nanti malam aku akan datang kembali”
Danu “(didalam hati) baiklah tetapi setelah mereka terlelap tidur”
Anak Harimau “iya danu”
anak harimau itu langsung pergi tanpa sepengetahuan siapapun kecuali danu
Danu “ayo kita lanjut lagi perjalanan kita”
Sarah “masih jauh kak tempat nya”
Danu “lumayan lah sore kita baru sampai”
Sarah “waduh capek kali loh kak”
Sari “tuh kan, kan kamu yang ngajak”
Danu “ya udah, sini kakak bawakan barang-barang kamu”
Sari “biarkan saja dia danu, biar dia tidak manja, biar dia bertanggung jawab atas permintaannya”
Sarah “iya-iya kakak ku yang bawel”
Danu “ya sudah kita jalan lagi, pelan-pelan saja jalannya”
mereka pun berjalan dengan pelan-pelan
Mawar “danu kalau kita jalan seperti ini terus, jam berapa kira-kira sampai”
Danu “iya kira-kira jam empat sore lah”
Mawar “ok, makasih danu”
mereka terus berjalan dengan keadaan hujan, walaupun tidak lebat, sampailah mereka di tempat yang danu beritahu, tak jauh dari situ ada air terjun yang indah, suara air terjun terdengar dari tempat mereka memasang tenda.
Sarah “kak danu, sepertinya itu suara air ya kak”
Danu “iya tidak jauh dari sini ada air terjun tiga warna”
Sarah “wih, indah benar kak, kapan kita kesan”
Danu “besok pagi, setelah sarapan kita kesana, ya sudah kita segera bergegas pasang tenda”
danu memasang tenda dengan mawar, sedangkan sari dan sarah mempersiapkan makanan untuk dimasak, hujan sudah reda awan gelap mulai hilang, nampak begitu indahnya hutan lebat yang baru dibasahi dengan air hujan. setelah selesai tenda mereka, danu langsung cari kayu buat api unggun untuk nanti malam, sedangkan mawar yang membantu danu segera membantu sari dan sarah.
hari mulai gelap, lampu emergensi di hidupkan makanan hampir selesai, sedangkan danu mulai mempersiapkan api unggun, sarah beberes di dalam tenda agar nyaman tidur buat nanti malam.
mereka berempat makan mengelilingi api unggun, sambil berbincang-bincang
Sarah “kak besok harus ke air terjun”
Danu “iya sarah, pasti kakak ajak kesana, tapi harus tidur cepat, biar tidak kesiangan, kalau sudah siang menurut kakak kurang canting, jadi kita perginya pagi-pagi”
Sarah “oh, gitu ya kak, emang apa bedanya kak”
Danu “kalau pagi-pagi kita kesana, warna air terjun itu masih jelas, lalu seperti ada asap-asap embun mengelilingi di area air terjun”
Sarah “wow, sudah sarah bayangkan indah banget kak”
Sari “yang benar kamu danu, kok aku gak pernah kamu bawa kesana sih”
Sarah “ada yang ngambek ini”
Danu “bukan tidak mau membawa kamu kesana, tetapi kalau kita pergi berdua saja apa kata warga sari”
Sarah “tuh kak, sudah tau kan alasan kak danu gak ajak kakak”
Sari “iya-iya aku ngerti”
Sarah “kak mawar, kok diam saja sih, nanti ups, hampir saja keceplosan”
sari “jaga mulut kamu sarah”
Sarah “iya kak”
Mawar “bukan diam, tapi lagi menikmati suasana saja, jarang-jarang aku mendapatkan suasana seperti ini”
setelah berbincang-bincang mereka masuk kedalam tenda, danu menyusun tidurnya, sarah di ujung, mawar di tengah, lalu sari dan danu tidur di depan pintu tenda, malam itu danu tetap terjaga mereka sudah tertidur lelap, danu keluar tenda, tidak begitu lama danu menunggu anak harimau yang mulai besar datang, menghampiri dan duduk disebelah danu, layaknya kucing danu mengelus-ngelus kepalanya. katika sari ingin memeluk danu, sari tidak merasakan danu ada disampingnya, sari terus terbangun.
Sari “danu kemana ya”
Danu “sari kelur lah, aku diluar”
sari keluar, dari terkejut ada harimau duduk di sebelah danu,
Danu “jangan takut sari, ini anak harimau yang kita selamatkan waktu itu, kemari lah”
sari menghampiri danu, sedikit keraguan dan takut
Danu “jangan ragu, dia tidak jahat, dia juga rindu dengan kamu”
sari “kamu yang benar danu”
Danu “ sudahlah duduk didekat ku, kemari”
Sari “iya danu”
sari duduk disebelah danu dan mereka duduk berdua dengan anak harimau, tak lama induk nya datang, sari terkejut
Ibu Harimau “danu ini yang namanya sari”
Danu “iya”
Harimau “selamat malam sari “
Danu “sari mereka memberi salam kepada kamu”
Sari “iya salam kembali”
Danu “kemari lah”
dua harimau itu menghampiri dan duduk di dekat danu, tak lupa harimau itu menjilat danu, tanda kasih sayang mereka kepada danu.
Danu “sudah-sudah geli”
Ibu Harimau “kamu malu atau geli danu”
Danu “geli ibu harimau, aku tidak malu, yang ada sari sedikit takut itu”
Ibu Harimau “bilang dengan dari, tidak perlu takut”
Danu “sari ibu harimau bilang buang rasa takut kamu, kita semua keluarga”
Sari “iya danu”
Harimau “sudah kita jangan terlalu lama disini, takut yang di dalam tenda bangun, lagian kita mengganggu danu dengan sari”
Anak Harimau dan ibu harimau “iya”
Danu “hehehe, tidak perlu seperti itu pak harimau”
Harimau “kamu tidak bisa menyembunyikannya danu”
Danu “hehehe, terimakasih pak harimau”
keluarga harimau pun pergi dari hadapan danu, menjauh hilang di kegelapan rimbanya hutan.
Sari “walau pun aku sudah sering melihat mereka danu, tetapi masih ada rasa takut ku”
Danu “iya, aku mengerti, karena aura mereka”
Sari “entah lah danu, aku juga tidak mengerti”
Danu “ya sudah, kita masuk ke dalam tenda”
Sari “sebentar lagi ya, aku masih ingin menikmati malam ini dengan kamu danu”
Danu “ya bawel ku”
sari langsung memeluk danu dari samping dan merebahkan kepalanya di pundak danu,
Danu “jangan terlalu lama kita sari, besok kita pergi ke air terjun lagi”
Sari “iya danu”
mereka masuk kedalam tenda langsung beristirahat, sari memeluk danu seperti sari tidak mau kehilangan danu, pagi-pagi danu sudah bangun, duduk di luar sambil minum teh, tak lama mawar keluar langsung menghampiri danu”
Danu “pagi mawar”
Mawar “pagi juga danu”
Danu “duduk sini, ada teh ini”
Mawar “iya danu, aku mau cuci muka dulu”
Danu “pakai air itu saja war”
Mawar “iya danu”
setelah selesai mawar langsung duduk di dekat danu,
Mawar “dan, maaf aku mau bicara dengan kamu”
Danu “iya mau bicara apa mawar”
Mawar “hmmm” sambil menelan nafasnya “kamu bukan manusia dan”
Danu “apa war, gila kamu war, jelas-jelas kau manusia, aku makan, lihat kaki ku napak kan”
Mawar “bukan itu maksud aku dan”
Danu “jadi”
Mawar “maksud aku, kamu ini bukan manusia biasa, kamu manusia pilihan”
Danu “pilihan siapa war, pilihan sari, atau pilihan kamu, hehehe”
Mawar “aku serius dan”
Danu “ya sudah, aku sudah tau, tadi malam kamu mengintip aku bersama sari dan keluarga harimau, makan keluarga harimau langsung pergi”
Mawar “terus kenapa kamu biarkan aku dan”
Danu “aku takut kamu trauma saja war, cuma itu kok”
Mawar “bukan takut, tapi sudah terjadi, aku antara bingung, kagum, suka, rasa ini menjadi campur aduk dan”
Danu “sudah jangan kamu pikirkan war, ada yang harus kamu tau dan ada yang tidak”
Mawar “iya dan, tapi ketika aku dekat kamu, kau merasa nyaman dan aman”
Danu “hmmm, itu hanya perasaan kamu saja war”
tak lama sari dan sarah bangun,
Sarah “pagi kak danu, jadi kita ke air terjun”
Danu “kamu dari tadi ditungguin”
Sarah “maaf kak”
Danu “sudah kita kesana, cuci muka kalian berdua”
Sarah “ya kak”
mereka berempat menuju air terjun yang sangat indah, danu juga berpesan jangan ada yang mengambil foto air terjun ini, biar pikiran yang merekamnya, jika ada yang melanggarnya danu akan meninggalkan mereka semua, walau itu sari sekalipun
Sarah “kak memang gak boleh, di ambil fotonya kak”
Danu “gak boleh sarah, kalau masalah ini kakak sangat tegas, ketika kamu mengambil fotonya kamu sebar luaskan hutan ini tidak lagi seperti sekarang, alam akan hancur bukan kamu saja yang mau menikmatinya anak cucu kamu juga”
Sarah “iya kak, baru kali ini aku lihat wajah kak danu seseram ini, aku jadi takut”
Sari “bahkan bisa lebih seram jika kamu melanggar aturannya”
Sarah “iya kak”.
mereka berempat menikmati sejuknya air terjun dan pemandangan yang begitu indah, hingga tak puas-puas melihatnya.
Danu “ayo kita balik nanti kita kesiangan”
Sari “iya ayo”
mereka balik ke tenda dan segera bergegas membereskan peralatan, lalu makan, setelah selesai makan mereka langsung bergerak menuju desa, di perjalanan mereka berbincang-bincang untuk menghilangkan rasa capek, setengah perjalanan mereka beristirahat, untuk makan cemilan untuk menambah stamina, sampailah mereka berempat di desa. perjalanan pulang mereka tidak ada rintangan.
setelah sampai di rumah mereka langsung bersih-bersih dan beristirahat, mereka melakukan kegiatan seperti biasanya, makan bersama, sholat bersama, berbincang-bincang dan bercanda bersama.
seminggu berlalu mereka berada di desa, saatnya mereka balik ke kota, perpisahan sementara antara danu dan sari menjadi cobaan untuk mereka berdua