Badai besar dalam keluarga Cokro terjadi karena Pramudya yang merupakan putra pertama dari keluarga Cokro Tidak sengaja menodai kekasih adiknya sendiri, yaitu Larasati.
Larasati yang sadar bahwa dirinya sudah tidak suci lagi kalut dan berusaha bunuh diri, namun di tengah usahanya untuk bunuh diri, ia di kejutkan dengan kenyataan bahwa dirinya sedang hamil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuning dianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perasaanku
" Tapi kau sangat mencintai Elang?" suara Pram bergetar, terlihat ia begitu menahan perasaannya,
keduanya bertatapan,
Namun Laras segera menundukkan pandangannya,
Entah apa yang Laras rasakan, sungguh hanya Laras yang tau.
" lihat aku ras.. Setidaknya jujurlah untuk malam ini..
Jika memang kita akan berpisah,
Maka waktu yang kita miliki tidaklah banyak..
aku sayang padamu ras..
bahkan terlalu sayang padamu..
Hingga aku harus melawan diriku sendiri agar Tidak merebutmu dari Elang selama ini.."
Akhirnya Pram mengungkapkan perasaannya, perasaan yang telah lama ia simpan rapat di dalam hatinya.
" Sejujurnya aku sudah menyukaimu sejak lama ras, sejak kau mengikutiku kemana mana..
Kau yang selalu menarik bajuku sembari merajuk manja selalu membuatku tak berkutik,
Entah perasaan itu timbul karena kebiasaan atau apa,
Yang jelas hatiku sudah tertambat padamu,
Pada dirimu yang masih kecil dan harus fokus dengan sekolahmu,
Pada dirimu yang lebih pantas di sebut adikku..
Sungguh aku merasa bersalah ras..
Karena itu aku tidak berani mengungkapkan perasaanku,
Banyak hal yang kupikirkan,
kau belum pantas untuk di sibukkan dengan cinta,
Kau belum pantas ku beri beban perasaanku yang mungkin saja sepihak..
namun.. di tengah rasa bersalahku, elang tiba tiba mengakui perasaannya,
Di mengatakan padaku bahwa ia juga menyukaimu,
ia meminta dukunganku agar kau bisa menjadi kekasihnya.." jelas Pram, membuat raut Laras kebingungan.
" Apa yang bisa kulakukan ras..
Adikku juga menyukaimu,
Dan kau terlihat menyukainya pula..
Usia kalian berdua sama,
Elang pun lebih menyenangkan di banding diriku,
Itulah alasanku menarik diri..
Aku tidak mau perasaanku padamu terus tumbuh, sementara kau sudah menjalin hubungan dengan elang.."
Laras menatap Pram bimbang, matanya bahkan memerah berkaca kaca,
" Entah ini hukuman atau keajaiban.. Aku tidak bisa membedakannya,
kau hamil anakku ras..
Bukankah itu sungguh luar biasa..
aku tidak bisa memilikimu..
Tapi kau melahirkan anakku.. Itu sungguh tidak pernah ku bayangkan..
Begitu jahatnya aku ya ras..
Aku justru senang dengan hal buruk yang menimpa kita.." Pram mencium tangan Laras lagi,
tatapannya sendu, berharap Laras mengerti apa yang ia rasakan dan membalas perasaannya sedikit saja.
Melihat Laras yang terdiam kebingungan, Pram tertunduk, menghela nafas berat,
" Maafkan aku.. Tidak seharusnya aku membebanimu dengan perasaanku ras.." ucap Pram perlahan bangkit,
" akan ku panggil Bu Yati, mungkin pijatannya akan lebih baik.." Pram beranjak,
namun langkahnya terhenti karena lagi lagi ujung kaosnya di tarik oleh Laras.
" lepaskan ras.. Kalau kau terus terusan menarik bajuku, aku akan menganggap mu memintaku untuk terus disini, disampingmu.." ucap Pram tanpa menatap Laras.
Laki laki itu mematung di tempatnya, menunggu Laras melepaskan ujung kaosnya,
Namun bukan melepas, Laras malah menarik kaos itu lebih kuat.
merasakan itu Pram sontak menatap Laras,
dan saat itu keduanya bertukar pandang.
Hawa di dalam kamar itu tiba tiba berubah,
Seperti mendorong Laras dan Pram agar lebih dekat.
" Kau sungguh membuatku gila ras.." ucap Pram lirih sembari menarik nafasnya demi mengusir debaran dadanya yang tiba tiba saja muncul.
Namun bukannya reda, debaran itu semakin tidak terkendali.
Pram kembali duduk disamping Laras, menatap Laras dengan lembut,
" Apa kau juga menarik ujung baju Elang juga?" tanya Pram dengan suara dalam.
Laras menggeleng pelan,
Pram sedikit tidak percaya,
" jujurlah ras, aku tidak akan marah.."
lagi lagi Laras menggeleng,
melihat gelengan Laras,
Entah mendapatkan keberanian dari mana,
Pram mendekatkan dirinya,
tangannya menghela wajah Laras, lalu mencium lembut bibir Laras.
Ciuman yang begitu lembut dan hangat, ciuman yang sudah Pram tahan begitu lama meski selama ini Laras berada disampingnya.
Merasakan ciuman Pram yang hangat itu rupanya Laras menyambut,
bahkan Laras meletakkan tangannya di dada Pram.
Merasakan tangan Laras yang berada di dadanya, Pram menghentikan ciumannya,
Ia menarik diri,
" kau sadar apa yang akan terjadi selanjutnya ras??" tanya Pram, ia tidak mau melukai Laras,
Ia tidak mau dianggap kurang ajar karena tidak bisa menahan hasratnya.
Laras tidak menjawab, namun tangannya terus bergerak ke arah leher Pram,
Deg..
pram tidak bisa berhenti lagi sekarang,
dan rasanya ia sudah tidak mampu untuk menghentikan dirinya yang sudah meluap itu.
langsung main todong aja si bapak nih
apalagi bininya pake acara yg terencana hanya demi anak keduanya si Elang
heran sama modelan orang tua gini