pada zaman dahulu kala, di semenanjung barat. terdapat sebuah kerajaan bernama kerajaan kamra, kerajaan itu di pimpin oleh bala kamra dan istrinya bernama Dwi kamra.
suatu hari, Dwi kamra melahirkan seorang anak bernama Ruy kamra, ia memiliki 3 kepribadian yang berbeda. sehingga, Ruy kamra di anggap ancaman oleh pamanya yang bernama Aden kamra. ia di buang oleh pamanya, yang di bantu istrinya ayu kamra. ia meminta bantuan penyihir kerajaan. mereka bekerja sama, untuk membuang Ruy kamra yang masih kecil itu, di sebuah hutan rimbun yang jauh dari kerajaan.
bagaimana kelanjutanya ?
apakah ruy kamra berhasil kembali ke kerajaan ?
simak novelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berhadapan dengan Jin Hutan
Sin, sang Koloni jin pemimpin hutan
Dengan mata yang merah menyala. Sin memandang Ruy kamra, ia melihat aura yang begitu besar di dalam tubuhnya. " tidak. tunggu, anak ini bukan sembarangan." ucap sin yang bingung.
Ruy kamra terdiam melihat Sin. "aku tak pernah melihat jin di hutan ini, kenapa bisa kau berada di sini ?" ucap Ruy penasaran.
"jika kau Ingin melewati wilayahku, kau harus berhadapan dulu denganku." ucap sin.
Sin bergerak bagaikan bayangan, ia menebaskan pedangnya ke arah Ruy kamra, dengan hasil latihan nya bertahun-tahun. Ruy kamra telah mempelajari ilmu panca indra, di mana, ia peka terhadap suara dan getaran.
dengan mudah, Ruy kamra mengelak serangan jin itu walau tak terlihat.
Ruy kamra membalaskan serangan jin itu, dengan pukulan angin nya. Jin itu menghilang bagaikan asap, ia tak dapat di sentuh.
"pasti ada cara, untuk mengalahkannya." ucap Ruy kamra.
Ruy kamra melompat dari pohon ke pohon. bagaikan kera, ia menyerang sin yang melayang-layang. Ruy kamra mengeluarkan pukulan seribu angin. namun percuma, jin itu tetap tak dapat di sentuh.
"sudah cukup bermain anak muda." ucap sin.
sin menunjuk jarinya ke arah langit, ia menciptakan bola api besar. gumpalan api itu seperti bola raksasa yang akan menghantam Ruy kamra.
"apakah, kau bisa mengelaknya ?" ucap sin pemimpin jin koloni hutan.
Sontak, jin yang berada di hutan ketakutan, akibat sin yang berlebihan. Mereka berlari berhamburan, mereka tak mau mati akibat terkena serangan sin.
"sejak kepergian raja siluman kera. wilayah hutan ini, mengalami kekosongan pemimpin. Aku menggantikan nya, sebagai penjaga hutan ini." ucap sin.
Sin menembakan api itu, bagaikan meteor yang akan menghantam bumi, Ruy kamra merasakan panas, api itu semakin dekat. Tiba-tiba, suara raja siluman kera muncul di telinga Ruy Kamara.
"Hay nak, aku ambil alih tubuhmu sebentar." ucap Yon raja siluman kera.
Api itu menghantam Ruy kamra dan terjadi suara ledakan. "bom.." suara ledakan itu.
sin tersenyum puas."anak itu pasti sudah mati."
betapa terkejutnya, Sin berdiri di atas tanah yang terbakar itu. dengan mata yang memutih dan baju yang hangus terbakar, Ruy kamra tertawa terbahak-bahak akibat serangan kecil itu.
"haha.. Apa ini ? Gatal." ucap Yon mengambil alih tubuh Ruy kamra.
Sin mendengar itu, ia marah dan merasa di remehkan. Ia mengeluarkan pukulan api nya, Ruy kamra membalas serangan itu dengan pukulan angin nya, Ruy kamra tertawa sempoyongan. Melompat dari pohon ke pohon.
Sin menebaskan pedangnya dengan cepat, Ruy kamra mengelak dan pedang itu menggoreskan luka di pipi Ruy kamra. Yon menjauh, ia melompat ke belakangan menjauhi Sin.
Ia mengumpulkan energi angin nya, ia berteriak dengan lantang. " aku adalah Yon raja siluman hutan ini." teriaknya.
Seketika, tanah bergetar. Mata Yon tertuju pada suatu pohon besar dan rimbun. " itu pasti sarang sin." gumam Yon dalam hati.
Yon mengeluarkan cakar angin nya, dari kejauhan. Ia mengibaskan cakaran itu, dan meluluh lantakan semua pepohonan.
"Tidak.. Rumahku." teriak sin.
Sin terperangah " apa ? dia adalah Yon ?" dengan terkejut dan tak percaya.
Yon mengancam sin."hentikan ! Atau, akan ku hancurkan semua jin yang tak bersalah di hutan ini."
sin tak percaya, Yon masih hidup. segera ia berlutut dan minta maaf kepada Ruy kamra.
"maafkan aku tuan. aku tak tau, jika engkau masih hidup." ucap sin yang berlutut.
seketika, Ruy kamra lemas tak berdaya. Yon tak mengambil alih tubuhnya lagi, Ia terduduk lemas di tanah.
"baiklah, aku memaafkan mu, akan tetapi. sebagai gantinya, kau harus menjadi pengikut Ruy Kamra." ucap Yon dengan lantang.
"taa..tapi." ucap sin dengan gugup.
"kalau tidak, kau akan ku bunuh sekarang." ucap Yon mengancam.
"baiklah tuan Yon, aku bersedia." ucap jin itu ketakutan.
Dan pada saat itu, Sin menjadi pengikut Ruy kamra, ia bersedia melatih Ruy kamra. agar, Ruy kamra bisa mengendalikan energi gaib dan ketika Yon mengambil alih tubuh Ruy kamra, ia juga bisa mengendalikannya.
Ruy kamra terduduk lemas, sin membantu Ruy Kamara untuk memulihkan energinya.
"apa yang terjadi ?" ucap Ruy kamra.
Ruy kamra terkejut, Sin menyentuh badan Ruy kamra, ia reflek memukul sin. sontak, sin terlempar agak jauh. "tuan, Apa yang kau lakukan." ucap sin menahan sakit.
"bukan nya, kau ingin membunuhku ?" ucap Ruy kamra terkejut.
"tidak tuan, aku sudah menjadi. pendampingmu." ucap sin panik.
Ruy kamra merasa tak percaya ucapan Sin.
Ia merasakan energi sin yang tak berbohong kepadanya.
"aku sudah mengakui kekalahanku, aku sekarang menjadi pengikutmu." ucap sin menunduk.
Ruy kamra terdiam sejenak. Lalu, ia menanyakan kepada sin." apa tujuanmu mengikuti ku ?" tanya Ruy kamra.
"tuan, aku akan membantumu, melatih semampu ku. agar, engkau bisa menyatukan energimu dengan tuan Yon sang raja siluman kera." ucap sin.
"baiklah aku izinkan kau menjadi pengikutmu, ucap Ruy Kamra.
Ruy kamra sudah pulih dengan bantuan sin, ia menyalurkan energi penyembuhan nya kepada Ruy Kamra.
Sin menghilang dari pandangan Ruy kamra. akan tetapi, ia selalu mengawasi Ruy kamra kemanapun ia pergi. Ruy kamra bergegas mengumpulkan kayu-kayu yang hancur itu dan kembali ke gubuk.
Sesampai di gubuk, Ruy kamra di kagetkan melihat nenek Yuni yang terkapar di lantai.
"nenek.." teriak Ruy kamra.
"kamu sudah pulang nak." ucap nenek Yuni dengan lemas.
"nenek kenapa ? Nenek bangunlah." cap Ruy kamra sedih.
Ruy kamra mengangkat nenek Yuni, ia merebahkan tubuh nenek Yuni di tempat tidur. Nenek Yuni tak berdaya, ia lemah dan sakit akibat umurnya yang sudah tua. Ruy kamra bergegas memasak bubur dan ia menyuapkan bubur itu ke nenek Yuni.
Nenek Yuni Tersenyum, ia menatap Ruy kamra dan memegang pipinya. "Ruy, kamu ingat dulu. Ketika sakit nenek yang selalu memelukmu." ucap nenek tersenyum.
Ruy kamra menangis, ia tak mau kehilangan nenek Yuni. "nenek, jangan berkata seperti itu." ucap Ruy kamra sedih.
Ruy memegang kening nenek yuni dengan telapak tanganya. "badanya panas." ucap Ruy.
Ruy kamra pamit kepada nenek Yuni." nenek tunggu di sini, aku segera kembali." ucap Ruy.
"Ruy, kamu mau ke mana ?" ucap nenek Yuni panik.
"aku akan pergi ke hutan, mencari obat buat nenek." ucap Ruy kamra tersenyum.
Ruy kamra bergegas pergi ke hutan, Ruy kamra mencari tumbuhan herbal, Ruy kamra berjalan cukup jauh, ia menelusuri hutan. Tiba-tiba, Ruy kamra melihat sekelompok laki-laki memakai topeng yang mengepung seroang gadis.
Gadis itu dengan santai berkata lantang." jangan mendekat, atau kalian akan mati."
Ruy melompat jauh di atas pohon, ia akan menyaksikan pertarungan gadis itu menghadapi mereka.