"sugeng rawuh dhateng desa kembangan, sinten mlebet mboten saget medhal".
kalimat pertama yang ryuka dengar ketika memasuki desa kembangan yang penuh misteri.
Dapatkah ia memecahkan misteri asal usul desa kembangan yang penuh kutukan dan menggagalkan ritual kehidupan abadi nyai gandari?
Yuk baca bab-bab selanjutnya yang penuh teka-teki dan misteri ini dicerita kisah nyai gandari✨
_happy reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RoroAyu_Kimberly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RITUAL PENYATU JIWA
penjagaan yang ketat membuat Ryuka serta jimin harus waspada.
" di belakang ada dinding pembatas yang menghubungkan ke halaman belakang, mungkin kita bisa lewat sana! " bisik Ryuka.
" apa tidak ada penjaga di balik dknding itu? " jimin Sedikit ragu.
" kita coba dulu"
Dengan berhati-hati, mereka mengendap-endap dan melongok ke dalam. dari balik dinding itu hanya setinggi satu Meyer, mereka bisa melihat keadaan di dalam yang begitu sepi.
" naik ke punggungku! " ucap jimin.
Ryuka naik ke punggung jimin dan melompat masuk. lalu jimin dengan mudah melewati dinding itu.
Srek.... srek... srek....
terdengar langkah kaki mendekat.
" sembunyi! "
Dengan sigap jimin menarik Ryuka. mereka bersembunyi di balik tumpukan kayu..
Tampak tiga orang pelayan wanita berjalan melewati tempat persembunyiannya n mereka.
" ayo kita ikuti mereka"
sampailah mereka di sebuah kolam yang berada di samping taman belakang. ke tiganya melepas pakaian yang mereka kenakan. kemudian berendam dalam air kolam yang tidak terlalu dalam itu.
mereka seperti melakukan sebuah ritual kecil. tidak luput dari bunga. selalu saja ada bunga yang ditabur taburkan.
" aku akan mengambil salah satu pakaian dari mereka, " ucap Ryuka
" eh bagaimana dengan mereka nanti jika tidak ada pakaian... "
" tidak perlu di pikirkan, yang penting aku sudah mendapatkan Peran sebagai pelayan! "
dengan berhati-hati, Ryuka mengambil sebuah kebaya kuning beserta jarik. kemudian kembali ke tempat jimin berada.
" apa yang akan kau lakukan! "
" jangan pura-pura bodoh, kang! tentunya baku akan menggantikan pakaianku ini dengan kebaya pelayan itu "
"oh... "
" jangan cuma oh saja! cepat menghadap ke sana, biar aku bisa segera mengganti pakaiannku! "
Jimin pun membelakangi Ryuka. dalam sekejap Ryuka sudah memakai kebaya kuning itu.
" kang jimin bisa tjdak menggelung rambutku? ".
Ryuka tidak bisa menggelung rambut. ia harus terlihat rapi agar tidak di curigai.
" hmm.. bisaa! "
untung saja jimin bisa membantu Ryuka menggelung rambutnya, sehingga kini Ryuka tampak berpenampilan sama dengan para pelayanan.
" sekarang kita harus sembunyikan bajuku. jangan sampai ada yang melihatnya. "
mereka meletakkan pakaian Ryuka si balik batu.
" kang jimin ikuti aku saja! kita masuk lewat pintu itu! "
" apa tidak berbahaya? " jimin masih meragukan keputusan Ryuka.
" ikut saja! "
Jimin berjalan di belakang Ryuka. Ryuka berjalan dengan santai melewati beberapa orang pelayan lain
" hei kamu! tunggu! " seorang wanita memanggil.
Ryuka menghina langkahnya.
" sudah dapat tugas belum? ". tanya wanita itu..
"belum, mbak! " jawab. Ryuka
" kamu bantu di dapur saja! hari ini banyak kerjaan, jadi di dapur kurang orang"
"oh iya..."
" siapa laki-laki itu? " tanya nya.
" oh, dia Abdi baru mbak! Nyai Gandari menyuruhku mengantarkan nya pada aditama untuk berlatih ".
" kalau begitu ikut aku! "
Wanita itu berjalan terlebih dahulu. jimin masih memandang ke arah Ryuka. dia tak mengerti apa yang ada di dalam pikiran gadis itu.
" ikuti dia. katakan saja pada aditama kalau kau Abdi baru selebihnya kau pikirkan sendirimu, " bisik Ryuka.
Jimin pun mengikuti wanita itu. sementara Ryuka masih mencari di mana letak dapurnya. sampai ia mencium bau masakan yang sangat lezat. ia pun memasuki ruangan itu.
para pelayan menoleh ke arahnya.
" maaf saya pelayan baru. apa yang bisa saya kerjakan? " tanya Ryuka.
" oh kamu silahkan, bisa bantu tolong di sebelah sana! "
" baik mbak! "
Ryuka mengikuti arahan mereka. setelah selesai semua, masakan di tata rapi di atas nampan.
mereka Masing-masing membawa nampan. kemudian keluar dapur dan menuju tempat perjamuan. Ryuka berada di barisan paling belakang dengan nampan berisi dup daging yang menggiurkan.
mereka menata hidangan di atas meja besar. kemudian kembali ke belakang
ketika Ryuka dan pelayan kain berjalan. Tiba-tiba mereka di kejutkan dengan kedatangan kedua pelayan wanita yang nampak buru-buru dengan muka panik.
" Sinta, dewi, ada apa? mana Sukinah? kok tidak bareng kalian? bukannya kalian melakukan ritual penyucian bertiga? "
"eh anu mbak Rani, pakaian Sukinah hilang! jadi kami mau ambilkan dia kebaya dulu. kasihan dia masih menunggu di kolam belakang! " jawab dewi.
sinta dan dewi buru-buru pergi berlari menuju kamar.
"kok aneh ya? kenapa bisa hilang ya? "mereka saling ber bisik-bisik.
Ryuka mencoba tenang. meski sedikit gelisah, takut jika ketahuan. untung saja pakaian mereka semua sama.
para pelayan sekarang berkumpul dalam satu tempat. mereka semua berbaris rapi
Seorang wanita muncul dari balik pintu.
" apa kalian sudah selesaikan tugas kalian semua? 'tanya wanita yang memakai kebaya berwarna hijau muda.
" sudah" jawab mereka kompak.
kemudian wanita itu mengecek senua pelayan. setelah di rasa sudah rapi dan berpakaian lengkap senua, ja memberikan masing-masing dari mereka sebuah mangkuk berisi cairan merah kental yang baerbau anyir.
" ayo kita segera berkumpul di tempat ritual! " perintahnya.
mereka ssmua mengikuti langkah wanita itu.
Sampailah mereka di sebuah ruangan tanpa atap. di sana para Abdi lelaki shdah berkumpul.
sebagian dari mereka mengenakan surjan dengan motif lirik hitam, dan bawahan kain jarik yang dililitkan di pinggang, serta di kepalanya mengenakan blangkon. mereka juga membawa tombak.
sebagian lagi berpakaian beskap berwarna hitam polos, dengan bawahan kain jarik. sebilah keris di selipkan di pinggang Masing-masing.
mereka semua menghadap ke satu arah. di hadapan mereka terdapat dua buah kursi kayu berukir. di kanan dan kirinya berbagai hiasan rangkaian bunga dan rangkaian janur yang melengkung
banyak taburan bunga di tanah. lilin-lilin menyala di sekeliling ruangan.
tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki makin mendekat, di barengi iringan gendhing Jawa yang membuat bulu kuduk merinding.
Nyai Gandari memasuki ruangan sambil menabur-naburkan bunga.
Ryuka memperhatikan dengan seksama. sambil menyelidiki, mencari keberadaan Egi di kerumunan orang-orang itu.
Di belakang Nyai Gandari, masuk lah seorang pria dan wanita yang berjalan beriringan.
wanita itu memakai kemben yang dililitkan pada bagian dada hingga bawah.
bawahannya memakai kain dodot rambutnya di sanggul dan di hiasi rangkaian bunga sederhana.
diaadalah Roro Arimbi, wanita bertaring dan bermata putih yang pernah Ryuka lihat di halaman rumah Nyai Gandari waktu itu.
sedangkan pria di sampingnya bertelanjang dada. dengan bawahan kain dodot ia juga memakai kalung dari rangkaian bunga melati.
'mas Egi? '
Tubuh Ryuka semakin gemetar ketika melihat wajah pria itu yang ternyata adalah Egi.
mereka berdua duduk di kursi yang sudah di siapkan.
Nyai Gandari memberi keduanya Masing-masing secangkir ramuan. mereka pun meminumnya.
kemudian Nyai Gandari menyiram keduanya dengan air kembang tujuh rupa.
" kowe loro manunggal ing sini wadah. manunggal ing rong alam. ngeladeni gusti pangeran Prakas Bhayangkara. yen bebarengan ora bakal pisah. abdi ing nyawa lan raga. siji sijine pisah yaitu pati"
(kalian berdua bersatu dalam satu tempat. menyatu dalam dua alam. menjadi abdo gusti pangeran Prakas Bhayangkara. Jika bersatu tidak akan terpisah. abadi dalam jiwa dan raga. satu-satunya oemisah adalah kematian)
mendengar kalimat yang terucap dari Nyai Gandari. perasaan Ryuka semakin tidak menentu. jantung nya berdegup kencang.
Diam-diam ketua peluan wnaita uang memakai kebaya hijau memperhatikanmu gerak-gerik Ryuka.
'siapa gadis itu? kenapa aku baru melihatnya di sini? nampaknya dia gelisah. dari raut wajahnya yang terlihat tegang, mungkin dia pelayan baru' pikir wanita berusia 37 tahun itu.
Selesai membaca mantra menyatu jiwa, Nyai Gandari mengambil sebilah pisau. perlahan menggores pergelangan tangan Roro Arimbi. setiap tetesan darahnya di tampung dalam sebuah wadah.
lalu Nyai Gandari juga menyayat pergelangan tangan Egi, kemudian daeahnya di tampung pada wadah yang sama.
Ryuka tak tahan lagi membendung air matanya. ia tak habis fikir, kenapa orang-orang begitu tenang melihat kejadian itu.
Rabi menyenggol tangan Ryuka. memperingatkan agar tetap tenang.
" aku tahu in pertama kali kamu melihat ritual semacam ini, ku hafal kau akan terbiasa engan semuanya, karna banyak hal yang lebih mengerikan dari pada ini" bisik Rani.
" minumlah! " Nyai Gandari menyodorkan wadah berisi darah iu pada Roro Arimbi.
wanita bermata putih itu, meminum darah itu dan menyisakan separo untuk Egi.
tiba saatnya Egi harus meminum drah itu, hampir saja Ryuka berlari ke depan dan mencegahnya, namun ia masih berpikir ulang untuk melakukannya. ia gak mau penyamaran gagal dan berakhir sia-sia.
' tenang, sebelum ritual perkawinan itu di laksanakan, aku rasa masih ada kesempatan untuk menyelamatkan mas Egi! " bisiknya dalam hati.
Satu per satu pelayan wanita maju dan membasuh kaki Egi serta Roro Arimbi dengan cairan dalam mangkuk yang mereka bawa.
tibalah giliran Ryuka untuk maju. dengan langkah gemetar, Ryuka mencoba tegar. sampai di hadapan Egi, ia berjongkok menyiram cairan yang mirip darah itu pada kaki Egi.
" mas Egi! " bisik Ryuka lirih.
berharap Egi sadar dan mendengarnya.
tatapan Egi masih kosong. seakan tiada jiwa dalam raganya.
Ryuka berdiri dan sekilas menatap mata egi .
" mas, sadarkah! " bisiknya lagi.
kemudian Ryuka kembali ke barisaannya.
Setelah semua rangkaian acara dilakukan , ritual penyatu jiwa sudah selesai. mereka semua bubar dan kembali ke tugas Masing-masing.
" kenapa kau tadi lama sekali? " tanya dewi pada Ryuka saat mereka berjalan beriringan.
" A-aku gugup! aku baru pertama melihat kejadian seprti iyu! "jawab Ryuka..
Dewi melirik sekilas lalu pergi.
' semoga dia tidak curiga' batin Ryuka.
seseorang menepuk pundaknya, Ryuka menoleh.
" apa kau pelayan baru di sini? " tanya ketua pelayan wanita.
" iya, mba"
" siapa namamu? "
"mita mbak! " jawab Ryuka.
" kalau begitu ikut aku! aku akan mengajarimu bagaimana cara membersihkan kamar Nyai Gandari. setiap pelayan pasti punya giliran untuk membersihkan kamar! "
" baik mbak! "
" kamu bisa panggil aku mbak jum. aku sudah sangat lama berada di sini. kalau kau butuhkan bantuan bisa kau tanya padaku! "
" Terima kasih, mbak jum"
mereka memasuki kamar Nyai Gandari. sebuah ruangan yang luas dan megah.
Ada satu ranjang besar yang tertutup tirai putih transparan.
di sebelahnya ada juga lemari besar dan meja rias dengan laci di bawahnya
mbak jum mulai mengajari Ryuka membersihkan kamar Nyai Gandari.
" ingat! jangan pernah kamu buka lemari itu! "kata mbak jum
" iya, mba"
Ryuka membungkuk saat membersihkan danang tempat tidur. sehingga kalung di balik bajunya keluar.
Mbak jum memperhatikan liontin di kalung Ryuka. ia melihat dengan seksama.
terpaksa deh...nikah sm org jahat