NovelToon NovelToon
Selamat Dari Tumbal Pesugihan

Selamat Dari Tumbal Pesugihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alin26

Entah dari mana harus kumulai cerita ini. semuanya berlangsung begitu cepat. hanya dalam kurun waktu satu tahun, keluargaku sudah hancur berantakan.

Nama aku Novita, anak pertama dari seorang pengusaha Mabel di timur pulau Jawa. sejak kecil hidupku selalu berkecukupan. walaupun ada satu yang kurang, yaitu kasih sayang seorang ibu.
ibu meninggal sesaat setelah aku dilahirkan. selang dua tahun kemudian, ayah menikah dengan seorang wanita. wanita yang kini ku sebut bunda.
walaupun aku bukan anak kandungnya, bunda tetap menguruku dengan sangat baik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Semua berawal di suatu malam, terdengar suara teriakan dari Gabriel, yang menempati bekas kamar leon. Om Pras yang saat itu masih terjaga, bergegas lari ke kamar Gabriel. Namun, langkahnya terhenti saat tak bisa membuka pintunya.

Tak lama kemudian, Tante Dewi, istri Om Pras, terbangun dari tidurnya. Lalu menghampiri kamar Gabriel, diikuti Martha.

Om Pras terus berusaha membuka pintu sekuat tenaga, tapi belum juga berhasil. Sementara itu, Tante Dewi memanggil nama anaknya terus menerus. Namun, tidak ada jawaban dari dalam, hanya suara teriakan yang terdengar.

Di tengah kepanikan, Om Pras kembali ke kamar untuk mengambil ponsel. Lalu, menelepon Mbah Warno untuk meminta bantuan. Beberapa kali dia coba, tapi tak ada jawaban. Hingga entah berapa kali, sampai akhirnya diangkat.

Mbah Warno bilang kalau Siluman Ular itu sudah kembali. Kini sedang mengincar Gabriel untuk dibawa ke alamnya. Om Pras yang mendengar ucapan Mbah Warno seketika itu lemas. Saat Tante Dewi bertanya pun, dia tidak menjawabnya. Tak mau membuat situasi semakin runyam.

Dengan bantuan Mbah Warno, pintu itu berhasil dibuka. Saat membuka pintu, mereka disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa menakutkan. Gabriel sedang melayang di atas tempat tidur, dalam posisi terlentang. Dia terus mengerang kesakitan dan meminta tolong. Kondisi kamar pun terlihat berantakan dengan barang berserakan di lantai.

Brug!

Tubuh Gabriel tiba-tiba terlempar, menghantam lemari pakaian. Spontan Om Pras menghampiri anaknya itu yang sudah tergeletak di lantai dekat lemari. Darah segar mengalir dari kepalanya. Tangisan Martha dan Tante Dewi pun tak tertahankan.

Om Pras menggotong Gabriel ke luar, lalu membawanya ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan, Gabriel masih tidak sadarkan diri. Tante Dewi duduk di sampingnya, sambil menutupi luka di kepala Gabriel dengan pakaian.

Sesampainya di rumah sakit, Gabriel langsung dibawa ke UGD. Beruntung ada dokter yang sedang bertugas. Sehingga dia bisa ditangani dengan cepat.

Gabriel mengalami cidera tengkorak kepala yang cukup parah. Dokter menyarankan untuk segera dilakukan operasi. Om Pras dan Tante Dewi pun setuju, asalkan anaknya bisa selamat.

Setelah kurang lebih empat jam, dokter akhirnya ke luar dari ruang operasi. Mengabarkan kalau operasinya berjalan lancar. Namun, Gabriel belum sadar dan dipindahkan ke ruang perawatan.

"Seharian itu, gak ada yang berani pulang ke rumah kamu," ucap Om Pras.

"Kita semua takut, kalau Siluman Ular itu akan melakukan hal yang buruk lagi," lanjutnya.

Saat itu, Om Pras terpaksa harus jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi di rumahku. Kemudian mulai menceritakan pada Tante Dewi dan Martha. Tante Dewi sangat terkejut setelah mendengarnya dan meminta untuk segera pindah dari rumahku. Om Pras pun tak bisa menolak permintaan istrinya itu. Semua demi keselamatan keluarganya.

Sementara itu, Mbah Warno mengabarkan kalau amarah Siluman Ular itu sangat besar. Siluman Ular itu pun meminta tumbal nyawa sebagai gantinya.

"Maksudnya, Gabriel?" tebakku.

"Iya, dia pengen Gabriel," balas Om Pras.

"Lalu, gimana Gabriel bisa selamat, Om?" tanyaku.

"Mbah Warno pun melakukan perundingan dengan Siluman Ular itu."

Sebuah perundingan yang cukup alot. Hingga akhirnya Siluman Ular itu sepakat untuk tidak mengambil nyawa Gabriel. Namun, sebagai gantinya dia meminta tumbal hewan selama 30 hari. Bukan hanya itu saja, dia juga akan tetap tinggal di sana.

"Om Pras setuju?" tanyaku.

"Terpaksa, Novita. Soalnya gak ada jalan lain," balas Om Pras.

"Maafin Om, gak bisa jaga rumah kamu," lanjutnya.

"Gak apa-apa, Om. Lagian pas Novita ninggalin rumah itu, gak ada rencana sama sekali untuk balik ke sana. Novita trauma sama semua kejadian lima tahun lalu."

*

Tepat di hari ke-30, setelah ritual penumbalan hewan itu dilaksanakan, Gabriel pun tersadar dari komanya. Ingatannya sempat hilang beberapa minggu. Namun, yang membuat aneh adalah dia selalu menyebut-nyebut nama seseorang.

"Siapa?" tanyaku

"Lastri," balas Om Pras.

"Lastri ...." Aku cukup terkejut mendengar namanya.

"Kamu kenal?" tanya Om Pras.

"Lastri itu perempuan cantik yang nyelamatin Novita beberapa kali dari kejaran Siluman Ular itu," jelasku.

"Gabriel bilang, selama koma sosok itulah yang menemaninya di ruangan gelap. Dia terus meminta Gabriel agar tetap tenang dan tidak menangis," ucap Om Pras.

Aku kembali teringat dengan pertemuan tetakhir dengan Lastri. Ingin sekali rasanya bertemu dia lagi, walaupun kini sudah lima tahun berlalu. Dalam hati kecilku selalu berharap, dia bisa terbebas dari tempat Siluman Ular itu.

"Apa jangan-jangan kamu juga tau tempat apa itu?" selidik Om Pras sambil menatapku.

"Tempat Siluman Ular, Novita sempat dua kali dibawa ke sana," balasku.

"Novita dan Gabriel termasuk orang beruntung yang bisa pulang dengan selamat dari tempat Siluman Ular itu. Di sana banyak banget orang-orang yang terjebak dan gak bisa ke luar. Mereka juga disiksa dengan sangat kejam," sambungku. Tiba-tiba aku teringat dengan Leon dan Kevin. Bagaimana nasib mereka sekarang?

"Ada apa, Novita?" tanya Om Pras ketika melihatku terdiam.

"Ah, enggak," balasku.

"Selanjutnya gimana, Om?" imbuhku.

"Kamu bisa liat sendiri nanti, gimana kondisi rumahmu. Selama lima tahun, gak ada yang berani tinggal di sana."

"Duh, Novita gak berani ah, Om. Gimana kalau Siluman Ular itu tau kedatangan Novita. Yang ada ntar Novita gagal nikah," balasku.

"Loh? Kamu mau nikah?"

"Iya, maaf daritadi Novita lupa bilang. Soalnya dengerin cerita Om Pras seru banget sih," balasku.

"Maksudnya Novita pulang ke Indonesia emang mau kunjungin makam bunda, buat minta izin untuk nikah," sambungku.

"Wah jadi berita baik, nih. Kapan rencananya? Terus pestanya bakal diadain di Indonesia, Gak?"

"Kapannya masih belum tau, Om. Tergantung dari pacar Novita. Tapi kayanya pestanya cuman di Jerman aja deh Om. Novita masih gak berani lama-lama tinggal di Indonesia. Takut," jelasku.

"Oh, pacarnya orang Jerman, Ya?"

"Iya, namanya Carlos."

"Ya udah, Om doain semoga lancar, Ya. Nanti Om kabarin juga ke keluarga besar ayah yang lainnya buat minta doa."

"Makasih, Om. Novita pulang dulu ya, Om. Makasih om udah urus usaha ayah selama ini."

"Iya, Novita. Kalau butuh apa-apa jangan lupa hubungi Om, Ya! Usaha itu juga kan harusnya punya kamu. Om cuman bantu-bantu dikit aja."

"Pakai aja uangnya untuk bantu keluarga besar ayah yang membutuhkan, Om. Kalau Novita sejauh ini belum perlu," balasku.

"Ya udah ya, Om. Novita pamit dulu, gak kerasa loh dah ampir tiga jam kita ngobrol." Aku pun bangkit dari kursi, begitu pula Tante Maria.

Setelah bersalaman, aku dan Tante Maria berjalan ke luar rumah. Di teras depan, ada Rio yang memasang wajah cemberut. Mungkin dia kesal menunggu kami mengobrol.

"Lama banget sih," ucap Rio pelan, sambil berjalan di sampingku menuju mobil.

"Makanya, masuk ke dalam. Ngapain di luar aja," balasku.

Kami pun masuk ke dalam mobil. Kulihat Om Pras masih berdiri di teras depan dan melambaikan tangannya saat mobilku pergi meninggalkan halaman rumahnya.

*

"Lagi mikirin apa sih, Novita?" tanya Tante Maria.

"Paling mikirin si Carlos," timpal Rio.

"Ih, enggak kok," elakku.

"Udah sampe mana ini?" tanyaku.

"Makanya jangan kebanyakan ngelamun," balas Rio.

"Baru masuk ke ruas tol menuju Jogja, Novita," balas Tante Maria.

1
Siti Yatmi
serem ih...kasian kevin sm leon...dijadiin tumbal..kaya sebentar doang..hidup ga lama mati..amit2
Raffa Rizki
Luar biasa
Siti Yatmi
serem ihh..kasian si mbok...
Siti Yatmi
kasian bunda juga jd korban....
Aditya Pratama
Bagus ceritanya
kagome
aq juga bisa klo cuma nasi sama mie apalagi masak aer pinter aq thor🤣
Siti Yatmi
ksian..pdhl dia ibu tiri yg baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!