"Antagonis? yap aku suka jika orang memanggilku dengan sebutan itu"
"Tapi.... apa setiap antagonis itu jahat? aku rasa tidak! mereka tidak jahat! hanya saja mereka ingin melindungi diri mereka sendiri dengan cara berpura pura jahat" ~Alice Deonandra Syaputri~
___________________________________
Alice Deonandra Syaputri Agraham. Putri dari keluarga Agraham, sang Bad Girl yang di pandang sebagai gadis yang jahat oleh orang-orang, bahkan dia di juluki sebagai Queen Bullying oleh seantero sekolah.
Dia di beri panggilan seperti itu bukan tanpa alasan yang pasti, Mereka punya alasan, alasan nya karna dia sering membully salah satu murid pintar kesayangan para guru, dan jangan lupakan dia juga kesanyangan seorang Arvin Arkasa.
Arvin Arkasa. Sang Bad Boy yang mempunyai sejuta pesona untuk memikat para wanita, tapi sayang dia merupakan orang yang dingin dan kejam terhadap orang lain tapi dia akan menjadi pribadi yang hangat kepada orang yang dia sayang seperti hal nya kepada Rhena.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PUTRY NABIELA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Laka Or Luka?
WARNING!!⚠️
Banyak kata-kata kasar Dan mengandung ke-kerasan! di harap bijak untuk membaca!
STOP UNTUK JADI PEMBACA BAYANGAN, TOLONG HARGAI PARA PENULIS DENGAN LIKE, RATE, DAN KOMEN NYA
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy Reading Guyss ❤️
...----------------...
"Ayah? lelaki yang sering kali mereka sebut dengan sebutan sang Hiro. Tapi tidak dengan Ayah ku, Ayah? Dia merupakan lelaki pertama yang membuat aku tak lagi percaya akan kata setia"~ Alice Deonandra
🍁🍁🍁
"Sedang apa anda di sini?" tanya Alice yang baru saja turun dari kamar nya
"Princes, kenapa kamu nanya begitu? Ayah kesini tentu ingin bertemu dengan kamu nak. Ayah rindu sama kamu sayang" ucap seorang laki-laki paruh baya yang baru bangun dari duduk nya di singgel sofa yang ada di ruang tamu itu
"Heh! rindu?” Tanya Alice yang terkesan mengejek
“Ck ck. Anda cuma rindu sama Saya kalau sudah puas sama yang lain? iya gitu kan?" Tanya Alice santai sambil memutar bola matanya malas
"Sayang gak gitu, dengerin Penjelasan Ayah dulu" ucap Reno. Ayah Alice
"Apa yang harus saya dengar? Tidak ada yang harus saya dengar kan tuan!" ucap Alice dengan intonasi suara yang lebih tinggi dari sebelumnya
"Alice turunkan nada bicara mu, dimana sopan santun mu hah?!" tanya Reno geram
"Sopan santun? saya tidak mempunyai sopan santun tuan, Kenapa anda menanyakan itu kepada saya?, anda jangan menanyakan sopan santun kepada saya karna orang tua saya tidak pernah mengajarkan itu semua terhadap saya! anda paham!?" Jawab Alice dengan tenang tapi mampu membuat secuil rasa penyesalan di hati Reno
"Sudah lah tuan, anda tidak perlu repot-repot menemui saya kembali, anggap saja saya sudah mati dan anda hanya memiliki satu Puteri dan satu istri" Ucap Alice dan berlalu pergi menaiki setiap anak tangga untuk masuk ke dalam kamarnya
"Alice!! Terserah kamu! Saya kesini cuma mau bilang kalo mulai minggu depan saya dan 'mereka' akan pindah kesini! Kita akan tinggal bersama! kamu paham!" ucap Reno sebelum Alice benar-benar berlalu pergi dari pandangan nya
****
Sementara di dalam kamar gadis itu, kamar yang semula terlihat rapi, kini berubah menjadi sangat lah berantakan dengan berbagai macam barang yang sudah berserakan di lantai, dan tak lupa dengan beberapa beling yang berceceran di sana
Prang....
Bukh....
Prang...
"Akhh....” Pekik Alice setelah puas melempar semua barang barang yang ada di sekitar nya
“Sial!! Sial!! Sial!!!!" teriak Alice sembari terus melemparkan semua barang-barang yang ada di kamar nya itu
"Kenapa? Kenapa hidup gue gini banget!, ini semua gara-gara ada Mereka!, sebelum Mereka dateng ke hidup gue, keluarga gue aman-aman aja! gue juga hidup bahagia! ini semua gara gara Mereka! awas aja Kalian!, gue gak akan biarin Kalian hidup tenang selama di sini!" murka Alice dengan wajah datar beserta senyum miring khas nya
Drtt...
Drtt....
Getaran headphone miliknya membuat semua lamunan nya buyar, wajah yang awal nya menunjukan raut wajah marah, kini terganti menjadi jengkel.
"Ck siapa sih ganggu orang aja" gerutu Alice sebal, namun gadois itu tetap mengambil handphone nya yang ada di atas nakas
"Arvin? Ngapain dia nelfon gue Sore-sore gini?" gumam Alice saat melihat nama yang tertera di dalam layar handphone nya
"Ahh bodo amat lah, yang penting mahluk luar angkasa gua ada kabar. Jarang jarang kan?" Gumam Alice dan langsung mengangkat telfon dari Arvin
...Arvin angkasa👽🛸...
It's calling...
"Halo, Avin. tumben kamu nelfon aku Sore-sore gini, ada apa?" Tanya Alice To the points.
Suaranya memang terdengar lembut, namun ekspresi wajah nya terlihat sangat jengkel dan malas.
"Nyokap gue pengen ketemu lo, gue jemput sekarang" jawab Arvin sekena nya
"Oke, akku siap siap dulu ya~"
Belum sempat Alice menyelesaikan kalimat nya, namun dengan tega nya Arvin langsung memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak.
"Heh selalu saja seperti ini" ucap Alice sambil tersenyum miris
“Kalau bukan karena wasiat Bunda, gue gak akan sudi juga buat jadi tunangan lo” Gumam Alice dengan geram.
****
Dan setelah sedikit melalui Drama dengan Arvin, akhirnya disini lah sekarang Alice berada. Di kediaman keluarga Arkasa, keluarga Arvin tepatnya.
"Alice!! Ayo makan yang banyak sayang! mama udah masak banyak loh" ucap Lastri. Mama Arvin
"Mama, Alice tuh beneran udah kenyang. Tadi mama ngambilin nya banyak banget jadi Alice ke kenyangan" rengek Alice pada Lastri yang terlihat sangat menggemaskan di mata mereka - terkecuali Arvin yang merasa jengkel sekarang.
Alice dan mama arvin memang sangat lah dekat, mereka sudah seperti ibu dan anak kandung, Alice sendiri sudah kenal dengan keluarga Arvin sedari kecil, karena mama Arvin adalah sahabat dekat dari sang ibunda
"Gak mau tau! Pokok nya Alice harus makan yang banyak titik!!" ucap Lastri
"Pahh!!" rengek Alice yang berpindah kepada Hendri. Papa dari Arvin
"Udah mah, kasian Alice. Nanti dia pingsan karna kekenyangan lagi" lerai Hendri yang melihat kelakuan istrinya dan 'calon menantunya
"Dasar! Emang cocok kalian jadi menantu dan mertua udah couple deh pokok nya" ucap Lastri sinis.
Tidak. Lastri sama sekali tidak marah melihat kedekatan antara suami dan anak sahabat nya itu, lastri justru merasa sangat senang saat melihat Alice yang tertawa bahagia saat ada di dekat mereka.
"Hihi mamah bisa aja deh” Ucap Alice yang tersenyum lembut
“Emm Mah, udah malem aja nih, padahal tadi pas kesini masih sore. Alice pulang dulu ya udah malem nih" ucap Alice sambil melihat jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangan nya
"Gak nginep aja?" Tanya Hendri yang menghentikan acara makan nya
"Nggak ah pah, kan besok sekolah" jawab Alice yang di angguki oleh Hendri
"Yaudah, Arvin sekarang kamu harus anterin Alice pulang ke rumahnya sana" timpal Lastri
"Iya mah" jawab Arvin pasrah dan langsung pergi keluar terlebih dahulu tanpa menunggu Alice yang masih berpamitan
"Alice pulang dulu yah mah! pah!, Bye" pamit Alice sembari melambai lambaikan tangan nya
"Daah, hati-hati" jawab Lastri sembari ikut melambaikan tangannya
****
Di perjalanan pulang, lebih tepatnya di mobil Arvin.
Hening... hanya ada keheningan di antara dua remaja itu, hingga ada sebuah suara yang menghancurkan suasana canggung yang sama sekali tidak nyaman sedari tadi
"Avin" panggil Alice untuk memecah keheningan yang ada panggilan nya hanya di tanggapi oleh gumaman tak jelas
"Avin kenapa harus pacaran sama Rhena" tanya Alice lirih takut menyinggung perasaan Arvin tanpa memikirkan 'perasaannya sendiri
"Bukan urusan lo" tukas Arvin dengan jengkel
"Tapi kan aku tunangan Avin" jawab Alice tak senang
Ckitt...
Bunyi decitan ban mobil dengan aspal yang bertubrukan karena di rem secara tiba tiba, sangat mengekjutkan bagi Alice yang tidak siap
Dukh
"Auu" ringis Alice karna kepalanya terbentur dashboard mobil akibat Arvin yang mengerem secara tiba-tiba
"Avin kenapa gak hati hati~" keluh Alice
"Lo bisa diem gak sih!! Gue cape! Kenapa lo harus bahas itu-itu terus! Ini hidup gue jadi stop ngurusin kehidupan gue paham!!" Bentak Arvin
"Tapi kan aku~"
"Turun!!"
"Hah?" Alice menatap Arvin tidak mengerti
"Gue minta lo turun sekarang juga! karna gue mau Jemput Rhena dan makan malam bersama!!" Tekan Arvin tanpa melihat ke arah Alice
"Tapi ini di mana avin?, aku gak tau ini tuh daerah mana. Nanti kalo aku kenapa napa gimana?" tanya Alice yang merasa jengkel akibat perlakuan Arvin
"Gak peduli!, sekarang cepat turun!!" Desak Arvin
"Huft oke, aku turun sekarang, hati-hati" ucap Alice yang mengalah, lalu dengan segera ia turun dari mobil Arvin dengan berat hati dan langkah yang gugup, karena tempat ini begitu gelap dan sunyi
"Selalu saja begini, di tinggal tengah jalan cuma buat nemuin 'sang pujaan" ucap Alice lirih, sembari tersenyum miris sambil menatap mobil Arvin yang melesat jauh tak meninggalkan jejak
"Dulu aja dia selalu baik ke gue, manja ke gue. lah sekarang? natap aja kaya ogah, biasanya kalo gue udan ngomong pake aku-kamu pasti Arvin makin manjain gue tapi sekarang... heh udah lah" ucap nya sambil berjalan untuk mencari tumpangan agar bisa keluar dari jalan yang teramat gelap ini
Alice berjalan sambil melamun di tengah jalan yang sepi ini hingga tanpa dia sadari ada sebuah kendaraan yang melaju ugal ugalan dengan kacang dari arah belakang Alice hingga ahirnya
BRAK
BRUK
DUAKH
"Sakit dan...... Gelap"~
Kalimat terakhir Alice sebelum akhirnya tak sadarkan diri dengan darah yang membasahi tubuhnya
PRANG
“Hati hati Mah” ucap Hendri saat melihat sang istri tidak sengaja menjatuhkan piring hingga pecah belah
“Perasaan Mama kok ga enak ya pah?” Gumam Lastri yang memegang dadanya yang terasa tidak nyaman
“Mungkin Mama kecapean. Udah ayo istirahat dulu” Ajak Hendri kepada sang istri
"kayak ada sesuatu pah" ucap Lastri lagi
"gak ada apa apa mah, usah ayo masuk kamar aja. Kita istirahat, pasti mama juga kecapean banget setelah nyiapin semua buat nyambut dan makan malam bareng Alice" ucap Hendri yang terus berusaha positif
"bener juga" jawab Lastri yanh berusaha untuk menenangkan pikiran dan hati nya yang terasa sangat tidak enak sekarang.